26 ♤ Perbedaan Antusias

232 61 81
                                    

【☆】★【☆】

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

【☆】★【☆】

"Sebelumnya, saya akan memberikan penjelasan mengenai gugatan sengketa tanah, yaitu apabila gugatan tersebut dicabut maka kesepakatan perdamaian hanya mengikat kedua belah pihak, di mana apabila salah satunya ingkar janji maka harus diajukan gugatan kembali."

"Hasil dari sidang mediasi ini adalah pihak penggugat mengaku salah dan akan menyelesaikan sengketa tanah ini dalam kurun waktu 2 bulan. Apakah ada yang ingin ditanyakan, baik dari pihak penggugat maupun tergugat?"

"Cukup."

"Baik, sidang mediasi terkait sengketa tanah, resmi saya tutup."

Selepas melakukan Praktikum Sidang Mediasi, Frea langsung mengambil tasnya. Ia berencana untuk langsung ke rumah sakit sehingga Frea dengan sengaja membawa baju ganti supaya tidak terkesan terlalu formal.

"Lo mau langsung ke rumah sakit, Fre?"

"Iya, Nya. Tadi pagi gue dapat kabar dari mamanya, Bang Laskar masih belum sadar dan kemungkinan mengalami koma. Gue khawatir banget, ini juga gara-gara gue. Coba kalo Bang Laskar gak nemuin gue, pasti semua ini gak bakalan terjadi."

"Hari ini ada jadwal liputan, 'kan? Gue minta tolong sama lo buat temenin anak 22 nya, bisa gak? Takutnya mereka bingung, gue gak bisa nemenin langsung, redaktur yang lain juga katanya ada jadwal kelas di siang sampai sore ini."

"Siap, Fre, nanti gue nyusul paling, ya. Mereka berangkat duluan, mau ganti baju dulu soalnya."

"Makasih banyak, ya. Gue duluan, Nya. Lo hati-hati di jalannya."

'Tulisan untuk Zergan'

Berhubung ibu Daisy dirawat di Rumah Sakit Harapan Keluarga, yang berada di Jatinangor, Zergan sengaja meluangkan waktunya untuk berkunjung sebelum Mata Kuliah Seminar Kapita Selekta Ilmu Politik dimulai, pukul 15.30 WIB nanti. Ditambah lagi, mamanya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu dan entah bisa tahu dari mana bahwa ibu Daisy sedang dirawat di rumah sakit.

"Mama kenapa gak pernah ngasih kabar dulu, sih, kalo mau datang? Terus ada perlu apa juga tiba-tiba ke Jatinangor?"

"Ya, memangnya gak boleh kalo mau jengukin anak sendiri?"

Zergan hanya menghela napas, masalahnya ia jadi tidak enak hati dengan Daisy yang terlihat tidak nyaman dengan kedatangan mamanya. Bukan karena tidak suka, tetapi gadis itu tampak tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Belum lagi perkataan mamanya yang kerap kali terdengar menghina Daisy.

Zergan kembali mengalihkan pandangannya ke depan, lalu memutuskan untuk memanggil Frea saat netranya tidak sengaja melihat Frea yang tampak tergesa-gesa. Namun, meskipun begitu, Frea tetap menghampiri Zergan dan melupakan tujuan utamanya sejenak.

"Lo lagi sakit, Fre?"

"Enggak, gue ke sini mau jengkuk Bang Laskar."

Ekspresi Isna langsung berubah saat melihat Frea berdiri di hadapan mereka, senyuman juga tampak tercetak jelas pada bibirnya.

Tulisan untuk ZerganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang