PART 18: Tiga Hari.0

465 53 11
                                    

Beomgyu tampak tidak puas. "Tapi.... Bentar. Jadi maksudnya lo gak fokus karena lo gak bisa nempel-nempel gue? Astaga." Beomgyu tertawa.

"Lo naksir gue?" pertanyaan itu lolos dari bibir Beomgyu tanpa Beomgyu menyadarinya. Dirinya sedang mengobrol sambil menggambar sketsa, tidak heran kalau apa saja bisa dia ucapkan tanpa sadar.

Yeonjun berhenti mengetik dan terdiam, begitu pula dengan Beomgyu yang berhenti menggambar.

Rasanya Beomgyu ingin menghilang sekarang. Jantungnya berdegup kencang dan rasanya dia tidak dapat bergerak, terutama setelah dia merasa Yeonjun memindahkan fokusnya ke dirinya.

"Iya. Baru sadar?" ucap Yeonjun kalem.

Tapi kekaleman itulah yang membuat wajah Beomgyu sekarang makin memerah.

Beomgyu tiba-tiba berdiri dari duduknya sambil memalingkan wajahnya kemana saja yang penting Yeonjun tidak melihatnya.

Karena rasanya dia akan pingsan kalau melakukan kontak mata dengan Yeonjun sekarang.

Tidak, Beomgyu pasti sekarang sedang di dalam mimpi karena dia pingsan di toilet kampus.

KOK BISA DIA MAIN NGAKU GITU AJA?!

"Heh! Mau ngapain?" Yeonjun spontan menggenggam pergelangan tangan Beomgyu, mencegahnya pergi.

Permukaan telapak tangan yang sedikit kasar dan hangat melingkari erat pergelangan tangannya menyadarkan Beomgyu kalau saat ini dia tidak sedang bermimpi.

Sial.

Wajah Beomgyu sudah semerah tomat yang dia benci, sehingga dia terus menghindari mata Yeonjun yang sialnya terus mengejar matanya dengan rentetan pertanyaan 'kenapa' dan sejenisnya.

Beomgyu terduduk lemas di sofa tempat mereka bersandar tadi, diikuti Yeonjun yang masih menatapnya bingung.

"Kok lo jadi alergi sama gua begini?" tanya Yeonjun heran. Ekspektasinya tentang reaksi Beomgyu terhadap pengakuannya berbeda jauh dengan yang terjadi sekarang. Yeonjun kira Beomgyu akan langsung mengomelinya.

"Lo.... Gila," desis Beomgyu akhirnya.

Dahi Yeonjun berkerut. "Gila dalam mencintaimu?"

Beomgyu meninju dada sahabat gilanya itu dengan sangat cepat.

"Gak gitu, gila!!!"

Yeonjun tertawa kencang sambil memegang dadanya yang sakit karena ditinju Beomgyu. Tangannya kalah cepat tadi.

Kepala Beomgyu terasa sakit sekarang. Banyak hal tidak biasa terjadi hari ini. Belum lagi Yeonjun yang pada dasarnya sudah gila, makin gila sekarang.

Mana kalimat tadi cringe banget astaga gue merinding.

Tawa Yeonjun mereda dan dia kembali fokus pada laki-laki yang lebih pendek darinya itu.

"Jadi?"

"Apanya 'jadi'?" Tanya Beomgyu spontan sambil menatap Yeonjun untuk pertama kalinya sejak keceplosan tadi.

Ternyata wajah Yeonjun juga memerah, walaupun tidak semerah wajah Beomgyu.

Sejujurnya, Beomgyu baru pertama kali melihat Yeonjun beginibersikap seperti anak anjing dengan tatapan yang penuh harap dan perilaku seperti menunggu pemiliknya dengan manis untuk memberinya perintah. Tidak lupa dengan pipinya yang merah merona hingga telinganya.

Jantung Beomgyu kembali berdetak dengan tidak normal. Sempat khawatir dia akan jantungan kalau dia berlama-lama di dalam situasi ini.

Beomgyu menelan ludahnya sendiri. "Gue minum dulu." ucap Beomgyu dengan suara seraknya sambil beranjak pergi ke dapur dan Yeonjun membiarkannya, yang diam-diam takut jantungan juga.

POPULAR • YeongyuWhere stories live. Discover now