PART 21: Tiga Hari.2 (15 detik)

498 54 18
                                    

Pintu kamar Yeonjun terbuka perlahan lalu diikuti dengan pemiliknya yang berjingkat masuk seperti maling yang sedang menjalankan aksinya.

Matahari sudah mulai berada di puncak hari, tapi batang hidung Beomgyu belum terlihat juga. Maka dari itu, sekarang Yeonjun menghampirinya untuk memeriksa apakah Beomgyu sudah menyelesaikan tugasnya atau belum.

Begitu masuk Yeonjun sudah disuguhi pemandangan menggemaskan sekaligus kasihan.

Terlihat Beomgyu tertidur dengan posisi tengkurap dan laptop berada di depannya. Yang membuat salah fokus adalah posisi Beomgyu yang seperti sedang melakukan renang gaya dada.

Karena khawatir laptop tersebut akan jatuh tersenggol saat pemiliknya bangun, Yeonjun memindahkannya secara perlahan sampai matanya salah fokus dengan apa yang terpampang di layar laptop.

Sebuah laman email yang lengkap dengan alamat tujuan, kalimat salam, dan sebuah tautan GDrive terlampir tanpa sempat dikirim.

Melihat hal itu, Yeonjun jadi merasa bersalah karena dia kembali menyatakan keinginannya di tengah kesibukan Beomgyu mengejar deadline. Kemudian entah kenapa instingnya mengatakan bahwa email itu harus dikirim sekarang dan Yeonjun memilih untuk mengikutinya.

Setelah meletakkan laptop Beomgyu di meja belajar samping tempat tidur dan puas memandangi Beomgyu yang kini sudah berganti posisi ke kedua tangannya sudah terangkat, kedua kakinya terbuka lebar seperti bintang laut, dan bantal yang tadi dipeluknya sudah ada di atas perutnya, Yeonjun yang menahan senyum melangkahkan kakinya keluar dengan hati-hati.

Diam-diam Yeonjun bersyukur karena Beomgyu terlihat tidur dengan nyaman di kamarnya, walaupun dia tahu bahwa pemuda itu memang bisa tidur dimana saja.

Belum genap sejam Yeonjun meninggalkan Beomgyu tertidur nyaman di kasurnya, sebuah teriakan terdengar dari kamarnya. Teriakan Beomgyu.

Dengan terburu-buru, Yeonjun berlari meninggalkan sofa ruang tengah ke tempat suara itu berasal. Kepanikan dan pemikiran buruk menyelimuti Yeonjun sampai-sampai pintu kamarnya dibanting seperti tidak ada harga dirinya.

"KENAPA?!" tanya Yeonjun sambil menghampiri Beomgyu yang terlihat sama paniknya. Pemuda itu terlihat mengutak-atik laptopnya yang ada di pangkuannya dengan brutal.

Setelah memastikan keadaan kamarnya yang kelewat normal tanpa maling sungguhan, Yeonjun mendudukan dirinya di pinggir kasur di sebelah Beomgyu untuk memeriksa apakah dia baik-baik saja karena teriakan tadi sudah cocok untuk dimasukkan ke dalam film horor atau thriller.

"Gyu...? Kenapa?" tanya Yeonjun dengan hati-hati.

Selang beberapa puluh detik, pertanyaan Yeonjun si penyabar dan baik hati akhirnya dijawab oleh Beomgyu.

"File? Oh, maksud lo yang buat mr. Hong?" Beomgyu menolehkan kepalanya secepat kilat pada Yeonjun setelah mendengar pertanyaan itu. Mata bulat Beomgyu menatap Yeonjun dengan penuh harap. "Nah itu! Kok lo tahu?!"

"Ta-tadi gua send ... sebelum laptopnya dipindahin," jawab Yeonjun terbata-bata. "Itu bener kan emailnya? Gua cuma kirim doang karena gua lihat ada draft email nganggur gitu, terus–"

Beomgyu melongo.

"Makasih banget, Yeonjun!" pekik Beomgyu heboh sendiri sambil menutup mulutnya dengan dramatis. Horror sekali rasanya, membayangkan salah satu tugas pentingnya mendapat nilai nol padahal dia sudah bekerja keras semalaman.

Bagaimana tidak? Mr. Hong adalah salah satu dosen killer di fakultas Beomgyu dan merupakan orang yang sangat ketat dengan deadline. Sekalinya melewati batas pengumpulan waktu, maka jangan harap akan ada penambahan waktu atau nilai bagus di kelasnya. Beomgyu pernah menjadi saksi hidup dimana salah satu teman sekelasnya ketahuan terlambat dua menit saat mengirim email dan dia langsung diberi nilai nol.

POPULAR • YeongyuWhere stories live. Discover now