12. Selesai

6 3 0
                                    

Wanita mana yang tak tertarik dengan kata keseriusan ? Di umur yang 23 tahun siapa sih yang tidak mau di seriusin ? Semua wanita juga mau bukan, namun bagaimana jadinya sebuah keseriusan di jadikan bahan candaan, itulah yang di rasakan Evelyn Hayana putri atau kerap di panggil haya.

Haya merupakan mahasiswa tingkat akhir di kampus, atau bisa dibilang mahasiswa tua. Tahun ini ia sedang menulis skripsi untuk sebuah tugas akhir.

Di sela tugas akhir yang memusingkan, datanglah sosok pria yang sebenarnya orang lama, mereka berkenalan saat masa SMA dulu. Rumornya pria tersebut menyukai haya dari dulu namun tak ada respon yang haya berikan padanya selain menganggapnya sebagai teman.

Abima restanagara, atau kerap dipanggil Bima. Ia menyukai gadis manis yang bernama haya sejak saat masa putih abu-abu itu. Namun usahanya tak pernah menyerahkan untuk menjadikannya haya wanita satu-satunya nya yang ia miliki.

" Ay, besok sibuk ga ? Anterin kakak yuk beli kado teman" ujar Bima, berbeda dengan yang lainnya. Bima memanggil haya dengan sebutan ay, mungkin orang mengira ay itu artinya ayang atau sayang, padahal ia ingin saja karna nama haya menurut nya kepanjangan.

"Engga ka, jam berapa?" Tanya haya, mereka sedang dalam sekre Hima.

Fyi, haya dan Bima berbeda angkatan. Bima adalah kakak tingkat 2 tahun haya, mereka satu kampus namun berbeda jurusan. Dan sekarang Bima sudah bekerja menjadi sekre di kaprodi haya yang otomatis akan sering bertemu dengan mahasiswa akhir tak terkecuali haya.

"Nanti kakak jemput jam 7 malem ya ay" ujarnya langsung beranjak dari tempat duduk, haya hanya menganggukkan kepala bertanda setuju.

Sebenarnya ia ingin menolak, namun karena sudah mumet tugas akhir tanpa fikir panjang ia menerima itung-itung refresing sebelum revisi an.

Kedekatan mereka tak terasa sudah berjalan lama, Bima dengan perhatiannya mau membantu haya dalam mengerjakan tugas akhir dan semenjak itu juga haya diperlakukan bak seorang ratu oleh Bima.

Haya sempat berfikir, dulu mengapa dirinya dengan tega menolak kehadiran Bima. Padahal ia begitu baik seperti sekarang, ah sepertinya penyesalan memang datang di akhir karena kalo datang di awal itu pendaftaran wkwk

"Ay, umur kakak udah tua nih. Kakak pengen deh punya hubungan yang lebih serius lagi" ucap Bima tiba-tiba.

Haya syok, baru kali ini Bima berbicara serius. Mereka sedang ada di sebuah kedai es krim.

"Maksudnya hubungan lebih serius itu gimana ka?" Tanya haya bingung, sebenarnya haya peka apa yang di ucapkan Bima. Namun karena takut salah mengartikan ia pura-pura tak tahu saja.

Bima menghela nafas, " ya pernikahan ay"

"Ya tinggal nikah aja kak, udah ada calon kan berarti" celetuk haya polos

"Sama kamu ay, kakak dari dulu pengennya sama kamu gamau sama yang lain"

Mata haya spontan membulat kaget, pasalnya ia belum memikirkan ke arah situ. Revisi skirpsi aja ga kelar-kelar apalagi ngurus suami, big no!

"Hah? Ko aku ka, aku kan masih kuliah. Belum kepikiran sampe situ ka", tak tahu lagi apa yang ada di fikiran Bima tiba-tiba mengajak haya menikah yang notabennya mereka dekat saja baru beberapa bulan ini.

Bima menghela nafas, " nanti kakak ga Batasin kuliah atau karir kamu deh ay, ya mau ya ay" bujuk Bima.

Merasa kebingungan dengan jawaban tersebut haya tanpa fikir panjang menawarkan hubungan di bawahnya serius yaitu ranah pacaran, " kita kan Deket juga baru, untuk ranah ke pernikahan aku blm bisa. Kalo masih pacaran aku menyanggupi kak"

Waktu LuangWhere stories live. Discover now