22 ♤ Lautan Massa Aksi

319 87 99
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

Mahasiswa memang selalu identik dengan demonstrasi. Setiap kali ada kebijakan yang tidak sesuai, mereka siap menyuarakan, bahkan tidak peduli dengan berbagai risiko yang mungkin akan terjadi; seperti terluka atau hilang.

Tanggal 10 April 2023, tuntutan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja kembali disuarakan di depan Gedung DPRD Bandung, Jawa Barat. Aksi demonstrasi kali ini, tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa saja, tetapi juga para buruh dan petani yang tergabung dalam Gerakan Bersama Rakyat (Gebrak) Jawa Barat.

Jalanan yang biasanya terlihat normal, kini mendadak menjadi lautan manusia. Para mahasiswa itu terlihat bangga dengan almamater khas universitas masing-masing, tetapi ada juga yang menggunakan PDH organisasinya. Ya, mereka adalah reporter yang siap meliput dan memberi informasi bagi mahasiswa yang tidak ikut dalam aksi demonstrasi hari ini.

Ada yang membawa spanduk bertuliskan kalimat-kalimat penolakan terhadap Undang-Undang Cipta Kerja, ada yang membawa bendera, ada juga yang membawa pengeras suara agar lebih terdengar oleh para aparat pemerintah meskipun nyatanya, orang-orang di dalam Gedung DPRD sana, pasti cenderung menutup telinga rapat-rapat dan mengabaikan suara rakyat.

Di FISIP Unpad, aksi hari ini merupakan kegiatan wajib dari dosen dan dianggap sebagai pengganti dari UTS. Jadi, mau tidak mau, semua mahasiswa FISIP ikut terjun ke jalanan. Sebagian dari mereka memang paham tuntutan hari ini, tetapi sebagian lagi hanya demi memenuhi tugas mata kuliah. Itu adalah hal yang wajar, tidak semua mahasiswa mampu dan mau berpikir kritis serta menjadi garda terdepan saat ada ketidaksesuaian dalam peraturan pemerintah. Ada juga yang cenderung fokus pada nilai-nilai mata kuliah, perlombaan, kepanitiaan, mengincar beasiswa, atau sekadar berorganisasi yang menyangkut seni, seperti teater, musik, paduan suara, dan lain-lain.

"Sebenarnya, ada ataupun gak ada aksi hari ini, gak akan berpengaruh apa-apa. Gue tetap yakin kalo UU Cipta Kerja gak akan dicabut atau diubah. Buktinya, setelah sekitar 2 jam kita berdiri di luar Gedung DPRD sambil teriak-teriak, berharap mereka mau menemui kita dan menandatangi kesepahaman penolakan UU Cipta Kerja—hasilnya tetep sama kayak aksi-aksi sebelumnya; sia-sia."

"Wah, baru kali ini gue denger seorang ketua BEM mengeluarkan pernyataan kayak gini, lo lagi capek, Gan?" Attar menggeleng beberapa kali.

"Pengin gue terabas aja itu gerbang, gue ahli dalam manjat-memanjat. Udah terbiasa juga manjat gerbang sekolah gara-gara telat masuk."

"Sayangnya, banyak penjaga yang siap menghalangi lo, Gan."

"Biar status kita cuma mahasiswa, yang mungkin suaranya gak akan didengar, tapi kita bisa bikin takut orang-orang di dalam Gedung DPRD sana. Buktinya, mereka gak berani menemui kita, udah gitu, mereka punya penjaga, sedangkan kita datang ke sini cuma bermodalkan naskah tuntutan yang tebalnya gak kira-kira."

Massa aksi masih belum menyerah walaupun sebagian ada yang memutuskan untuk beristirahat sejenak—duduk di jalan tanpa beralaskan apa pun seraya meneguk air penyelamat dari dehidrasi akibat terus bersuara lantang.

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now