> 18 <

80 3 0
                                    

Halo
Malem semua
Binggung mau buat sambutan apa
Jadi langsung aja ya


Happy Reading

"SAYA BENAR-BENAR TAK MENGHARAP KAMU LAHIR DI DUNIA INI VINO!!!"

"Ta t tapi ma"

"HANYA VIAN!! HANYA VIAN ANAK SAYA!! DAN ITU TIDAK AKAN BERUBAH!!"

"Vino anak mama sama papa"

"TIDAK!! SAYA TAK PERNAH MEMILIKI ANAK YG BISANYA HANYA MEMBANTAH!!"

"Vino ngak suka bantah mama...."

"OMONG KOSONG!! INGAT!! SAMPAI KAPAN PUN SAYA TAK AKAN SUDI MENGANGGAP KAMU SEBAGAI ANAK SAYA!!"

Wanita itu pergi, ya raya pergi meninggalkan vino yg terduduk sendiri di kesunyian malam ini.

"Vino anak mama, vino anak mama" gumaman sendu iyu keluar dari mulut vino.

Vino berdiri, meninggalkan ruangan itu dan berjalan keluar, keluar dari rumahnya.

Disinilah ia melihat sang papa, di bawah sinar lampu taman yg tampak redup.

"Paaa"

"Apa yg kamu lakukan di sini?! Pergi!"

"Vin vino cuma mau ngobrol sama papa" cicitnya.

"Apa kamu bilang?! Ngobrol?! Cih anak saya lebih penting dari pada kamu"

"Tapi vino anak papa" bela vino lirih.

"Anak?! Orang bodoh mana yg mau menganggap anak seperti kamu!! Anak menyusahkan dan tak tau diri!"

"Vin vino cuma...."

"Cuma apa!! DARI DULU KAMU ITU TIDAK BISA DI ANDALKAN!! HANYA MAIN! MAIN! DAN MAIN!"

"KAMU LIHAT VIAN! DIA BISA DI BANGGAKAN!! DIA PINTAR! SEDANGKAN KAMU!! SELALU MEMBANGKANG TAK TAAT ATURAN!! SEPERTI ANAK YG TAK KENAL PENDIDIKAN!!"

"DAN ASAL KAMU TAU!! SAYA DAN ISTRI SAYA TAK PERNAH MENGANGGAP KAMU ANAK SEMENJAK KAMU LAHIR!! DAN ITU AKAN BERLAKU SELAMANYA INGAT!! SELAMANYA!!"

"ANAK TAK TAU DI UNTUNG!!"

Hufftttt hufttt

Nafas vino terdengar tak beraturan, ia baru saja terbangun dari tidur siangnya.

"Sial! Mimpi itu lagi" gerutunya.

Vino meraup wajahnya, mencoba menenangkan dirinya sendiri, keringat bahkan tak berhenti keluar dari pelipisnya.

Hari ini ia mendapat kabar bahwa restoran tempatnya bekerja sedang mengalami masalah, karna itu restoran di tutup sementara.

Vino memanfaatkan hal itu untuk mengistirahatkan dirinya, karna siang tadi ia di hukum menghadap tiang bendera bersama yg lain.

Jujur itu cukup menguras energi nya, bagaimanapun vino juga manusia biasa.

Tangannya bergerak mengapai ponselnya yg berdering, tampak beberapa panggilan tak terjawab dan satu panggilan baru.

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang