19 ♤ Bandung dan Seisinya

261 93 111
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

Hari Sabtu, seharusnya menjadi hari untuk bersantai dan mengistirahatkan diri dari segala macam kepenatan selama kuliah. Namun, berhubung jadwal yang tidak dibuat padat, waktu yang Frea miliki di kampus untuk mendengarkan dosen berdongeng—menjadi full—dari Senin sampai Sabtu, Frea memiliki jadwal kelas.

Kuliah di Jurusan Ilmu Hukum itu, menyenangkan meski lebih banyak pusingnya. Namun, sejauh ini nilai Frea aman-aman saja dan tidak pernah mendapatkan nilai C. Kalau kalian berpikir menjadi anak Ilmu Hukum tugasnya tidak jauh dari menghafal pasal, kalian salah besar. Mahasiswa Ilmu Hukum, tidak dituntut dan tidak diwajibkan untuk menghafal semua pasal yang terdapat dalam Undang-Undang hingga membuat kepalanya nyaris meledak, tetapi mereka hanya diminta untuk memahami doktrin yang melatarbelakangi pembentukan pasal-pasal tersebut sehingga mereka mampu melihat persoalan secara tajam dan menghasilkan opini yang berkualitas.

Kemampuan menganalisa yang kuat, sangat dibutuhkan lantaran mereka perlu menghadapi banyak kasus yang disajikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Ditambah lagi, mereka nantinya akan bertemu praktikum simulasi persidangan. Ada yang berperan menjadi jaksa, hakim, pengacara, tersangka, saksi, dan sederet peran penting lainnya dalam proses persidangan. Selain perlu keberanian untuk berbicara, juga perlu memahami kasus yang akan dibawakan.

Untungnya, hari ini hanya ada 3 SKS, yang berarti Frea hanya butuh waktu selama 3 jam untuk berada di ruang kelas dan saat ini, Frea sudah mampu melewati waktu tersebut sehingga senyuman tampak menghiasi. Frea ingin cepat-cepat sampai kosan, kemudian hibernasi, dan mengabaikan semua pesan yang berhubungan dengan perkuliahan ataupun organisasi. Ya, untuk sejenak saja ia ingin rehat. Namun, saking bahagianya, kaki Frea sampai tidak sengaja tersandung hingga membuatnya terjatuh—di depan gerbang keluar—dilihat oleh beberapa anak ormawa yang sepertinya sedang ada kegiatan.

"Aduh, sial banget gue!" Frea memukul jalanan yang menjadi alas duduknya saat ini, sebelum tawa kencang mengisi pendengarannya. Zergan—cowok menyebalkan itu sedang asyik dengan ponselnya, seolah sedang mengabadikan momen Frea terjatuh. Namun, beberapa menit kemudian, Zergan mengulurkan tangannya untuk membantu Frea berdiri.

"Bangun! Kasihan amat duduk di jalanan, kayak gembel gitu." Lagi, Zergan memberikan tawa menyebalkan itu pada Frea. Berhubung sudah telanjur malu, Frea memutuskan untuk tetap menerima bantuan Zergan meski saat ini, ia ingin sekali memukul wajah Zergan hingga cowok itu tersungkur dan citra sebagai ketua BEM-nya rusak begitu saja, sebab kalah oleh seorang perempuan.

"Lo tadi video-in gue, ya?"

"Iya, dong. Ulang tahun lo kapan? Nanti biar gue post di instagram, sekalian sama yang di Jalan Asia Afrika, terus gue tag lo segede-gedenya, biar orang bisa lihat akun lo."

"Hapus gak?!"

"Gak mau."

"Hapus, Zergan! Gak sopan tahu ngerekam orang tanpa izin!"

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now