PART 19: Tiga Hari.1

410 45 5
                                    

Beomgyu itu susah tidur nyenyak kalau tidak sambil memeluk sesuatu. Kebiasaan ini 'ditularkan' dari kakaknya, Taehyung.

Kalau biasanya dia memeluk boneka dinosaurus sepanjang seratus dua puluh sentimeter sebagai guling, kali ini Beomgyu memeluk manusia sepanjang seratus delapan puluh empat sentimeter. Manusia itu saat ini membelakangi Beomgyu yang sedang memeluk pinggangnya dan melingkarkan kakinya di atas pahanya.

Sinar-sinar matahari sudah mengintip dari bawah gorden panjang berwarna abu-abu tua. Beomgyu yang 'diberi tanda' oleh tubuhnya bahwa dia sudah memperoleh tidur yang cukup, mulai terbangun. Pipinya masih menempel di punggung manusia yang dia peluk karena rasanya nyaman.

Pemuda itu mengerjapkan mata sambil mengumpulkan nyawa dan ingatannya karena dia sempat bingung ini kamar siapa.

Matanya melebar bukan saat Beomgyu akhirnya ingat dia sedang berada di kamar siapa, tapi saat dia menyadari siapa yang sedang dipeluknya.

Dengan perlahan Beomgyu mengangkat tangan dan kakinya, lalu bangun dari tempat tidur dengan hati-hati agar tidak menimbulkan banyak suara dan gerakan.

Setelah berhasil menemukan ponselnya yang seingatnya dia taruh di meja nakas, Beomgyu melangkahkan kakinya ke kamar mandi, meninggalkan seseorang yang diam-diam kecewa karena sudah tidak dipeluk lagi.

***

Baik Beomgyu atau Yeonjun sebenarnya tidak ada yang tipe early bird. Buktinya seperti sekarang, jam 11 siang baru 'bertemu' lagi di sofa ruang tengah karena Yeonjun baru keluar dari kamarnya setengah jam setelah Beomgyu pergi tadi.

"Gyu." Yeonjun berdeham karena tenggorokannya kering. Suaranya yang serak menarik perhatian Beomgyu yang tadi sibuk menyelesaikan satu ronde permainan Cookie Run di ponselnya. Sialnya, Beomgyu langsung teringat fakta kalau tadi dia memeluk sahabatnya, sedangkan dia tidak mau mengingat hal itu.

Oleh karena itu, Beomgyu buru-buru menepis ingatan tentang betapa nyamannya pelukan tadi.

Saat Beomgyu melihat wajah Yeonjun, dia ragu kalau laki-laki itu sudah membuka matanya. Dia lebih mirip seperti orang yang sedang tidur sambil berjalan sekarang.

Berarti dia gak sadar kalo tadi gue peluk kan? Buktinya dia biasa aja pagi ini.

"Kenapa?" tanyanya saat Yeonjun berjalan ke arah kulkas dan tidak melanjutkan perkataannya.

Yeonjun mengernyit karena air dingin yang diminumnya. "Makan yuk di luar." ajaknya setelah mengembalikan botol air minum di kulkas lalu menghampiri Beomgyu yang masih duduk santai di sofa.

Beomgyu yang tadinya sedang kembali fokus pada ponselnya kembali melihat Yeonjun sambil melongo.

"Kenapa harus di luar?" tanya Beomgyu karena sejujurnya dia malas untuk keluar secepat ini. Beomgyu perlu menyimpan tenaganya untuk nanti sore.

Namun karena alasan Yeonjun tentang di rumahnya tidak ada bahan makanan yang layak dan mereka berdua sudah lapar dirasanya benar, maka Beomgyu mengiyakan ajakan itu. Selain itu, menurut Yeonjun, jam segini adalah awal dari jam-jam sibuk karena tepat bersamaan dengan waktu makan siang, yang berarti jasa pesan antar akan memakan waktu lebih lama.

"Iya, Bapak Pengacara Yeonjun. Iya. Ya udah, gue mau cuci muka lagi," ucap Beomgyu cepat-cepat saat Yeonjun mau menyampaikan alasan keempatnya. Yang dipanggil bapak pengacara hanya cengar-cengir setelah lawannya mengalah.

***

Beomgyu memotong-motong daging perut babi yang luarnya sudah matang. Kebiasaan Beomgyu tiap datang ke restoran yang memanggang sendiri adalah dirinya yang bertugas sebagai pemanggang.

POPULAR • YeongyuWhere stories live. Discover now