5 ♤ Peristiwa Kelam

572 181 151
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

"Masuk dulu, Gan, hujannya deres banget. Jangan maksain diri buat tetep pulang sekarang, besok perkuliahan udah mulai aktif lagi. Jangan sampe lo nambah liburan cuma karena sakit."

"Gue di luar aja, gak enak juga masuk kosan cewek." Zergan duduk pada kursi yang tersedia di sana seraya berharap bahwa hujan akan segera reda. Namun, nyatanya hujan itu tampak makin lebat, disertai angin, dan petir yang beberapa kali terdengar.

Jelas saja Frea merasa takut jika harus menemani Zergan di luar, tetapi ia juga tidak akan mungkin membiarkan Zergan begitu saja. Kalau tiba-tiba petir itu menyambar Zergan, yang membuat cowok itu harus kehilangan nyawa, bisa-bisa ia akan menjadi tersangka utama lantaran Zergan tewas di depan kosnya dan ia adalah orang terakhir yang ditemui Zergan.

Buru-buru Frea menggeleng, menepis semua pemikiran buruk yang kerap kali muncul saat dirinya merasa takut.

"Gan, ayolah, gue takut lo kesamber petir. Lagian, gue ngekos gak sendirian, ada yang lainnya juga, kosan gue ada ruang tamu. Jadi, ya, gak masalah kalo ada cowok masuk, asal jangan ke kamar aja."

"Udah malem, Fre. Nanti lo diomongin temen-temen kos lo gara-gara bawa cowok malem-malem."

"Mereka pasti udah tidur, kalo mau ngobrol pelan-pelan aja. Biar gak mengganggu yang lain."

Melihat Frea yang beberapa kali menjerit saat mendengar suara petir, membuat Zergan menghela napas. Ia menyetujui permintaan Frea untuk masuk ke kosan hingga hujan berhenti.

"Baru jam 22.00 WIB, pasti temen-temen lo belum tidur, Fre."

"Gak apa-apa, deh. Di luar banyak petir sama angin, lo juga di sini cuma mau numpang sampe hujannya reda doang."

Anggukan menjadi balasan atas perkataan Frea barusan. Netra Zergan tidak sengaja menangkap foto yang jatuh dari tas Frea, tetapi gadis itu tidak menyadarinya. Lantas, Zergan memutuskan untuk mengambil foto tersebut, ia melihat sebuah tulisan di bagian belakang foto.

Kapal Ferry Dumai Express 10.

"Kenapa lo nulis itu di bagian belakang foto?"

Frea mengambil alih foto seorang pria yang sedang berpose di depan sebuah kapal, lengkap dengan atribut seorang nakhoda. Foto yang diambil 10 tahun silam, sekaligus foto terakhir yang menjadi kenangan bagi Frea.

"Itu foto Papa gue. Dia seorang nakhoda, Papa pernah cerita kalau dia bener-bener suka semua hal yang berhubungan sama laut, sejak dia masih kecil dan ketika mimpinya tercapai, Papa selalu menikmati pekerjaannya. Gak peduli gimana kondisi laut saat itu, Papa tetep menyukainya."

"Laut itu bisa diibaratkan sebagai rumah kedua buat Papa sampe Papa lupa kalo dia masih punya keluarga yang membutuhkannya."

"Papa lo nikah lagi atau gimana? Katanya kalo jadi nakhoda suka jarang pulang, emang iya?"

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now