Prolog

3K 290 325
                                    

【☆】★【☆】

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

【☆】★【☆】

Bandung, 15 Desember 2022

Suasana di depan Gedung DPRD Jawa Barat tampak dipenuhi mahasiswa dari berbagai almamater yang berbeda. Namun, hadirnya mereka di tempat ini dilandasi oleh satu tujuan yang sama, yaitu menyuarakan tuntutan terhadap KUHP yang baru saja disahkan oleh DPR beberapa waktu lalu.

Aksi yang dilakukan oleh gabungan mahasiswa se-Jawa Barat ini, mengusung tema "Jabar menggugat, Bandung Lautan Amarah". Terlihat beberapa mahasiswa membawa spanduk yang bertujuan agar KUHP yang memuat pasal-pasal bermasalah segera dicabut. Akan tetapi, berdirinya mereka di depan Gedung DPRD, tampak tidak digubris oleh para aparat pemerintahan.

Massa aksi juga sempat meminta untuk melakukan audiensi dengan anggota DPRD Jawa Barat, tetapi tidak ada tanggapan yang diberikan. Tak ada satu pun dari mereka yang mau menemui massa aksi.

Dandelion Fredella-seorang mahasiswi asal Universitas Padjajaran—yang juga merupakan jurnalis kampus, tampak fokus melakukan liputan langsung di tempat yang tak jauh dari demo berlangsung.

Meskipun ia tahu bahwa apa yang dilakukannya sangat berisiko, tetapi ia menyukainya. Namun, entah kesialan apa yang ia dapatkan hari ini, tubuhnya sempat terdorong oleh massa aksi yang mulai ricuh sehingga ia terjatuh. Fokusnya kini menjadi tidak stabil dan ia masih belum bangkit dari posisinya, sementara kericuhan makin besar saat tembakan water cannon pertama dilakukan.

"Anya! Lo di mana?!" Frea berusaha untuk bangkit meskipun beberapa kali tubuhnya terkena tendangan massa aksi yang makin tidak kondusif.

Lebih buruknya lagi, Frea kehilangan teman satu organisasi yang juga bertugas untuk meliput aksi demo hari ini, padahal sebelumnya mereka berada di tempat yang sama.

"Kita mau minta audiensi, tapi kenapa harus pake cara kayak gini?!" Terdengar salah seorang mahasiswa yang menyuarakan hal tersebut, beberapa di antaranya kembali maju setelah sebelumnya sempat mundur. Namun, suasana justru makin kacau, bahkan polisi yang bersenjatakan pentungan ikut mengejar dan membubarkan para mahasiswa.

Frea hanya bisa mematung, menyaksikan kacaunya demo hari ini. Beberapa di antara mahasiswi dari berbagai universitas, tampak kehilangan kesadaran. Ini merupakan pengalaman pertama baginya, bertugas untuk meliput aksi demo, tapi sayangnya ia langsung terkena sial lantaran demo kali ini diiringi dengan kericuhan.

Tiba-tiba, seseorang menarik tangannya. Cowok itu terus membawa tubuhnya untuk ikut menyelinap di antara massa aksi lainnya. Entah akan dibawa ke mana, tapi mungkin ke tempat yang jauh lebih aman. Frea yang mulai merasa lemas, memilih untuk hanya mengikuti setiap langkah dari cowok di depannya. Toh, almamater mereka sama, hanya saja kali ini, Frea menggunakan PDH organisasinya—Warta Kema.

Tulisan untuk ZerganWhere stories live. Discover now