24 ♤ Menerima Kekurangan

306 74 69
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

"Saya memutuskan untuk mengadopsi Raya," kata seorang wanita berpenampilan rapi dengan perasaan bahagianya.

Kalimat itu berhasil mendapat balasan berupa senyuman dari Daisy. Setelah menjelaskan karakter dan sedikit latar belakang dari anak panti yang semula menjadi opsi untuk diadopsi, pasangan setengah baya yang belum juga dikaruniai anak—merasa tertarik untuk mengadopsi Raya lantaran memiliki karakter yang dirasa cocok untuk mereka jadikan sebagai anaknya.

Ada rasa sedih yang mendadak menyelimuti saat mendengar keputusan tersebut, Raya merupakan salah satu anak panti yang paling dekat dengannya. Jadi, hal itu tentunya akan membuat Daisy begitu merasa kehilangan.

"Baik, Pak, Bu. Saya izin berbicara sebentar dengan Raya."

Setelah mendapat persetujuan, Daisy menjalankan kursi rodanya, menuju Raya yang sudah kembali bermain dengan anak-anak lain.

"Raya, Sayang. Sini sebentar, Teteh mau bicara sama kamu."

Mendengar hal tersebut, Raya segera berhenti bermain dan melangkah menuju Daisy. Gadis kecil itu saat ini sudah berusia 9 tahun, terlihat cantik, dan cerdas sehingga wajar saja jika pasangan itu merasa tertarik.

"Raya mau punya orang tua, 'kan?"

Raya mengangguk pelan, kemudian Daisy mengelus surai hitamnya seraya tersenyum, tetapi matanya tidak bisa berbohong—Daisy sedang berusaha menahan tangisan. Anak-anak itu sudah dianggap adik kandung olehnya sehingga setiap kali perpisahan itu terjadi, Daisy pasti akan merasa kehilangan dan menangis terus-menerus.

"Di dalam ada yang mau mengadopsi kamu. Mereka akan menjadi orang tua angkat kamu."

"Raya mau tetap di sini aja, Teh. Mau sama Teh Daisy, sama Ibu, sama temen-temen juga. Raya gak mau diadopsi."

"Katanya Raya mau merasakan punya orang tua, mau bisa sekolah. Kalo tetap di sini, semua mimpi kamu gak akan bisa tercapai, Ray. Teteh juga mau yang terbaik buat kamu, tapi nanti setelah kamu resmi menjadi anak mereka, jangan lupain kita, ya? Sesekali berkunjung ke panti ini lagi."

Raya memeluk Daisy, kemudian menangis, sementara Daisy berusaha untuk meyakinkan Raya bahwa semuanya akan berjalan sesuai dengan impian Raya sejak dulu.

"Raya harus merasakan kehidupan yang lebih layak dan Teteh gak bisa memberikan itu. Sekarang kita rapikan semua barang kamu, terus pamitan sama yang lainnya. Teteh sayang banget sama kamu, tapi kamu harus bahagia, Ray, lebih dari apa yang selama ini kamu rasakan di panti."

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now