16|Berusaha menghindar

141 22 10
                                    

"Dasar idiot! Jangan menemuinya! Kumohon kali ini saja dengarkan aku!" Seru Lindy sambil menahan tangan Senja yang berjalan cepat menuju parkiran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dasar idiot! Jangan menemuinya! Kumohon kali ini saja dengarkan aku!" Seru Lindy sambil menahan tangan Senja yang berjalan cepat menuju parkiran. Tapi rasanya percuma, pada akhirnya tubuhnya ikut terbawa oleh langkah cepat gadis itu.

"Aku selalu mendengarkanmu, aku selalu mengikuti saranmu, tapi kali ini aku tidak mau. Aku sudah tidak tahan. Dia sudah ada di depanku. Jadi sebelum dia tiba-tiba menghilang lagi, aku harus segera menemuinya" Ujarnya menggebu-gebu.

Dengan segenap tenaga, Lindy menarik tangan Senja, membuat langkahnya terpaksa berhenti karena beban berat yang menariknya di belakang. Lindy mengatur nafasnya, lalu segera memegang bahu sang sahabat, "Dengarkan ini, idiot. Dia menghindarimu! Dia tidak ingin bertemu denganmu. Harusnya kau menyadari hal ini sejak dulu!"

"Aku tahu! Aku sudah tahu bahkan sebelum aku jatuh cinta dengannya"

"Kalau begitu berhenti berusaha bertemu dengannya! Kau hanya akan mendapatkan penolakan, lalu mengadu padaku sambil menangis. Kau pikir aku tidak jenuh menghadapimu yang begitu terus, hah?"

Senja menghempaskan tangan Lindy dari bahunya, lalu segera berlari menuju parkiran. Ia berharap Aksa belum pulang dan masih berada di parkiran saat ini. Namun langkah kaki yang awalnya buntara, seketika melamban, dan akhirnya terhenti. Tubuhnya membeku kaku. Bukan ini yang dirinya inginkan saat memutuskan ingin bertemu dengan Aksa.

"Sudah kubilang,kan? Dasar keras kepala" ujar Lindy yang baru datang. Ia juga sempat kelu saat melihat hal tak terduga di sana. "Ayo pulang. Masih banyak pria lain selain dia" ucapnya lantas menarik tangan Senja untuk pergi dari sana. Dia juga tidak tahan berlama-lama di sana.

Tanpa sadar Senja menitikkan air mata. Dengan cepat Lindy menghapus cairan bening yang mengalir di pipi sahabatnya. "Cengeng sekali. Dari dulu memang seperti itu, kan? Kau selalu melihatnya berciuman dengan banyak gadis. Kenapa kau malah menangis seakan-akan ini hal baru untukmu?"

"Sudahlah, ayo cepat. Aku akan membelikanmu ayam goreng agar kau berhenti menangis" ujar Lindy bersemangat, ia berlari kecil sambil tetap menarik Senja.

. . .

Melalui ekor matanya, Aksa dapat melihat bahwa tak ada lagi gadis bersurai panjang itu di sana. Dia melepaskan tautan bibirnya dengan Akari, gadis manis bertubuh kecil yang kini mengulum bibirnya malu-malu.

"Maaf lancang menciummu"

Akari menggeleng cepat, menolak permintaan maaf dari Aksa. Dirinya sama sekali tak keberatan dengan Aksa yang menciumnya. "Aku tidak keberatan. Kau tahu? Berciuman denganmu itu impian semua gadis di sini. Aku merasa beruntung " ujarnya malu-malu sembari meremat tali tas selempangnya.

"Aku duluan. Sampai ketemu besok" pamitnya pada Akari. Ia berjalan menuju mobil. Baru saja dia membuka pintu, Jonathan langsung menyerangnya dengan gerutuan berisik.

MISS HORIZON [ON GOING]Where stories live. Discover now