9 ♤ Dia Sempurna

493 162 87
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

"Bang Laskar, lo masih marah sama gue, ya?"

Sejak beberapa menit yang lalu, tidak ada percakapan yang tercipta di antara mereka. Lebih menyebalkannya lagi, tak ada satu pun anak Warta Kema yang mampir ke sekre sehingga keheningan terus menyelimuti. Laskar juga tampak sibuk dengan laptopnya, seolah tidak menganggap kehadiran Frea.

"Gue minta maaf."

Frea mendadak tidak bisa berkata-kata jika sikap Laskar berubah menjadi dingin, padahal biasanya ia akan memiliki sejuta topik untuk dibahas dengan cowok itu. Frea kembali merutuki kebodohannya sendiri, yang jelas saja bisa membuat rasa kecewa itu muncul di dalam diri Laskar.

"Gue mau ikut aksi lagi. Gue juga udah ngerti gimana caranya meliput aksi demonstrasi."

"Sama gue liputannya."

"Jangan, dong, anak reporter, kan, banyak. Selagi gak kekurangan SDM, Pimrednya jangan turun tangan. Tugas lo aja udah berat, masa harus turun ke lapangan juga buat liputan?"

"Ya, gak apa-apa. Biar ada yang jagain lo juga, kita gak tahu demonya bakalan aman-aman aja atau ada kericuhan, kita juga gak tahu apa yang bakalan terjadi nanti. Jadi, minimal gue ada di lokasi buat mantau langsung gimana liputan itu berlangsung."

"Gue mau minta maaf lagi soal kemarin. Janji nanti gak akan kayak gitu lagi, chat lo udah gue sematkan. Dimaafin, enggak?" Frea berusaha memasang wajah semelas mungkin demi mendapatkan simpati dari Laskar dan ... berhasil! Laskar kembali menunjukkan senyuman kepadanya, cowok itu juga sempat mengacak sekilas rambut Frea hingga berantakan.

"Iya, gue maafin."

"Gitu, dong. Lo kalo jadi dingin, serem banget, Bang. Gue takut lihat lo marah gitu."

"Kalo gue gak gitu, lo bakalan tetep mengutamakan Zergan, 'kan?"

"Cemburu, ya? Susah, sih, emang kalo jadi orang cantik gini, banyak yang suka." Frea tertawa kencang, tidak lagi menjaga image-nya di depan Laskar. Lagi pula, Laskar itu sudah dianggap seperti kakak kandungnya sendiri, Frea yang memang anak tunggal, begitu ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang kakak dan hadirnya Laskar berhasil membuat keinginan itu tercapai. Sikap peduli yang selalu Laskar tunjukkan, membuat Frea tidak pernah merasa kesepian selama hidup merantau di kota orang.

"Iya."

Namun, jawaban sederhana yang dilontarkan oleh Laskar barusan, mampu menghapus tawa lebar Frea. Jadi, Laskar cemburu melihatnya bersama Zergan?

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now