10: Penyakit Ini Menyiksa

3K 110 1
                                    

Happy Reading...
Mengenal Kansa membuat hidup Azka lebih berwarna. Gadis itu seperti psikolog, dia pendengar yang baik, mampu memberi saran, dan mampu menenangkan hati Azka. Dia juga ceria, dan....

Banyak tanya.

Waktu berlalu begitu cepat, hingga sampailah di penghujung tahun. Bulan desember. Dimana pada bulan itu, semua siswa harus siap menjalani ulangan akhir semester.

Berbagai obat berada di laci kamar Azka, dihitung sudah dua setengah bulan Azka mengkonsumsi pil pil tersebut. Bahkan dia sekarang sudah tidak rutin mengkontrolkan diri ke rumah sakit. Karena apa? Tentulah biaya jawabannya.

Azka tidak sanggup membayar uang setiap kontrol, biayanya besar. Untuk jajan saja dia harus menahan, apa jadinya jika mengobatkan fisik tapi mental tertekan. Itu sama saja, mending dia konsumsi obat dan tidak perlu membawa diri ke rumah sakit.

Azka menyisir rambut hitamnya ke kanan, lelaki itu menggunakan tangannya untuk merapikan sebelah rambut satunya. Hanya sisir plastik, mampu membuat rontok rambut Azka. Azka menghela nafasnya pelan.

"Bisa botak gue lama-lama." Gumam Azka membersihkan rontokan rambut yang masih tersisa di sisir.

Azka keluar dari kamar, lelaki itu bolak-balik keluar masuk mencari kunci motor. Azka mengacak rambutnya frustasi. Kini rambut dia menjadi berantakan lagi.

"Ini dimana sih kuncinya!" Dia mengobrak-abrik tas.

Azka keluar lagi mencoba mencari di dekat vas bunga. Siapa tahu dia tidak sengaja menaruh kunci disitu.

"Mas Azka nyari apa Mas?" Tanya Bibi, sedari tadi dia heran melihat Azka mondar-mandir.

"Kunci motor Bi." Jawab Azka tidak mengalihkan perhatiannya dan masih meneliti sekitar kamarnya.

"Kan kunci motor sampean sudah terpasang sejak tadi pagi Mas. Sampean lupa tadi pagi manasin motor di depan?" Ucap Bibi.

Azka langsung terdiam, oke sekarang dia baru ingat.

"Oh iya. Kenapa gua sama sekali nggak ingat ya?" Azka berbicara dengan dirinya sendiri.

"Makasih Bi, aku berangkat dulu. Papa udah berangkat?" Tanya Azka membenarkan posisi tas sekolahnya.

"Udah dari tadi Mas. Mas Gaza juga sudah berangkat baru saja."

"Loh Mas! Nggak sarapan dulu?" Bibi meneriaki Azka yang langsung berlari keluar rumah.

"Dah telat Bii!" Sahut Azka.

---000---

Goblok! Goblok! Goblok!

Azka merutuki kebodohannya tadi pagi. Sekarang dia harus ditahan guru bk dan dimarahi habis-habisan karena terlambat lima belas menit.

Cuma lima belas menit sebenarnya.

Tapi apa daya jika sudah di mata Pak Bondan? Yang namanya telat adalah telat. Tidak peduli berapa menit telatnya, walaupun semenit pun jika ketahuan beliau. Akan dihukum seadil mungkin.

"Azkarino Aldevaro." Pak Bondan mengeja nama yang tertera di nametag seragam osis Azka.

Sedangkan Azka menyengit menatap Pak Bondan karena silaunya terik matahri.

"Bukan dari golongan anak ndugal." Ucap Pak Bondan lagi. Memang bukan pak.

"Iya Pak. Saya tertib kok. Baru kali ini saya telat selama kelas dua belas." Bela Azka.

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now