11: Adek Laknat!

2K 104 0
                                    

Happy Reading...
Azka berjalan gontai menaiki tangga Cafe lantai atas. Saat malam tiba, tenaganya sudah terkuras habis oleh aktivitas pagi sampai siang hari tadi.

"Sumpah..." Azka menempelkan kepalanya pada tembok.

"Ni tangga kenapa muter gini si." Gumamnya masih berusaha kuat.

Lelaki itu sudah akrab dengan sensasi-sensasi seperti ini, jika obat tidak dia minum, dia harus terima rasa sakit di tubuhnya yang terasa menghujaninya tanpa ampun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu sudah akrab dengan sensasi-sensasi seperti ini, jika obat tidak dia minum, dia harus terima rasa sakit di tubuhnya yang terasa menghujaninya tanpa ampun.

Sesampainya di ruang belakang, Azka membasuh kepalanya di air wastafel. Dia mengenakan seragam khas Cafe ini, berwarna hitam. Dia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, tak lupa Azka juga menyemprotkan parfum di sekujur tubuhnya supaya pelanggan yang dia layani merasa nyaman.

"Ka. Anter ini ke nomor delapan." Perintah Mira yang mendapat anggukan dari Azka.

Azka berjalan tegap ke meja nomor delapan, tidak bisa dipungkiri. Penglihatan dia mulai kabur akhir-akhir ini, untuk menulis menu yang dituding pelanggan pun Azka harus sampai melebarkan matanya supaya tidak salah nulis pesanan.

"Makasih." Ucap pelanggan ketika Azka menghantarkan dua gelas jus alpukat.

Azka menunduk sopan sambil tersenyum ramah.

Azka beralih ke meja belakang pelanggan yang tadi, disitu duduk seorang gadis memakai hodie warna hitam. Kepala gadis itu tertutup kudung hodie sehingga tidak jelas wajahnya.

"Permisi Mbak. Mbak nya mau pesan apa?" Tanya Azka sopan.

Dia menuding salah satu menu.

Azka menyipitkan matanya, membaca pesanan gadis itu.

"Spaghetti ya mbak. Ada lagi?" Azka menulis.

Gadis itu mengangguk. Cukup.

"Baik mbak. Ditunggu yah." Azka menundukkan tubuhnya melangkah pergi.

Tangan kanan lelaki itu dipegang oleh pelanggan yang barusan Azka layani, "Nanti yang nganter kesini Mas aja ya." Ucap dia lirih.

Azka terdiam, sedikit ngelag. "Oh oke mbak." Putusnya sambil tersenyum.

Suara gadis itu menurut Azka dibuat-buat.

Sepuluh menit Kansa menunggu pesanan sphagetti nya datang. Gadis itu tersenyum tipis sewaktu Azka berjalan kemari membawa nampan berisi pesanan dirinya.

"Permisi mbak." Azka menurunkan sepiring sphagetti dari nampan.

Kansa membuka tudung hodie nya. Masih dalam mode sok nggak kenal.

"Loh." Seketika Azka berdiri mematung disampingnya.

Kansa menatap balik Azka sambil mengangkat kedua alisnya.

"Ngapain kesini Sa?" Tanya Azka.

"Gabut." Jawab Kansa. 

"Niat banget mau makan di Cafe sini." Azka terkekeh.

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now