09: Ultahnya Azka

1.6K 99 0
                                    

Happy Reading...
Azka menekan beberapa titik pusat rasa sakit kepala sialan itu. Bahkan semalam dia dibuat tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggu ini.

Azka sendiri sampai lelah menghadapi semuanya. Masalah selalu datang bergantian tidak menyempatkan dirinya santai sedikitpun.

Apa gue harus ke dokter?

Azka menggelengkan kepalanya. Nggak. Yang ada gue malah makin stress.

Dia mencoba berdiri dari posisinya, tangan kanannya terulur untuk menjambak rambutnya kuat-kuat. Azka mencoba tidak menggubris semua ini, namun tidak bisa. Ini sakit sekali, berat bagi Azka menjalani semua ini sendirian.

Terkadang lemah, terkadang biasa saja. Seperti kemarin waktu bersama Kansa, dia merasa tubuhnya sehat-sehat saja. Tapi tidak dengan hari ini, dia malah merasa semakin drop, mudah lelah, dan sakit kepala.

Azka menenangkan kepalanya terlebih dulu, rasanya benar-benar seperti mau pecah.

....

Apa yang gue lakuin ini bener?

Azka memandang lurus bangunan bernuansa hijau didepannya.

Seolah dia trauma mendatangi rumah sakit ini gegara difonis menderita penyakit itu.

Jantung Azka berdegup kencang menunggu giliran dirinya dipanggil di ruangan dokter Farhan. Dokter sepesialis yang memeriksa Azka dan menyuruh Azka mau menjalani pengobatan rumah sakit sepuluh bulan yang lalu namun Azka hiraukan.

Namanya mulai dipanggil. Azka mendudukkan dirinya didepan dokter Farhan. Sepertinya dokter itu lupa dengan Azka. Ya iya lah lupa. Emang pasien dia Azka doang?.

"Waktu itu, stadium kanker saya masih satu dok." Ujar Azka ketika dokter Farhan memeriksa dia.

"Kamu sudah menjalani pengobatan?" Tanya dokter Farhan.

Azka menggeleng.

"Kenapa?"

Dokter Farhan menatap Azka cukup lama, hingga kedua alisnya berkerut hampir menyatu.

"Oh kamu. Kamu anak SMA itu kan?" Tebak Farhan terkesan sok tau.

"Dokter ingat?"

Farhan tersenyum tipis, "Ya. Jadi dari dulu, penyakit kamu hanya kamu biarkan begitu saja?"

Azka malas menjawab dokter yang punya sifat sok akrab itu.

"Penyakit kamu serius dek. Kamu harus menjalani pengobatan supaya bisa sembuh." Dokter muda itu memang tampan, Azka bisa melihat kepintaran yang terpampang dari wajah lelaki ber jas putih itu.

Dak dek dak dek.

"Apa yang harus saya lakukan?"

"Pengobatan. Salah satunya operasi. Jadi, kami akan memotong jaringan tumor melalui pembedahan." Jelas dokter Farhan.

"Operasi?" Azka mengulangi ucapan dokter Farhan. Ngeri.

"Selain operasi dok?"

Farhan menghela nafasnya, "Kemoterapi."

Azka mengusap wajahnya frustasi,

"Orang tua saya tidak ada yang mengidap penyakit ini dok? Terus kenapa saya tiba-tiba terkena penyakit ini?" Tanya Azka heran.

"Kanker bisa terjadi tanpa faktor genetik. Pola hidup kamu yang tidak sehat, atau masalah lainnya tentang kelainan. Semakin cepat kami mengobati semakin cepat untuk kesembuhan kamu."

"Berapa biayanya?"

Dokter Farhan diam cukup lama,

"Untuk kanker yang tergolong ringan. Satu kali kemoterapi berada di kisaran lima juta. Tapi, jika sudah berat, biaya kemoterapinya bisa mencapai sebelas juta dalam satu kali kemo."

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now