26. Tautan kelingking kala itu

1 0 0
                                    

Bagiku, janji merupakan kata penenang dalam sebuah perasaan gelisah. Janji juga bisa menjadi sebuah hutang dalam waktu yang tak terhitung bulan.

Aku tak percaya janji, sebab dulu aku mempercayainya namun semua itu hanyalah bualan semata. Pria itu, adalah pria yang ku suka saat aku duduk di bangku sekolah dasar. Aku amat mengangumi nya, entah apa kelebihannya. Aku selalu suka ketika dia mengajakku bermain disaat teman sebayanya  tanding bola basket, bola futsal.

Dia pria yang mau menemaniku bermain masak-masak an, di saat teman sebayanya mobil-mobil an. Dia yang ku anggap kakak namun dengan berjalannya waktu berubah menjadi cinta pertama.

Dia adalah kak Ricky, Kakak kelas 3 tahun di atas ku sekaligus tetangga rumah ku.

"Kak, Ica boleh ikut kakak main bola ga ?" Tanya ku saat itu, "boleh, tapi nanti kamu tunggu di pinggir lapangan ya" jawabnya dengan senyum

"Kak Ricky nanti kalo udah dewasa bakal nikah ya? Kaya ayah bunda ?" Tanyaku polos, pertanyaan itu muncul saat melihat sinetron tv

"Iya dong, nanti kalo dewasa pasti pasang-pasangan" Jawab ka Ricky, "berarti nanti kalo kakak nikah, aku sama siapa?"

"Kan nanti kakak nikahnya sama Ica"balas kak Ricky
"Beneran kak?"
"Iyaa kakak janji, tunggu kakak ya! Ica jangan nikah sama orang lain dulu" kata ka Ricky sembari menautkan kelingkingku

Janji hanyalah janji, semenjak perpisahan nya kala itu. Aku tak pernah bertemu dengannya lagi, kak Ricky dan keluarga memutuskan pindah rumah ke luar Jawa. Ayahnya seorang TNI yang ditugasnya di sana.

Tak ada kabar berita tentang keluarganya, semua akses komunikasi seolah terputus. Entah mereka hilang kemana, bertahun-tahun aku menunggunya namun tak kunjung tiba diteras rumah.

Usiaku kini genap 25 tahun, di kampung ku usia tersebut jika belum menikah banyak menjadi bahan omongan. Perawan tua, tidak laku, punya selera ketinggian dan sebagainya, omongan itu seolah menjadi makanan sehari-hari ku di sini.

Bukan tak mau menikah, aku malah sangat ingin membina rumah tangga. Banyak pria yang dengan niat baik datang pada ayah, namun lagi-lagi ku tolak. Aku sudah tak percaya takdir ku bisa menikah dengan kak Ricky sesuai janji itu, namun sialnya sampai saat ini aku masi percaya janji itu, aku selalu yakin kak Ricky akan datang kembali menungguku di teras rumah seperti waktu dulu.

Kini sepertinya sia-sia, semua yang ku tunggu tak ada ujungnya. Ku dengar dari sanak saudara kak Ricky, ternyata ia sudah lama membina rumah tangga. Tak ada yang mengetahui kak Ricky menikah selain keluarga inti, Bi ida yang merupakan adik dari ibunya saja baru mengetahui Minggu ini saat mendapatkan kontak mereka.

Aku kesal dan aku menyesal. Orang yang ku impikan selama ini hanya sebuah angan, orang yang menyuruh ku untuk menunggu kini tak kunjung bertemu. Takdir ini lucu ya, tak bisa di tebak apalagi di rubah, janji yang dulu diucapkan hanyalah sebuah tautan kelingking kala itu. Ku ucapkan selamat! Ku berharap kau bisa  bahagia dengan semua pilih mu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Waktu LuangWhere stories live. Discover now