15: Sakit Hati

1.5K 96 2
                                    

Happy Reading...
Regaza meneguk lagi minuman pahit yang terhitung sudah enam gelas ia minum. Alvin dan Ken terkekeh geli sambil terus menuangkan minuman keras setiap kali Regaza minta.

"Za." Panggil Alvin.

Regaza menatap Alvin sekilas, mata lelaki itu sibuk menerawang para disjoki wanita berpakaian terbuka.

"Bagi duit dong." Rayu Ken merangkul pundak Regaza.

Lantunan musik begitu memekakkan telinga.

"Berapa?" Tanya Regaza dengan bola mata berputar sejak tadi, sebenarnya dia sudah cukup mabuk.

"Lo bawa berapa?" Karena tahu Regaza setengah sadar, Ken berani mengambil dompet dia yang terselip di kantong jaket.

"Heh balikin." Regaza mencoba meraih.

"Ini ya?" Ucap Ken sambil menunjukkan beberapa lembar uang berwarna merah yang dia ambil dari dalam dompet Regaza.

"Tai lo."

Alvin mengangkat salah satu alisnya, memberi kode pada Ken. Lelaki itu menuangkan lagi minuman keras pada gelas Regaza yang telah kosong semenit yang lalu. Ken mengangguk pelan.

"Terus Vin." Ujarnya.

"Minum Za." Alvin mendekatkan gelas tepat di mulut Regaza.

Tak kunjung merespon, Ken meraih gelas tersebut dan langsung dia sodorkan ke mulut Regaza.

"Ayo minum bro." Dia memaksa Regaza untuk tetap minum.

"Bro, password atm lo apa?" Setelah puas membuat Regaza mabuk berat, Ken lantas mengambil kartu atm di dompet Regaza.

"Bro." Ken mengguncang pundak Regaza pelan.

"Diem lo, bacot." Sinis Regaza dengan mata terpejam, kepalanya sangat pusing.

"Pulang." Ujar Regaza pelan.

"Kasih tau dulu password atm lo."

Regaza membuka matanya, sayup-sayup dia melihat dompet warna hitamnya berada di genggaman tangan Ken. "Lo ngapain ngambil dompet gua ha?"

Ken segera menjauhkan tangannya, "Kepo doang bro."

Regaza mengerang, dia biarkan saja kedua sahabatnya itu menguras isi dompetnya. Kepalanya terlalu pusing untuk mengambil tindakan.

"Bro? Apa password nya." Ken merasa kesal Regaza tidak memberi tahu.

"Tiga, tiga, lima, satu, du-," Regaza terpaksa berhenti sesaat setelah dirinya dipaksa berdiri seseorang.

"Kalian apain Gaza ha?" Suara Azka menggema di telinga Regaza.

"Sampai dia jadi kaya gini?" Azka mengalungkan tangan Regaza di pundaknya.

"Eh lo nggak usah ikut campur!" Ken berdiri mendorong dada Azka.

Azka mendudukkan Regaza lagi di kursi, Azka mengemas dompet beserta atm yang keluar dari tempatnya. "Gue kakaknya!" Tegas Azka.

"Gaza nggak pernah anggep lo kakak, jadi nggak usah sok peduli deh lo." Ucap Alvin.

Azka mendengkus geli, "Gue kasihan sama Gaza, kok bisa ya, dia anggep sahabat lo berdua. Padahal jelas-jelas lo bedua cuma mau peras dia doang."

"Ayo pulang!" Azka menarik lagi Regaza ke dalam rangkulannya.

Regaza bongsor sedangkan tubuh Azka kian meringkih. Sesekali hampir Azka terhuyung ingin jatuh karena keadaan tidak seimbang.

"Lo kesini naik apa?" Tanya Azka menghadap ke samping, nafasnya ngos-ngosan.

"Za!" Azka memanggil Regaza yang terlanjur menutup mata.

AZKARINO✔️[TAMAT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें