10 ♤ Sedikit Kisah

383 144 68
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

Tatapan mata Frea terus tertuju pada orang-orang di sekitar, sesekali ia terlihat membenarkan helm yang lumayan besar di kepalanya sehingga rasanya kurang nyaman digunakan. Sementara itu, jauh di dalam kepalanya muncul banyak pertanyaan mengenai respons keluarga Laskar ketika ia tiba di sana. 

Ya, setelah semua kegiatan di kampus selesai, Laskar mendadak memaksa Frea untuk main ke rumahnya. Frea juga tidak memiliki alasan untuk menolak sehingga mau tidak mau, Frea duduk di atas jok motor Laskar yang akan membawanya sampai kediaman cowok itu.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai di rumah Laskar, yang terletak di Rancaekek, Bandung. Cowok itu memang sengaja mengambil rute melalui Jalan Raya Bandung sehingga lebih cepat sampai. Akhirnya, Frea turun dan merapikan rambut yang berantakan akibat ulah helm kebesaran itu. Sekali lagi, Frea memastikan pakaian yang digunakannya. Namun, hal itu mengundang tawa tipis dari Laskar yang memang menyadari setiap pergerakan aneh dari Frea.

"Udah sopan, Fre. Pakaian lo tertutup, rapi, dan lo kelihatan cantik."

"Mama lo gak galak, 'kan, Bang?"

"Enggak. Kalo galak juga, ya, paling ke anaknya doang. Gak mungkin galak sama anak orang, mana baru pertama kali main. Udah, tenang aja, tujuannya juga, kan, cuma mau main sekalian ngenalin lo ke Mama."

Frea mengangguk, kemudian membiarkan Laskar menggenggam tangannya dan membawa Frea memasuki area rumah Laskar. Cowok itu tinggal di rumah bergaya klasik dan tampak asri lantaran di pekarangan rumahnya, terdapat banyak tanaman, mulai dari tanaman hias, tanaman obat, hingga buah-buahan, seperti mangga, jambu, dan belimbing.

Saat pintu terbuka, sambutan pertama yang Frea terima berasal dari seekor kucing berwarna putih bersih, berbulu lebat, dan tubuh yang tampak gempal. Kucing itu berjalan menuju kaki Frea, berhenti sejenak di sana, sebelum akhirnya menuju Laskar. Ekspresi Laskar yang lebih sering terlihat serius, langsung berubah saat kucing itu menghampirinya. Laskar terlihat manis ketika membawa kucingnya ke dalam pangkuan. Cowok itu juga sempat berbincang dengan kucingnya, kemudian memberikan ciuman, berlanjut dengan tangan yang tidak berhenti mengelus puncak kepala kucingnya.

"Frea, ya? Kok, baru main ke sini?"

Fokus Frea yang semula tertuju pada Laskar, seketika teralihkan saat mendengar suara perempuan memasuki pendengaran. Dilihatnya seorang wanita paruh baya, yang hanya menggunakan daster bunga-bunga, sedang tersenyum begitu hangat pada Frea. Ia yakin bahwa itu adalah mamanya Laskar sehingga Frea membalas senyuman dan mencium tangannya.

"Kok, Tante tahu kalo aku namanya Frea? Aku, kan, gak pernah main ke sini."

"Ya, tahu, dong. Laskar sering banget cerita tentang kamu, sampe Tante tahu segalanya walaupun belum pernah ketemu. Katanya, Frea itu tipikal cewek cantik yang bisa jaga diri sendiri, Frea jago bela diri, Frea bukan cewek gampangan yang bisa menerima sembarangan cowok masuk ke dalam kehidupannya, Frea itu jago public speaking, Frea sekarang kuliah di Jurusan Ilmu Hukum, Semester 4, 1 tahun di bawah Laskar, tapi Frea punya pemikiran yang lumayan kritis, Frea gak pernah takut buat nyoba, apalagi kalo ada kasus yang lagi ramai di lingkungan kampus, Frea pasti langsung mengajukan diri buat ikut terjun, Frea juga anak yang cerdas, jago debat, pokoknya Frea itu tipikal cewek paling sempurna, yang pernah Tante denger dari mulutnya Laskar."

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now