> 37 <

135 5 0
                                    

•~•

Laki-laki itu memandang sebuah bingkai foto di atas meja, cahaya remang-remang membuat foto itu sedikit terlihat kabur, di sana, tampak dua orang anak kecil yg tersenyum ceria.

Secarik senyum pedih tercetak di wajahnya yg sudah memiliki sedikit kerutan, mungkin karna efek umur nya dan keseringan nya tidur terlalu larut dan jarang istirahat.

Ia membawa foto itu, duduk di pinggir ranjang yg kosong tanpa pemilik, jari-jarinya mengelus wajah di dalam bingkai itu, hingga tak terasa pipinya basah karna air mata.

Hari ini langit tampak mendung sedari pagi, bahkan hingga sore hari, matahari seperti enggan untuk tersenyum dan memberi kehangatan.

Krekkkk
Cklik

"Pa, mama  udah nyiapin makan malam" pemuda itu duduk di samping sang papa, dapat ia lihat dengan jelas foto di dalam figura yg papanya pegang.

Senyumnya nampak pedih, tatapannya berubah sendu, ia menolehkan pandangannya ke arah jendela yg terbuka, hingga angin malam dapat masuk tanpa halangan.

"Papa, kangen dia?"

"Lebih dari itu, papa.....menyesal" lirihnya pada akhir kalimat.

"Seandainya hari itu.."


Mobil si kembar melesat dengan kecepatan sedang di antara mobil-mobil lain di sore itu, mungkin mereka cukup lelah hingga tak membuka percakapan sejak tadi.

Hingga mobil itu berhenti di dekat pusat perbelanjaan karna ada seseorang yg akan menyebrang, dan sepertinya si kembar tau siapa yg akan menyebrang.

Itu...adi, papa mereka.

Awalnya adi masih berdiri di depan mobil mereka dan akan menyebrang, namun, entah sadar atau tidak, saat akan melangkah maju, dari arah sebaliknya sebuah mobil melaju dengan kencang.

Vino yg awalnya memang akan turun terkejut, dia keluar tanpa menutup pintu mobilnya, dan berlari menuju dimana adi berjalan.

Vian juga ikut kelabakan, ia keluar mobil namun sayangnya....

Brakkkkk
Tinnnnn...

Ia terlambat.

Di depan sana, dua orang tergeletak dengan jarak yg lumayan berjauhan, dan orang-orang mulai berdatangan, mengerubungi mereka.

"Vi...vin..o, VINO!!" Vian berlari dengan airmatanya yg sudah mengalir deras, ia mendekat, menerobos kerumunan.

Darah, darah itu di mana-mana.

"Vin..vino jawab gua!! Vino bilang sama gua kalo lo ngak papa!!"

"Vinnnnn!! Plis, jawab gua!!" Vian kalut sekarang, ia hanya takut, takut vino akan pergi.

"Sebentar lagi ambulans datang dek" seorang wanita menepuk pundak vian yg bergetar hebat.

Dan ya tak lama dua ambulans datang, ia ikut masuk ke dalam bersama vino, sedangkan sang papa, vian harap papanya juga dibtangani dengan baik.

Aku Bukan Dia ( kita Berbeda )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang