09. Regret

8 3 0
                                    

Namanya pandu, cowo maskulin yang gemar membaca buku. Semua orang mengenal dia, karna ia cukup aktif dalam komunitas-komunitas kampusnya.

" Pan, Lo nyari cewe lah sana. Bosen gue liatin Lo ga ada gairah gitu hidupnya" ujar teman di sampingnya Riki,

"Ngapain ? Buang-buang waktu aja" balas pandu seadanya, "Lo masih belum move on dari Risa?" Tanya riki.

" Berisik Lo"

"Yaelah, cewe di luaran sana mah banyak. Cari lagi aja bro" lanjut nya.

Pandu menghela nafas, " Risa beda Ki, dia satu-satunya cewe yang kuat ngadepin sifat gue" curhatnya

" Terus kenapa Lo putusin, kalo masih sayang ?"

Flashback on

" Kak, nanti kita mau makan dimana hari ini?" Tanya gadis berhijab itu, " aku terserah kamu aja gimana ris" jawab pandu.

"Loh ko, jawaban kakak kaya cewe si. Harusnya aku yang bilang terserah dong" protesnya, yang langsung di iringi kekehan oleh pandu

Risa, adalah perempuan tersebut. Ia memiliki badan yang cukup tinggi, dengan ciri khas dia yang selalu menjaga penampilannya. Cita-citanya memang tak muluk-muluk" aku pengen deh jadi model make up MUA"

Pandu dan Risa berbeda angkatan, Risa adalah adik kelas pandu saat SMA dulu. Dan entah sebuah kebetulan atau bagaimana  mereka kini di pertemukan kembali semasa kuliah.

" Ris, apa kamu ga cape pacaran sembunyi-sembunyi gini?" Keluh pandu,

Keluhan itu selalu saja pandu ucapkan dari pertengahan pacaran, Risa termasuk anak yang strict parents. Pacaran adalah hal yang di larang oleh orang tuanya.

Ya bisa di bilang jika ingin bertemu, kalau tidak di kampus ia ketemuan di tempat yang akan di tuju.

" Maaf ya Ka, aku juga cape ko. Tapi mau gimana lagi, aku ga bisa bantah orangtua aku", berkali-kali Risa selalu menyakinkan pada pandu untuk tetap sabar, karna ia akan mencoba mayakinkan kedua orang tuanya kalau pacaran itu bukan hal yang akan berhasil menjerumuskan kedalam ke hal-hal negatif.

Hari ini adalah anniversary keduanya, rencananya Risa akan memberitahu pada sang pacar sebuah kado spesial yang ia nanti-nantikan selama ini.

" Ka, Risa mau kasih tau. Pasti kakak kaget dengernya" ucapnya dengan penuh semangat,

"Wahh, apa itu?"

" Taraaaa! Aku di tawarin jadi model make up dan busana kak" serunya sambil menunjuk kartu nama agensi,

Hening, di situ pandu hanya diam melihat kartu nama itu. Banyak fikiran negatif yang mulai menyerang nya, diantaranya sebuah rumor yang menyangkut dunia permodelan.

Risa menghela nafas, " Ko kakak ga seneng gitu si"

" Kamu yakin mau terjerumus didunia ini ? Banyak loh rumor negatif nya, kalo nanti kamu bukan jadi model hijab gimana ? Kamu mau lepas hijab ?" Tanyanya beruntun,

" Loh ya gamau Ka, tapi pihak agensi ada kontrak nya ko dan suara pernyataan nya juga kalo aku ga siap lepas hijab, jadi aku ambil yang busana hijab" jelas nya,

" Kalo jadi model di apain aja siap ga siap harus siap, emang kamu siap?"

Risa mengerutkan kening merasa bingung yang di ucapkan pandu, "maksud nya di apain aja gimana ya Ka?"

" Ya you know lah, aku ga setuju pokoknya kamu join ini"

" Ini impian aku loh Ka, lagian aku ga bakal macem-macem ko nanti, hijab tetep aku pake"

Penggalan perdebatan itu tak menemukan titik terang, pandu dengan pendapatnya dan Risa pun sama. Kitu hubungan mereka bisa di katakan tidak baik-baik saja.

Genap 1 bulan mereka break untuk introspeksi diri, tanpa bertemu dan bertukar kabar. Tibalah sekarang bertemu untuk memutuskan terus atau putus.

" Ka, ini impian Risa loh. Dari dulu juga Risa udah bilang kalo Risa pgn jadi model dan sekarang ada tawaran, Risa janji di sana ga bakal ikutin selagi bukan hal yang di luar nalar ko" bujuk Risa lagi, pandu hanya menghela nafas.

" Kita putus aja ya ris, kayaknya kita berdua emang ga cocok"

Duarr!, Kata sakral itu akhirnya terucap oleh orang yang ia cintai.

" Apa karna masalah model Ka ?"

"Bukan hanya itu, kita ga cocok dari berbagai bidang. Aku cape karna terus ngalah sama kamu, kamu susah di ajak jalan, orang tua  kamu membantah kaya pacaran, tiap jalan aku berasa pengecut anak smp yang bisa jemput kamu di depan gang, aku bukan pengecut ris, yang aku ingin kan itu tiap jalan aku izin ke orang tua kamu, biar kalo ada apa-apa mereka bisa percaya aku buat ngejaga kamu" tutur nya,

Risa hanya menangis tak berdaya dengan ucapan pandu, ia juga tak ingin seperti ini, namun keadaan yang membuatnya seperti ini. " Kalo itu mau kakak, ayo kita putus"

Finally! Hubungan yang mati-matian ia perjuangkan akhirnya terputus di tengah jalan, ini kali pertamanya Risa  menjalin hubungan dengan serius. Sebelumnya ia tak pernah seserius ini dan secinta ini pada seseorang.

Nasi sudah menjadi bubur, mau bagaimana lagi. Percuma disini jika ia mempertahankan tapi orang tersebut ingin lepas, kesannya semaunya akan sia-sia bukan.

Pandu yang kalap kala itu, karna di sibukin dengan tugas kuliah dan kegiatan nya. Dengan gamblang mengatakan kata sakral itu, ia terlalu iri dengan teman-temannya yang bisa bebas mengajak sang pacar main sepuasnya tanpa tau ketahuan orang tua nya, teman-teman nya juga selalu di percaya oleh orang tua pacarnya, lalu kenapa ia tidak ? Salah apakah dia ?

Sopan ? Ia anak yang berpendidikan yang pastinya tahu sopan santun, tapi Risa seakan membuat benteng tinggi agar ia tak bisa menerobos ke dalamnya.

Kini status nya bukan lagi pacaran, jomblo adalah status yang tersemat dalam dirinya.

Flashback of

Sebuah penyesalan yang ia rasakan kali ini, melihat wanita yang ia cintai bisa sukses. Yang membuat pandu menyesal karna ia tak ada di belakang kesuksesan wanita tersebut.

Risa dengan karir nya menjadi model busana, ia sangat bersyukur mimpinya bisa tercapai.

Dan pandu dengan sebuah penyesalannya karna telah kehilangan wanita impiannya.

Mereka berjalan ke jalan masing - masing, tak ada lagi jalan berbarengan dengan tujuan yang sama, kini keduanya Asing dengan sendirinya.

Waktu LuangWhere stories live. Discover now