06. Scrict Parent

14 4 0
                                    

" Pah aku izin ke rumah temen ya"

" ngapain kamu kerumah temen, anak gadis tuh bagusnya diem di rumah"

" pah aku ikut eskul ya "

"ngapain kamu ikut sesuatu yang ga penting, lebih baik belajar yang bener. Ikutan kaya gitu gada hasilnya "

Perdebatan itu tak selesai sampai hari ini, namanya alluna gadis itu kini sudah memasuki umur 20 tahun. Ia adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya, bisa dibilang dia korban scrict parents. Orang tuanya sangat overprotektif padanya, awalnya ia masih bisa mamaklumi itu semua karna dulu usia ia masih dibilang remaja labil. Namun tidak untuk sekarang dengan umur 20 tahun, ia cukup mengerti dan cukup dewasa dalam segala hal.

"kamu kenapa si, akhir-akhir ini pulangnya selalu telat ga biasanya" tanya wanita paruh baya itu, yang ia sebut mamah

" tadi ngerjain tugas dulu mah" balasnya bohong, sebenarnya ia tidak mengerjakan tugas kampus. Namun ia sedang menyiapkan acara dalam organisasi kampusnya.

Kedua orang tuanya tidak tahu, kalau sebenarnya ia diam-diam mengikuti organisasi dan cukup terlibat dalam acara-acara kampus. Ia terpaksa berbohong tentang masalah ini, karna jika ia mencoba jujur endingnya pasti akan seperti dulu, di suruh keluar dari setiap kegiatan yang tidak penting menurut orang tuanya.

" luna, kamu mau kemana lagi. Baru juga datang udah mau berangkat lagi" tanya mamah

Luna menghela nafas, sial kenapa mamahnya bisa ada di ruang tamu jadi sekarang ia di hadapkan pertanyaan horor. " shit, gue belum mikirin alesannya lagi" ujarnya dalam hati

"di tanya sama orang tua tuh di jawab, bukan malah ngelamun sambil geleng-geleng"

" ee... anu mah, mau ngerjain tugas, nah iya ngerjain tugas sama temen" jawabnya gugup, "ga ada sejarahnya kuliah sampai malam luna" sambung pria paruh baya itu, papah alunna

" bukan kuliah, tapi tugas. Udah ya nanti aja introgasinya, luna udah ditungguin temen. Bye assalamualaikum" ucapnya langsung pergi dari hadapan orang tuanya.

" tumben lun, lo bisa keluar jam segini. Biasanya jam 5 belum pulang aja di teror mulu" ungkap Fina teman SMA nya, " Ini juga susah anjir, gue bela-belain buat ketemu kalian" jawabnya.

Sekarang luna sedang menghadiri acara reoni SMA nya, teman-temannya sangat hafal betul kalau alluna susah untuk sekedar diajak nongkrong atau main yang tidak penting.

"sumpah lo kayak penganten yang lagi dipingit lun, ga boleh kemana-mana" sambung Reza, "iya penganten yang gada calonna" ucap zenal di iringi dengan kekehan

"sialan lo" balas luna

" lagian apa lo ga stress diem aja di rumah, keluar kalo ngampus sama keperluan penting aja lun?" tanya inggit

Luna menghela nafas, " git, sumpah lo nanya gitu ke gue?" inggit mengangguk, " gue stress git stress banget kalo lo mau tau. Cape sebenernya gue kaya gini terus, mau gimana lagi gue ga bisa ngebantah. " ungkap luna frustasi.

"yang sabar ya lun, coba deh sekali-kali lo confess sama ortu lo. Bicarain yang baik-baik kasih mereka pengertian" ujar fina.

Pembahasan tentang orang tua inggit teralihkan karna acara sudah dimulai.

"eh itu si rizki kan ya ?" tanya reza,

Mereka semua menoleh ke arah yang ditunjukan Reza, "eh iya anzay, glow up juga sekarang" tukas Inggit

"Dulu dia cupu anjir, pantes aja Lo tolak lun. Skrng udah glow up, Pepet lagi aja" sambung Reza

Dulu saat SMA, pria yang bernama Rizki sempat mengatakan kepada Luna kalau ia menyukai nya. Karna Luna terlalu takut dengan orang tuanya yang melarang keras pacaran tanpa berpikir panjang ia tolak, bukan prihal Rizki cupu atau glow up nya. Ia sama sekali tak memandang itu semua, sejujurnya dulu Luna juga nyaman dengan Rizki, tapi apa boleh buat semenjak kejadian itu Rizki menjauh dari Luna.

"BERISIK ya Lo pada" ucap Luna

Sosok yang di bicarakan temannya akhirnya datang juga, " hai gais, gimana kabar kalian?" Sapanya

Inggit langsung menyonggol tangan Luna, " Lun jawab, itu nanya Lo anjir" bisik Inggit

" Eh...hai Ki, kabar baik. Lo gimana ?" Akhirnya Luna bersuara

" Wih mantep Ki, gue panggling liat Lo sumpah" sambung Reza

Canggung, itu yang di rasakan keduanya. Tapi sepertinya hanya Luna yang merasakan itu, jika di bilang rindu. Luna sangat merindukan sosok Rizki saat SMA dulu, semenjak kejadian itu Rizki seketika menjauh dan saat kelulusan tiba ia seolah menghilang tanpa kabar berita.

" Aku cariin kamu, ternyata disini sayang" suara centil itu mengalihkan fokus Luna, Reza dan Inggit.

Rizki langsung menjawab, " oh sorry ya by, aku nyapa temen lama. Oiya gais kenalin ini bianca tunangan gue, dan by ini ada Inggit, Luna, dan Reza temen SMA ku"

Bianca tersenyum Sinis pada Luna, " oh hai kalian, gue tunangan nya Rizki"

Jika boleh berharap dari pertemuan ini, Luna ingin sekali berlanjut seperti saat SMA. Tapi yang namanya harapan hanyalah sebuah harapan yang kadang tidak sesuai.

Menjadi anak berbakti adalah hal yang selalu dilakukan oleh alunna, karenanya ia kehilangan cinta tulusnya.

Waktu LuangWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu