14: Bullying

2K 107 0
                                    

Happy Reading...
"Ini serius nggak dibawa ke rumah sakit?" Mira meminta pendapat.

"Ditunggu dulu, kalau lima belas menit masih belum sadar kita bawa ke rumah sakit." Jawab salah satu dari mereka ber tujuh.

Mira mendekatkan sebotol minyak kayu putih di hidung Azka, bau minyak itu mampu menembus hingga tenggorokan lelaki itu.

Pelan-pelan Azka membuka matanya, rasa pusing langsung menyergap kepala lelaki itu. Tangan Azka memijat pangkal hidungnya, sepertinya daerah situ mejadi titik pusat sakit kepalanya.

"Gue. Gue kenapa?" Tanyanya bingung mendapat tatapan khawatir dari seluruh rekan kerjanya.

"Lo pingsan." Jawab Mira.

"Pingsan?" Azka mengulang ucapan Mira.

Azka terdiam sejenak mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Lelaki itu lantas memejamkan mata tatkala berhasil mengingat betapa peningnya kepala dia saat itu.

"Sorry gue ngerepotin lo semua." Azka merasa bersalah.

Azka meringis saat menggerakkan siku kanannya, sepertinya kepala sebelah kanannya juga terluka. "Kepala lo memar, lo tadi tumbang kebentur lantai lumayan kenceng." Ujar Mira memperlihatkan memar berwarna merah yang tercetak di siku Azka.

"Kepala lo masih vertigo nggak? Kalau iya biar dibeliin Reno obat vertigo di apotek sebelah." Reno mengangguk setuju.

"Udah nggak kok." Jawab Azka menurunkan kakinya dari shofa.

"Gue udah baikan."

"Tadi juga bilang gitu terus tiba-tiba lo tumbang." Sahut Reno menyerahkan secarik kertas pesanan pelanggan.

"Ish, malu gua. Jangan dibahas!"

"Makanya jangan sok kuat!" Reno memaki Azka.

"Gue beliin, diem disitu nggak usah kerja dulu." Reno menatap Azka tajam.

"Bang." Panggil Azka.

"Apa?" Reno menoleh.

"Anterin gue wae, gue juga mau beli obat." Ujar Azka beranjak berdiri.

"Biar gue aja yang beliin." Reno berjalan menghampiri Azka lagi.

"Gue ikut. Lo nggak tahu obat yang gue maksut." Azka tetap bersikeras ingin ikut.

---000---

Tiga hari kemudian.

Terhitung sudah empat kali dia melihat pohon beringin itu berada di tempat. Dan empat kali pula dia hanya berputar-putar mengelilingi daerah ini. Mendadak Azka lupa jalan ke apartement Tomi. Dia tidak ingat sama sekali harus berjalan ke arah mana agar sampai ke tujuan.

"Kok gue jadi bingung sih." Azka membuka helm motornya. Mencoba mengedarkan pandangannya.

"Tadi gue udah kesana, tapi kok nyampainya sini lagi. Gue kesitu nyampainya juga sini lagi." Azka menggaruk rambutnya yang tidak terasa gatal.

Lelaki itu tidak ada pilihan lain selain mengeluarkan handphonenya dan melihat lewat google map lokasi apartement Tomi tersebut. Ini merupakan hari sabtu, hari dimana Azka mendapat gaji setelah seminggu bekerja. Dia ingin mengembalikan uang yang dia pinjam kepada Tomi waktu lalu.

"Lama banget anjir." Lirik Tomi kesal mendapati Azka yang katanya sudah otw sejak sejam yang lalu namun baru sampai sekarang. Bahkan es yang sudah Tomi belikan keburu mencair.

"Ya sorry, daerah situ bingungin." Jawab Azka mendudukkan dirinya di karpet.

"Daerah mana? Lo kan udah sering kesini bahkan hampir setiap hari. Masa bingung nying?"

AZKARINO✔️[TAMAT]Where stories live. Discover now