31: Berkunjung Neraka Duniawi

1.3K 99 9
                                    

Hayo ngaku, sebenarnya kalian seneng kan kalo pemeran utama sering aku siksa?

Ngaku aja

Klik bintang kiri bawah👑

Happy Reading...
Masih dengan rasa pusing yang menyapa pagi ini, Azka memutuskan untuk sarapan. Ia tidak mau jika sampai tumbang lagi seperti kemarin, membuat orang lain cemas dan merepotkan.

Iya dia sadar diri kok.

Mencari yang cepat dan mudah, Azka sarapan mie instan.

Mencari yang cepat dan mudah, Azka sarapan mie instan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Persetanan bodo amat soal penyakit sialan itu.

"Tolol. Harusnya tadi gue makan dulu baru mandi." Bau mie goreng instan sangat menyengat, membuat lelaki yang sudah siap berangkat sekolah itu menjadi kesal.

Azka mengenakan sepasang sepatu hitam dengan cepat mengingat jarum pendek berada di angka tujuh dan jarum panjang berada di angka delapan. Belum nanti macet di jalan, sarapan memang mengulur waktu!

"Arg.." Azka memukul kepala belakangnya yang sering kambuh seperti sekarang.

Azka menggeleng-gelengkan kepalanya, tangan kanan menenteng helm tangan satunya masih memukuli kepala. Pikir Azka dengan begitu darah yang mengalir di otak akan encer lagi dan membuat sakit kepalanya hilang.

"Pening banget." Azka berpegangan pintu.

Dia memutar kunci hingga berbunyi dan menaruh kunci di bawah pot bunga. Sekarang Azka pelupa, takutnya jika dia bawa dia akan pusing sendiri mencari keberadaan benda kecil itu. Seperti waktu itu sampai dia harus meminta kunci cadangan pada Mbok Asri.

Tiba di sekolah pukul tujuh tepat. Azka menghela nafasnya lega, untung saja. Bagaimana jika seandainya Azka telat lima menit saja, dirinya bisa dimarahi Pak Bondan lagi.

"Ka!" Azka yakin itu suara Regaza.

"Hm." Sahut Azka tanpa menolehkan kepalanya, dia buru-buru menaiki tangga takutnya nanti guru mapel sudah datang ke kelas.

"WOY KA!" Seru Regaza.

"BUDEK LO?!" Kali ini lelaki itu menyentak Azka.

"Apa." Azka menolehkan kepalanya, berhenti menaiki anak tangga dan menunggu Regaza berjalan cepat ke arahnya.

"Kuping lo sekarang budek?!"

"Gua udah nyaut." Balas Azka. Pandangan Azka turun menatap buku tulis yang Regaza bawa.

"Nih." Regaza menyerahkan buku tulis tepat di dada Azka.

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now