PART 10: Mantan

779 115 12
                                    

Hari ini hari Senin dan Yeonjun terlambat masuk kelas pagi. Hal yang bagus untuk memulai minggu yang baru, bukan?

Beruntung kelas ini adalah kelas yang familiar bagi Yeonjun, tapi tidak beruntung juga karena sesaat setelah dia masuk dari pintu belakang kelas dan duduk diam-diam, dosennya langsung menyapa dengan pertanyaan mengenai materi.

Butuh sepuluh detik untuk Yeonjun menjawab, mengingat-ingat materi yang dia baca kemarin malam. Dosen yang satu ini memang terkenal dengan kebiasaannya untuk bertanya kepada mahasiswa-mahasiswi secara acak.

Karena Yeonjun menjawab dengan betul, dia diperbolehkan duduk. Untung aja udah kepoin dosennya dari kating.

***

"YEONJUN! Lo udah jadian kan?!" seru seorang perempuan bertubuh tinggi langsing sambil menghadang Yeonjun di pintu kelas. Ya, tebakan kalian benar, perempuan itu adalah Kim Doyeon. Kebetulan Doyeon sekelas dengan Yeonjun pagi ini, jadi dia—dan lima orang lainnya yang juga sejalan dengannya—dengan cepat mengerubungi Yeonjun untuk menuntut penjelasan.

Yeonjun yang sudah terlompat-lompat kaget, semakin kaget dengan susulan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, membuatnya melangkah mundur.

"A-apa? Kenapa?"

"Kok nanya kenapa?!"

"Ya emang gak boleh?!" Yeonjun ngegas.

Enam orang itu merengut. Ya gak ada yang larang sih.

Doyeon menarik pergelangan tangan Yeonjun ke lorong gedung dan dengan cepat mereka mengepung Yeonjun lagi untuk mengintrogasinya.

Jika kalian membayangkannya seperti Yeonjun sedang dirundung Doyeon dan kawan-kawan, kalian tidak salah. Orang-orang yang berlalu lalang pun juga berpikiran seperti itu, walaupun segera terpatahkan karena ada Doyeon di situ.

"Oh gitu? Tapi enggak kok, kita gak jadian," elak Yeonjun setelah mengetahui alasan mengapa orang-orang ini ribut di pagi hari.

"BOHONG!" Teriak salah satu dari enam orang tersebut. Yeonjun mengelus dada kirinya demi menenangkan jantungnya. Untung saja dia tidak punya penyakit jantung. "Seriu–"

"Tapi kok tumben Beomgyu update?!?! Dia kan sukanya ngilang,"

"Mana updatenya sama lo lagi."

"DAN UPDATENYA LUCU,"

"AAAAAAAAAAAA!"

Yeonjun menghela napas melihat keributan yang ada di depannya. Sambil memutar otak, dia melipat lengannya di depan dada dan menatap enam orang itu satu per satu. Sayangnya, orang-orang itu sudah tidak takut pada tatapan mengintimidasi Yeonjun.

"Gini," Yeonjun sudah mendapat ide bagus. "Oh! Yeri?! Lo udah pulang dari lomba di Inggris?!" seru Yeonjun sambil melambaikan tangannya pada sosok Yeri yang tak kasat mata dan rencana Yeonjun berhasil. Keenam orang itu terkecoh. Dengan cepat Yeonjun menerobos kumpulan manusia itu dan melarikan diri secepat mungkin, meninggalkan teriakan-teriakan di belakangnya.

***

Pohon-pohon rindang di taman tengah sekitar fakultas ilmu sosial dan politik dan fakultas seni menari kesana-kemari tertiup angin sepoi-sepoi. Yeonjun menyembunyikan dirinya dengan duduk di bangku balik pohon berbatang besar dan berdoa semoga dari keenam orang tadi, tidak ada yang akan menemukannya di sini.

Sekarang Yeonjun sedang menunggu sahabat terbaiknya, Beomgyu, untuk makan siang bersama dan ditraktir oleh Yeonjun sebagai bentuk terima kasih atas bantuan dan niat baik Beomgyu.

Alisnya berkerut saat melihat sesuatu yang menarik perhatiannya.

"'Museum date gitu ya ceritanya'? Mending kalo anaknya beneran mau diajak ngedate," gumam Yeonjun bermonolog.

POPULAR • YeongyuWhere stories live. Discover now