07. Toxic

11 4 0
                                    

Lika-liku kehidupan memang tak ada yang tahu, kita sebagai manusia hanya bisa menjalani dan menerimanya. Hidup dia bisa di bilang sangat sempurna, mempunyai orang tua lengkap dan menyayanginya dan pacar yang sangat mencintai nya. Tapi tak di sangka, semua orang tak ada yang tahu bagaimana gadis tersebut menjalani mental nya bisa di bilang sedang break dance.

Arnesty Laura nama yang bagus, Gadis itu mempunyai paras yang cantik. Namun sayang tinggi badannya yang kurang mumpuni, dia memiliki tinggi hanya 150 cm, tak jarang teman-temannya memanggil dia si bocil. Sikapnya juga polos, dan lemot minta ampun.

" Nes, gue ga habis fikir ya sama lo, Si Gilang ko kuat pacaran sama lo bertaun-taun ngadepin sifat lemot Lo yang kelewatan. Lo beruntung banget dapetin si Gilang" celetuk perempuan itu.

Orang bilang, Arnes yang beruntung mendapatkan Gilang, namun kenyataannya Gilang yang beruntung mendapatkan wanita seperti Arnes.

Gilang yang suka mengatur dan overprotektif, Arnes yang penurut

Gilang yang keras kepala, Arnes yang lemah lembut

Gilang yang tempramen, Arnes yang sabar

Gilang yang pintar, Arnes yang lemot

Mereka seakan dua insan yang saling melengkapi, mungkin kelihatannya Arnes bahagia Dengan Gilang. Pada kenyataannya semuanya berjalan rumit yang tak seharusnya.

Semenjak kejadian Gilang memergoki Arnes jalan dengan yoga yang notabennya sepupunya sendiri, di situ sifat Gilang mulai berubah.

'drrrr' dering telpon berbunyi

" Halo, kamu Dimana" ucap orang di sebrang sana

" Lagi di jalan sama lita, kenapa?" Balas Arnes,

"Pulang sekarang!" Titahnya

"Apaan sih kamu, baru juga berangkat udah di suruh pulang aja" balas Arnes kesal, yang menelpon itu adalah Gilang sang pacar

Helaan nafas terdengar dari Gilang, "aku gamau tau ya, 10 menit lagi otw rumah kamu, kalo kamu ga di rumah. Awas aja nanti!" Jelas Gilang langsung mematikan sambungan telpon

Arnes mengdengus kesal, raut muka tersebut rupanya di perhatikan oleh Lita, "kenapa Nes? Siapa yang telpon" tanya Lita

"Gilang"

" Di telpon pacar bukannya seneng malah murung"

"Dia nyuruh gue balik, padahal baru setengah jalan" tutur Arnes merasa tak enak kepada Lita, pasalnya Lita meminta antar untuk membeli sebuah kado.

" Gue puter balik aja gimana ? Takutnya pacar Lo penting"

" Engga Lit, lanjut aja. Dia emang suka gitu terlalu overprotektif sama gue"

Keputusan final Arnes ialah tetap jalan menganter sang sahabat membeli kado, ia langsung menonaktifkan hp nya agar tidak di teror sang pacar.

Tak terasa mereka sudah satu jam lebih mengelilingi mall ini, hari sudah mulai gelap.

"Nes, makan dulu yuk! Laper ga Lo?" Tanya Lita

Arnes langsung menjawab," laper banget gila"

Mereka akhirnya memutuskan makan di restoran Jepang, sebenarnya ini usulan Lita. Ia termasuk gadis si pecinta sushi.

Di sela mereka makan tiba-tiba Lita melihat sosok cowok jangkung yang ia kenal, "Nes itu bukannya Gilang ga si ?"

"Mana ?"

Arnes langsung menyudutkan arah pandangan apa yang di tunjuk Lita, "sial!bakal abis gue. Si Gilang ngapain si nyusul ke sini" Batin Arnes

"Lo ngapain di tutup gitu mukanya?"

Waktu LuangWhere stories live. Discover now