SPECIAL PART: Act of Service

742 100 7
                                    

Kinda late but selamat hari raya Idul Fitri bagi yang merayakan 💛💚

Kayak judulnya, karena ini special part jadi gak nyambung sama part sebelum maupun sesudahnya. Special part ini untuk pengganti update minggu ini karena aku 'sibuk' liburan dan ngerjain UTS 😭🙏

P.s: timeline part ini di masa Yeonjun maba-Beomgyu siswa kelas 12















Di suatu malam yang lembab, Yeonjun mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya. Hujan sudah mulai mereda sejak sepuluh menit yang lalu, tapi hal itu tidak membantu Yeonjun yang saat ini meringkuk di atas sofa karena kedinginan.

Laki-laki berambut hitam dengan sweater warna senada menaruh panci berisi mi instan dan mangkuk kecil di meja depan sofa tersebut, lalu dia kembali lagi dan duduk di atas karpet setelah mengambil sumpit.

"Jun, bangun. Udah jadi nih," ucap Beomgyu sambil mencolek telapak kaki Yeonjun yang muncul sedikit di balik selimut. Sementara Beomgyu mengaduk-aduk mi yang ada di panci, Yeonjun menggeliat untuk dapat melihat Beomgyu dari balik selimut.

"Itu gak ada racunnya kan?" tanyanya.

Beomgyu menatap Yeonjun dengan malas. "Gue emang gak bisa masak tapi bukan berarti gue gak bisa masak mi ya. Udah ah cepetan, gue mau ngegambar lagi."

Sambil cengengesan, Yeonjun akhirnya turun dari sofa dan duduk di atas karpet untuk menyantap mi instan yang Beomgyu masak untuknya. Saat melihat penampakan dari isi panci itu, Yeonjun sedikit terkejut.

"Wow.... lengkap bener ada ham, telur, sama daun bawang," Yeonjun menatap Beomgyu sambil tepuk tangan dengan mode slow motion. Beomgyu tersenyum kecil. "Kan lo suka ketiga bahan itu. Udahlah, jangan kayak tetangga yang banyak komen."

Yeonjun mengacungkan kedua jempolnya pada Beomgyu lalu menyantap mi instan paket lengkap itu dengan senang, sementara Beomgyu sudah berpindah ke atas sofa dan menggambar fanart di tabletnya karena mood menggambar—manual—nya sudah hilang.

Setelah suapan kedua, Yeonjun menyadari satu hal. "Kok rumah lo sepi banget dah?" tanyanya sambil mencomot sepotong daging ham dan menoleh ke Beomgyu yang duduk di belakangnya.

Mendengar pertanyaan itu, dahi Beomgyu berkerut. "Lo liat dong ini jam berapa."

"Jam berapa emang?"

Beomgyu menghela napas. Sepertinya stok kesabarannya akan habis malam ini. "Jam setengah satu pagi."

"SETENGAH SATU?!"

Beomgyu dengan buru-buru menutup mulut Yeonjun dengan telapak tangannya dan diikuti dengan Yeonjun yang 'menutup' mulutnya dengan telapak tangannya sendiri dengan reflek.

"SHUT! Mama udah tidur, lo jangan bacot!"

Yeonjun cengengesan lagi setelah tidak ada tangan-tangan yang menutupi mulutnya. "Ya maaf, 'kan hp gua mati."

Sejak Yeonjun datang ke rumahnya dengan keadaan basah kuyup karena hujan sekitar jam dua belas malam tadi, Beomgyu sangat penasaran kenapa laki-laki itu muncul di rumahnya dengan keadaan seperti itu.

Niat untuk bertanya dia urungkan karena Yeonjun terlihat kedinginan, sehingga Beomgyu langsung mempersilakan Yeonjun untuk masuk dan segera menawarkan Yeonjun untuk berendam air hangat, lalu menyiapkannya setelah Yeonjun mengiyakan.

"Lo kenapa dateng basah kuyup kayak tadi? Dan juga kenapa dateng tengah malem gak diundang? Udah kayak setan. Untung gue masih bangun." Akhirnya Beomgyu bertanya demi rasa penasarannya yang tertunda tadi.

Yeonjun menatap Beomgyu dengan tatapan penuh penghakiman saat dia disebut seperti setan lalu mengambil suapan besar sebelum dia akhirnya menjawab pertanyaan-pertanyaan Beomgyu dengan malas karena teringat alasan mengapa dia nekat pergi ke rumah Beomgyu di saat hujan.

"Papa ngelakuin 'hobi'nya di ruang tengah dan kebetulan gua pengen ngambil cemilan di dapur. Lo kan tahu dapur ada di deket ruang tengah. Jadi ya, mata gua ternodai," jelasnya lalu menyeruput kuah mi instan itu sampai habis. Beomgyu masih setia menunggu Yeonjun untuk melanjutkan ceritanya karena dia masih penasaran.

Tapi Beomgyu tidak terlalu sabar. "Terus?"

"Terus," Yeonjun menyeruput teh hangat buatan Beomgyu yang sudah jadi sejak setengah jam yang lalu.

"Gua langsung aja kabur karena udah enek banget, sampe hp gua ketinggalan. Untung aja masih ada duit di celana tadi dan kebetulan ada taksi yang masih lewat di depan perumahan. Jadi gua langsung aja nyebutin alamat rumah lo,"

"Kenapa rumah gue?"

"Gak tau ya, otak ini nyuruhnya nyebutin alamat rumah lo."

Beomgyu memutar matanya malas. "Terus, kenapa lo basah kuyup kayak kucing abis kecebur?"

"Nah itu. Satpam komplek lo bilang kendaraan yang bukan dari orang komplek gak boleh masuk. Daripada gua mangkal di pos satpam sampe pagi dan masuk angin, jadi gua terobos aja itu hujan gede buat sampe ke rumah lo."

Beomgyu ber-oh ria setelah mendengar jawaban-jawaban Yeonjun. Dia yakin kalau Yeonjun tidak mau mendengar nasihat apapun, jadi dia bereaksi seperlunya dan mendengarkannya dengan baik.

"Ya udah kalo gitu, abis ini lo keringin rambut lo sampe bener-bener kering terus tidur. Itu panci sama mangkok gue aja yang nyuci. Tadi pas lo mandi, gue udah nyiapin kasur tambahan di kamar gue, jadi kalo lo mau ngeringkuk kayak trenggiling lagi, di sana aja. Tapi jangan tiduran dulu ya, lo abis makan soalnya. Terus sekalian lo check penghangat ruangannya segitu pas gak? Tadi gue udah setel—"

"Iya, bapak Beomgyu. Iyaaa~ Siap, bos~" Yeonjun memotong rentetan perintah Beomgyu sambil memberi sikap hormat padanya, lalu terkekeh sendiri karena baginya, Beomgyu terlihat imut saat dia bersikap bawel pada dirinya.

Beomgyu merengut karena kata-katanya dipotong lalu segera mengambil panci, mangkuk, dan sumpit untuk dicuci.

Yeonjun beranjak dari posisinya setelah memastikan rambutnya benar-benar kering sambil membawa selimut yang dia gunakan tadi, lalu menghampiri Beomgyu yang sedang menata peralatan-peralatan makan yang sudah dia cuci tadi.

Sambil menundukkan kepalanya sedikit untuk mendekatkan mulutnya ke telinga Beomgyu, Yeonjun membisikkan sesuatu yang membuat Beomgyu sedikit merinding.

"Makasih banyak ya, Bear."

Siapa yang love languagenya act of service jugaaa? Angkat tangaaan!☝️😙

POPULAR • YeongyuWo Geschichten leben. Entdecke jetzt