09|Perbedaan

99 17 10
                                    

Usai bernostalgia ringan di pondok tua penuh kenangan tadi,kedua gadis itu memutuskan untuk kembali—saat perut mereka bergemuruh meminta asupan.Mereka tidak langsung ke rumah,melainkan mampir ke salah satu tempat makan yang tak jauh dari sana—memesan makanan cepat saji yang pas dengan kondisi dompet mereka.

"Bagaimana dengan ramen?"tanya Senja,sembari melihat daftar menu di meja.

"Astaga.kalau kau ingin makan ramen kita bisa membelinya di minimarket dan memasaknya sendiri"

"Lalu kau mau apa?sejauh ini hanya ramen yang mendukung jumlah uang kita"ucap Senja.

Setelah menimbang-nimbang,Lindy menerima tawaran pertama Senja untuk makan ramen.Ya,mungkin tidak masalah.Harganya hanya beda sedikit dengan ramen kemasan yang biasa mereka beli.

Tak lama,dua mangkuk ramen itu datang—lengkap dengan jus jeruk sebagai minumannya.Pelayan yang mengantar pesanan langsung pergi, mempersilahkan mereka menyantap makanan tersebut.

"Selamat makan"ucap mereka berdua bersamaan,dan akhirnya sibuk pada mangkuk masing-masing.Sejauh ini,semuanya tampak normal.Sampai seorang gadis datang dan mengalihkan perhatian Lindy.

Gadis yang baru memasuki rumah makan itu tampak tak asing baginya.Ia mulai menerawang pikiran.Kira-kira di mana dia pernah melihat gadis manis itu sebelumnya.Dan akhirnya,sebuah kepuasan terbit.Ia ingat.Gadis itu...
Gadis yang pernah mengisi hati Aksa.Ya,tidak salah lagi!itu Sera Aunesa.

Lindy memberi kode mata pada Senja.Senja yang paham langsung menoleh ke belakang.Dan tidak perlu waktu lama,ia langsung mengenali sosok yang Lindy maksud.
Ia kembali menghadap depan.Raut wajahnya seketika terlihat murung.Sebuah pertanyaan terlintas di benaknya tatkala kembali bertemu dengan Sera.

Apa ia masih menjalin hubungan dengan Aksa?

Lindy tersenyum mengejek.Dia pikir, sedikit menyenangkan melihat Senja diserang rasa galau.

"Hei,dengan melihatnya, kupikir kau harus menyimpulkan sesuatu"ujar Lindy,ide jahil muncul di kepalanya.

"Apa?"tanya Senja penasaran

"Tipe ideal Aksa cukup tinggi"

Perutnya terasa mulas mendengar penuturan Lindy.Sekarang ia tahu kenapa Aksa tak pernah meliriknya atau sekedar menyadari perasaannya.Baiklah,tak perlu dijelaskan.

Saat mereka kembali pada kegiatan makan masing-masing,seseorang duduk di sebelah Senja,dengan semangkuk ramen yang ia bawa.Kedatangan tiba-tiba orang itu sontak membuat kedua gadis itu menoleh,dan mendapat presensi gadis yang mereka bicarakan tadi.

Gadis itu mengembangkan senyumnya,tak ada raut canggung di wajahnya.Itu karena si gadis berpikir mereka pernah saling mengenal sebelumnya.

"Maaf tiba-tiba.Boleh aku bergabung?"

Lindy dan Senja mengangguk kompak,mempersilahkan Sera menikmati makanannya bersama mereka.Layaknya teman,mereka bertiga saling berbincang ringan.Dan sesekali,secara sengaja Lindy akan menyinggung tentang pria yang pernah menjadi kekasih Sera,dan pria yang enggan pergi dari hati Senja.

"Bagaimana dengan pria itu?kau masih berhubungan dengannya?"tanya Lindy,dengan ekspresi penasaran yang dibuat-buat.

Raut murung secara tipis terbit di wajah Sera.Sangat jelas ia tak suka membahas hal yang bersangkutan dengan pria itu.Sama halnya dengan Senja,ia juga tiba-tiba ditinggal pergi oleh Aksa.Dan hingga sekarang,ia tak pernah lagi saling bertukar kabar dengan pria tampan itu.Aksa menggantung hubungan mereka.Tapi Sera memutuskan,bahwa hubungan mereka telah berakhir.Ia tak suka menunggu.

"Dia pergi tiba-tiba.Jadi kupikir hubungan kami sudah berakhir"jawabnya seadanya.

Lindy tergelak dalam hati.Entah,menurutnya ini lucu.Sera yang berstatus kekasih Aksa saja enggan menunggu.Tapi Senja dengan bodohnya masih berharap akan hal tak pasti.Ia masih setia menunggu seseorang yang pasti tak memiliki niat untuk kembali.

Tapi setidaknya,ia dapat melihat seperti apa arti tulus sebenarnya.Hal ini tampak nyata,dengan melihat respon kedua gadis itu saat berada dalam situasi yang sama.

Mereka berdua sama-sama ditinggalkan.Yang satu memilih melepaskan dengan suka rela,dan yang satu masih menjerat diri dengan penantian.Itu semua,tergantung kadar perasaan cinta yang mereka miliki masing-masing.

Ah,hentikan perenungan menyedihkan ini!

"Dia pindah ke Jepang.Kau benar-benar tidak ingin berusaha kembali dengannya?"

Sera menggeleng.

"Dia terlanjur membuatku kecewa.Lagipula,aku sudah menemukan orang baru"

Jawaban dari Sera membuat senja terheran-heran.Semudah itu ia melupakan Aksa?Kenapa orang-orang dapat melupakan sesuatu dengan mudah?Ia juga ingin melakukan hal yang sama dan tidak terjebak dalam jeruji rindu.

...

Setelah mengisi perut dan pamit pada Sera,kedua gadis itu pergi.Kali ini mereka benar-benar akan kembali ke apartemen.

"Kau lihat sendiri,kan?tidak ada yang mau menunggu orang yang pergi tiba-tiba secara sukarela.Kau saja yang idiot"

Senja mendengus sebal,Lindy kembali mengungkit obrolan mereka di rumah makan tadi."Itu karena Sera hanya menyukainya.Bukan mencintainya"ujar Senja melakukan pembelaan.

Baiklah,Lindy akui Senja benar.Ia tak lagi melawan,dan lebih memilih diam daripada buang-buang tenaga berdebat dengan gadis itu.

Tapi,ada sesuatu yang baik Senja maupun Lindy tak mengerti hingga sekarang.

Jika Aksa dan teman-temannya ingin pindah,kenapa mereka harus memutuskan komunikasi bahkan memutuskan tali pertemanan yang sudah mereka jaga sejak lama?

"Menurutmu kenapa?"tanya Senja.

"Jangan bertanya padaku.Aku sedang malas berpikir"

. . .

Sera Aunesa

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Sera Aunesa






MISS HORIZON [ON GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن