PART 12: Coming Out

790 101 8
                                    

Hari keempat di minggu ini masih dihiasi dengan orang-orang yang sibuk dengan urusannya masing-masing, tapi tidak berlaku bagi seorang Choi Yeonjun karena sekarang dia ada di sebuah kafe dan berlagak sok sibuk di depan laptopnya.

Tugas-tugasnya sudah selesai dari jauh hari dan pekerjaannya juga sudah selesai setengah jam yang lalu. Menari? Tidak tidak, badannya masih pegal-pegal hasil dari rekaman video menari selama dua hari berturut-turut.

Beomgyu? Laki-laki itu punya jadwal seharian, dari kelas pagi sampai latihan band di malam hari, berbanding terbalik dengan Yeonjun yang tidak punya jadwal apa-apa hari ini.

Oleh karena itu, sekarang Yeonjun menyamar jadi pengacara-pengangguran banyak acara-dengan mencoba berbagai macam permainan online di laptopnya. Mau main permainan biasanya pun percuma, karena tidak akan terasa seru sebab partnernya-Beomgyu-tidak ada.

Setelah meletakkan gelas iced americano keduanya di atas meja, ponsel Yeonjun berdering. Rasa terkejut dan senang menjadi satu saat melihat nama kontak yang terpampang jelas di layar ponselnya.

"Mama! Di sana bukannya malem?" tanya Yeonjun seketika dia menjawab panggilan telepon dari mamanya yang selama ini hidup di Kanada.

"Kata siapa? Di tempat mama siang juga kok. Kamu apa kabar?" tanya mama Yeonjun di seberang telepon. Yeonjun mengernyit bingung. Hatinya berdetak kencang seketika karena kemungkinan-kemungkinan yang muncul di otaknya. "Baik- tapi tunggu dulu, kenapa di mama siang juga? Mama dimana?"

Terdengar suara grasak-grusuk seperti ponsel mamanya direbut oleh seseorang. "Yeonjun, cucu gantengku! Kalo mau tahu mending jemput kita. I miss you, baby~" kata seorang perempuan dengan nada ceria khasnya. Itu jelas neneknya, Yeonjun hafal itu dengan sungguh-sungguh dan sekarang dia sangat bersemangat.

Mamanya di seberang telepon terkekeh. "Mending kamu cepet ke bandara Incheon. Kita dari terminal 1 ya. Jangan lupa bawa banner biar kita notice." ucap mamanya nyeleneh setelah ponselnya kembali ke tangannya.

Yeonjun tersenyum sangat lebar dan mengangguk, walaupun dia tahu kalau mama dan neneknya tidak dapat melihatnya. Dengan terburu-buru Yeonjun mengemasi barang-barangnya dan segera menuju mobilnya.

"Tunggu aku ya ma!"

***

Suara dentingan sendok dan mangkuk keramik beradu dengan sesekali diiringi suara gelak tawa dan obrolan hangat yang terjadi di ruang makan.

Setelah Yeonjun menjemput kedua wanita kesayangannya itu di bandara dan membawa mereka kemanapun yang mereka mau, akhirnya mereka memutuskan untuk makan malam dengan masakan mama Yeonjun di apartemen Yeonjun. Dia rindu masakan rumahan, walaupun dia sering menyantap hasil masakan mama Beomgyu. Masakan tiap orang pasti memiliki ciri khasnya kan?

"Kuliah kamu lancar gak?" tanya, Heeyoung, wanita yang lebih tua setelah menyeka bibirnya dengan tisu. Sejak tadi dia memperhatikan cucu satu-satunya itu makan dengan lahap, bercerita dengan semangat, maupun saat dia mendengarkan anaknya bercerita dengan khidmat.

Yeonjun mengangguk. Tentu saja kuliahnya lancar karena dia menjalaninya dengan sepenuh hati. "Nenek apa gak capek mimpin perusahaan lama gini? Mending pindahin ke mama." Yeonjun akhirnya menyampaikan apa yang ingin dia katakan sejak kedua wanita itu menceritakan tiga tahun ke belakang kehidupan mereka di Kanada.

"Nenek masih sehat gini padahal," timpal nenek Yeonjun sambil melipat lengannya di depan dada dengan sok angkuh lalu mereka berdua cekikikan bersama. Setelah memastikan kalau anaknya, Yeoreum, benar-benar pergi ke kamar mandi, nenek Yeonjun melanjutkan perkataannya. "Nenek pengen ngasih langsung ke kamu aja."

POPULAR • YeongyuHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin