Akhir

114 5 0
                                    

Apa Kalian Mengerti Sekarang, Tentang Kenangan?
Dimana
Kalian Akan Merasa Kehilangan
Saat Sosok Itu Sudah Pergi Dari Hadapan.
Dimana
Hanya Perantara Angin Yg Dapat Mengirimkan Segala Pesan.
Dimana
Kita Sudah Tak Lagi Dapat Menyaksikan.

•~•

Hari ini tepat di depan sebuah pusara seorang laki-laki tampak mengulas senyum kecutnya, ia datang seorang diri hari ini, di sore ini, menjenguk seseorang yg amat berharga baginya.

Tangannya mengelus lembut nisan itu, tak lupa mengeluarkan se ikat bunga yg ia beli tadi.

Sembari mencabuti beberapa rumput liar ia mulai membuka suaranya.

"Udah lama gua ngak ke sini, maaf"

"Langit sekarang sering nangis ya, beberapa hari setiap gua mau kesini pasti dia nangis" Kekehan singkat terdengar mengalun.

"Seakan ngak ngasih restu buat gua kesini, dan untungnya hari ini dia ngasih gua ijin buat njenguk lo" tangannya berhenti mencabut rumput-rumput liar itu, beralih mengambil sebuah surat di dalam tas nya.

"Tau ngak No, beberapa hari ini gua suka ngak tidur kalo malam, kalo ada lo pasti lo marah-marah" kekehan singkat kembali terdengar.

Pemuda itu, yang tak lain adalah vian meletakkan secarik kertas yg ia lipat itu tepat di samping nisan sang saudara.

Sudah 4 tahun berlalu, sejak peristiwa itu terjadi, dimana peristiwa itu dapat merubah segalanya.

"Papa sekarang suka ngelamun No, dia sering banget tidur di kasur lo, bahkan kadang gua sering liat papa nangis di taman belakang sambil peluk foto lo"

"Aneh ya, dulu, saat lo masih ada, papa seakan ngak menganggap lo ada, sekarang, waktu lo pergi, papa malah minta dan berharap lo kembali"

Vian terdiam, menikmati sentuhan angin yg menerpa wajahnya, yg ia rasa semakin lama semakin kencang dan menciptakan hawa dingin.
Sebelum ia memulai kembali ceritanya.

"Selin kadang suka salah panggil gua pakai nama lo kalo lo tau, bahkan hari itu dia cerita ke gua, katanya lo dateng ke mimpinya, dia keliatan seneng banget waktu cerita tentang lo, agaknya kalo lo masih ada di sini, pasti udah punya hubungan sama dia"

"Danu juga, sekarang dia juga jadi anak ambis banget, suka nolak kalo di ajak main, katanya ngak mau nunda wisuda"

"Kalo nanda anaknya masih kaya dulu, bedanya sekarang dia udah punya doi, jadi agak anteng anaknya, takut di semprot pacarnya"

"Rafa, ngomong-ngomong tentang rafa, dia sekarang cukup berubah No, kita beda kampus, jadi jarang ketemu, sekarang dia lebih pendiem, bahlan kata bunda, dia sering banget ngelewatin makan di rumah dan milih makan di luar sendiri"

"Kalo gua, lo pasti tau sendiri, secara lo pasti awasin gua setiap hari, dari atas sana" vian mendongakkan kepalanya, menghadap langit yg nampak semakin menghitam di atas sana.

"Dan ya, seperti yg lo liat, papa sekarang jadi jauh sama gua, dia jarang nyapa gua, tapi tenang, gua ngak mempermasalahkan itu malah gua suka di diemin papa"

"Mama, mama masih sama kok, dia masih suka sibuk sama butik tapi tetep memperhatikan gua"

Vian terdiam, memandang jauh ke depan, seolah membayangkan sesuatu, sebelum....

"Pantes gua ke rumah lo, lo nya ngak ada" ucap seseorang lalu ikut berjongkok di sampingnya, tersenyum dan mengelus gundukan tanah yg di tutupi rumput itu.

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Onde histórias criam vida. Descubra agora