20: Di Pecat?

1.5K 91 1
                                    

Happy Reading...
Gadis berambut hitam panjang memakai baju berwarna ungu tersebut lantas berlari ketika Azka menyapanya.

Azka mengerutkan alisnya, "Kok lari."

Kemudian lelaki itu tidak mengambil pusing atas tingkah anak kecil tadi, mungkin tetangga sebelah.

Setelah selesai makan dan mandi, Azka bersiap pergi ke Cafe untuk bekerja seperti biasa. Lelaki itu memanasi motornya di depan rumah, sambil memakai sepatu di keramik bawah.

"Nah dia mbok!" Teriak suara anak kecil.

Azka menolehkan kepalanya, menatap anak itu. Senyuman gemas Azka berikan kepadanya, dia lumayan suka dengan anak-anak seusia gadis itu, apalagi jika cantik seperti dia.

"Namanya mas Azka, belum kenalan to?" Asri mendekatkan sang cucu kepada Azka.

"Halo cantik." Sapa Azka berjongkok supaya tinggi mereka sejajar.

"Kenapa tinggal di rumah Mea?" Tanya sang gadis bingung.

Namanya Mea, anak dari anaknya Simbok yang bekerja di jepang.

"Ini rumah Mea?" Azka balik bertanya sambil mengamati wajah gadis itu.

"Kata Mama ini rumah Mea."

"Mas ngontrak disini nduk, salaman dulu no." Asri mengulurkan tangan Mea kepada Azka.

Azka menerima uluran tangan Mea walau terlihat kekesalan dari wajah Mea.

"Mea."

"Kamu bisa panggil aku, mas Azka." Ucap Azka mengacak rambut Mea gemash.

Azka beranjak berdiri, "Insya allah nanti aku langsung lunasin mbok."

"Iyo, gak usah kemrungsung [buru-buru]"

"Besok kan minggu, Mea kesini ya. Temenin mas." Azka menoel pipi gadis kecil itu.

"Iya mas, matur gimana?" Asri menyuruh Mea menjawab.

"Iya." Singkat Mea.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Sepi. Itulah yang Regaza sekarang rasakan. Tidak ada lagi yang melarangnya ketika pulang larut malam, tidak ada lagi yang membantu dirinya mengerjakan pr. Azka benar-benar tidak mau pulang. Bahkan dia tidak tahu, sekarang Azka tinggal dimana.

Muson gila kerja.

Pria itu kerja mati-matian padahal harta nya sudah sangat melimpah.

"Papa dimana?"

"Papa masih kerja."

"Papa nggak jadi pulang?"

Muson menjeda pembicaraan lewat telepon, terdapat suara tataan barang yang dapat Regaza tangkap dari speaker telepon genggamnya, "Gaza. Papa tutup dulu ya teleponnya, klien papa nungguin tuh."

AZKARINO✔️[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang