11 ♤ Gara-gara Paper

369 133 35
                                    

【☆】★【☆】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【☆】★【☆】

Dalam rangka meninjau capaian, keberhasilan, dan program yang sudah dilaksanakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengadakan Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam Jabar Juara: Refleksi Inovasi dan Kolaborasi. Lomba yang diperuntukan untuk para akademisi, baik mahasiswa maupun tenaga pengajar di PTN dan PTS, mengusung beberapa tema, yakni Membentuk Manusia Pancasila dan Berbudaya, Meningkatkan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Masyarakat, Pembangunan Infrastruktur yang Merata dan Berkelanjutan, Ekonomi Berkelanjutan dan Berkeadilan, serta
Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berkualitas.

Entah habis kesambet setan apa hingga Zergan memutuskan untuk mengajak Frea bekerja sama dalam perlombaan KTI dan menjadi tim. Frea awalnya menolak ajakan Zergan lantaran ia tidak mau ambil pusing untuk memikirkan apa isi dari full paper mereka. Frea juga berharap abstrak yang mereka buat tidak lolos seleksi. Namun, entah harus merasa bersyukur atau tidak karena abstrak mereka berhasil masuk 10 besar, padahal Zergan juga baru pertama kalinya ikut lomba. Ah, pasti itu semua berkat Frea. Hidupnya memang selalu berjasa bagi orang banyak.

Frea berhenti di depan Plumeria Cafe, sebuah kafe yang terletak di Jalan Cikuda, Jatinangor—tempat yang akan menjadi saksi Zergan dan Frea dalam menuangkan ide-ide untuk menyelesaikan full paper tersebut. Dengan wajah tertekuk sempurna, Frea membuka pintu kafe tersebut. Bagaimana tidak kesal? Zergan yang memaksanya untuk ikut lomba, tapi ia juga tidak mau menjemputnya sehingga ia harus mengeluarkan uang untuk membayar ojol. Mungkin itu salah satu alasan mengapa Zergan masih jomlo hingga saat ini: tidak peka.

Frea disambut dengan interior yang menarik, di beberapa sisi kafe tersebut terdapat tanaman yang memang sengaja diletakkan untuk mempercantik ruangan. Kafe ini memiliki banyak fasilitas yang mampu membuat nyaman pengunjungnya, salah satunya adalah area indoor dan semi indoor.

Frea berjalan menaiki tangga untuk bisa sampai di tempat Zergan berada. Ia dibuat takjub saat tiba di sana, hamparan sawah hijau dan perbukitan indah, langsung menyambut matanya. Udara di sini juga masih terasa sejuk, ditambah dengan suasana kafe yang tidak terlalu ramai sehingga rasanya menenangkan. Di atasnya terdapat lampu-lampu kecil yang sengaja dipasang, tetapi dibiarkan mati di pagi hingga sore hari. Ada tanaman hias yang ikut menambah keindahan Plumeria Cafe, juga kursi berwarna putih yang memiliki desain terbuka pada bagian sandarannya.

"Dasar gak peka!"

Zergan yang semula fokus pada layar laptop, langsung beralih pada Frea yang sudah menarik kursi di hadapannya. Zergan menghela napas dan menyodorkan makanan serta minuman ke arah Frea. Saus ayam katsu teriyaki, nasi goreng seafood, pancake cokelat, dan milkshake beludru merah—berhasil membuat perut Frea berbunyi.

"Udah gue bayarin semua, tinggal makan aja, kalo mau nambah juga nanti gue pesenin lagi."

Frea yang niatnya mau marah-marah, malah menggantinya dengan cengiran kuda dan duduk manis di hadapan Zergan.

Tulisan untuk ZerganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang