32: Tas Sekolah

1.1K 71 13
                                    

Alasan tetap membaca cerita ini sampai bab 32?

Please kasih tau aku:)

Kalian setuju tidak kalau Azka sering sakit?

Langsung aja ya, semoga kalian suka👑

Happy Reading....
"Duh Yayi, aku ora bakal mbadhal dhawuhe sang Prabu Rama." Satya terlalu dramatis memerankan tokoh Anoman dalam cerita Ramayana.

"Mbuh ra idhep... mati kowe dening aku, kakang Anoman!" Andra sampai melempar buku LKS, anak itu rupanya juga berlebihan.

Mereka berdua ditunjuk guru bahasa jawa untuk memperagakan adegan salah satu cerita Ramayana bab yang tengah mereka pelajari. Yaitu ketika sepupu dari Anoman putra dari Resi Subali yang bernama Anggada, tidak terima ketika Anoman menjadi duta Prabu Rama.

"Buahahaha!" Suara tawa terdengar serentak disaat Andra mengikuti naskah dialog memerankan Anggada.

"Anggada ne ngamok!" Pekik salah satu siswa yang ketawa sampai memukul meja.

"Sing tenanaaan!" Bu Tiwi selaku guru mapel bahasa jawa menjewer telinga mereka berdua.

Ramayana. Pasti kalian sudah mengenal cerita ini. Cerita yang mengajarkan pelajaran hidup berharga, nilai serta kewajiban untuk menghormati, mencintai, dan menjaga orang yang dicintai.

"Masih ada nggak ya, di dunia ini yang setia seperti Dewi Sinta?" Azka melirik Kansa, gadis itu tengah tertawa menatap ke depan menyaksikan Andra dan Satya memerankan tokoh.

Kansa menoleh, mendapati Azka tengah menatapnya. "Hm.. harusnya sih ada."

Azka mengangkat tangannya ke meja, menompang kepalanya sambil menatap lekat wajah Kansa. "Kira-kira cewek samping gue ini bisa setia nggak ya?"

"Dua tahun kalau lo lupa."

"Makasi ya mau sabar." Tangan Azka hampir naik mengusap rambut Kansa jika gadis itu tidak menahannya. Disini masih ada guru please.

"Jaga sikap, gue nggak mau kena bk." Bisik Kansa.

"Iya, lupa."

Azka yang dulu Kansa kenal merupakan murid populer, berprestasi dan berbudi pekerti baik. Namun semenjak mengenal Azka lebih dekat, gadis itu mulai mengerti bagaimana Azka sesungguhnya. Ternyata hidup dia tidak sesempurna yang ia lihat beberapa waktu lalu, disaat mereka belum sedekat ini. Hidup Azka ternyata banyak luka, dan hebatnya lelaki itu bisa menutupi semuanya dari orang-orang.

Lelaki berhati besar, percaya diri, dan sering mengalah. Seolah terlihat baik-baik saja. Belum menyerah ketika keadaan belum memaksanya untuk tersungkur.

"Sebaiknya sementara kalian tidak mengikuti kegiatan yang kurang penting. Fokus ujian, sebentar lagi ujian kelulusan kan?"

"Maret bu." Ujar murid duduk di meja paling depan tepat didepan guru.

"Nah. Tinggal di depan mata. Jangan sia-siakan kesempatan, perbanyak belajar mulai sekarang. Berikan kenangan yang indah untuk angkatan kalian."

Kring! Bell sekolah berbunyi nyaring.

"Baik anak-anak untuk tugas, kalian buat ringaksan cerita Ramayana menggunakan bahasa kalian sendiri. Mengerti?"

"MENGERTI BUU!" Seru satu kelas.

Mapel bahasa jawa jam ketiga yang berlangsung selama dua jam pun telah usai. Para murid berhamburan keluar kelas sekedar mengistirahatkan otak mereka.

Azka minum obat? Batin Kansa mengintip Azka lewat jendela kelas.

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now