05. Gadis Berhoodie Merah

11 4 0
                                    

Cinta pandangan pertama, mungkin terdengar mustahil bagi orang-orang tak terkecuali diriku sendiri. Akupun tak pernah percaya dengan cinta pandangan pertama yang di gandang-gandang susah lupa.

Hari ini aku sedang menyelesaikan tugas di sebuah cafe yang cukup terkenal dan ramai pengujung, kalau bahasa zaman sekarang cafenya termasuk estetik. Karna dekorasi dari awal masuk sangat menarik sih.

Tak selang beberapa lama aku mengetik sebuah tugas di laptop, ada seorang pengunjung datang. Ia memakai hoodie merah yang kebesaran, rambut di Cepol, tak lupa dengan kacamata yang bertengger dimatanya. Setelah ku perhatikan di dalam Hoodie nya ia sedang memakai earphone, bisa ku simpulkan ia adalah seorang pendengar musik.

Ia menghampiriku, kaget! Itu yang ku ucapkan pertama kali. Tapi ternyata dugaanku salah, dia duduk tepat di depan mejaku, dan paling mengejutkan ia berhadapan denganku.

Sepertinya dia mengetahui keberadaanku, langsung ku alihkan mataku kembali ke arah laptop.

"Hai, gue boleh gabung?" Suara itu, seperti suara perempuan. Saatku melihatnya sial! Dia gadis yang tadi ku perhatikan.

Aku kikuk seakan seperti orang Congo, "o--iya silahkan boleh" Balasku dengan nada gugup, Kenapa aku harus gugup.

Ku coba alihkan semuanya dengan berpura-pura mengerjakan tugas yang tak kunjung selesai, sedikit ku teliti saat ia menghampiri sangat kentara parfum dia yang ku ketahui itu rasa coconut, manis. Satu kata itu saat ku perhatikan wajahnya dengan pipi tembam dan kulit khas orang Indonesia.

" Lo kerja atau kuliah?" Tanyanya dengan mencoba membuka obrolan, "gue kuliah, Lo?" Balasku

Ia tak menjawab, matanya terpokus pada arah jendela. Karna posisi kita tepat sekali di samping jendela. Kulihat saat ku tanya tadi wajah dia sedikit murung, ada Sesuatu dalam gadis ini, pikirku.

Ia tersenyum dan langsung menjawab, "Gue pengangguran hahah" jawaban itu di iringi dengan kekehan.

"Are you okay?" Tanyaku

"Gue oke kok, oiya Lo lagi ngerjain tugas ya ? Gue ganggu ga ? " Jawabnya dengan mengalihkan pembicaraan

"Iya, engga santai aja. Udah selesai ini, Gue Galuh" aku mengulurkan tangan bermaksud ingin berkenalan.

"Sinta" balas nya dengan menjabat tanganku.

Nama yang manis, seperti orangnya.

"Lo sendiri ke sini?" Tanyaku

Ia mendengus kesal, " emangnya kalo ke mana-mana harus berdua ?"

" Engga juga si, biasanya kalo cewe itu selalu kemana-mana sama sahabatnya"

"Tidak dengan gue ya"

Kami bercakap lumayan lama, moment nya pas sekali hujan tiba-tiba turun. Mau tidak mau menunggu, biasanya menunggu membosankan, kali ini tidak. Ada gadis cantik yang menjadi daya tarik ku sejak tadi.

"Sial! Kenapa hujan segala si" umpatnya dengan suara pelan namun aku masih bisa mendengar nya

" Lo bawa payung?" Tanyaku

" Gue bawa motor kocak, mana mungkin bawa payung" balasnya dengan kekehan

"Yaudah tunggu reda aja, atau Lo mau hujan-hujanan?"

" Sorry ya masa kecil gue cukup bahagia "

Obrolan yang kami lontarkan, nyaman! Aku mengobrol banyak hal dengannya sangat nyaman. Sepertinya sekarang aku ingin berharap agar hujan tak kunjung reda, aku ingin bercakap lebih banyak dengannya.

Satu jam sudah berlalu, tak terasa kami selama itu mengobrol. Hujan pun kini sudah berhenti, kita berdua kembali ke arah yang berbeda lagi.

Obrolan satu jam yang lalu, akan selalu ku ingat dan mungkin menjadi moment untukku. Meskipun aku tak bisa memilikinya, tapi tidak apa-apa cukup mengobrol singkat dengannya aku suka.

Pernyataan di awal saat aku tak percaya cinta pandangan pertama, itu salah. Ternyata aku kini merasakannya.

Waktu LuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang