11|katanya,ini untuk kebaikan

93 20 3
                                    

Ponselnya terus berdering,namun ia enggan mengangkat panggilan dengan nama seseorang yang tertera di layar.Padahal kontak tersebut telah menghubunginya lebih dari sepuluh kali.Ia benar-benar tidak mengerti.Apa yang orang ini ingin katakan? Seingatnya,mereka sudah memutuskan komunikasi dan sepakat untuk tidak saling berhubungan lagi sejak dua tahun terakhir.

"Angkat saja.Siapa tahu ada hal penting yang dia ingin katakan padamu"ujar Lindy memberi saran.

"Tidak akan ada hal penting yang keluar dari mulut wanita ini"ucap Senja,masih menatap ponselnya yang tak berhenti berdering.Namun,pada akhirnya dia mengalah.Ia menerima panggilan itu dan mendekatkan ponsel ke telinganya.

"Katakan yang ingin kau katakan.Jangan bertele-tele"ucap Senja,membuka obrolan mereka.Suara tawa terdengar mengudara di sana.Senja menggepalkan tangannya.

"Apa begitu caramu menyapa kakakmu?kau bahkan tidak mengucapkan salam padaku.Tidak tahu sopan santun"

"Aku tidak perlu bersikap sopan pada wanita brengsek sepertimu"ujar Senja,masih dengan tangannya yang menggepal kuat.

Ini mimpi buruk.Wanita brengsek yang sialnya merupakan kakak kandungnya itu kembali.Entah hal buruk apa lagi yang akan ia ciptakan.Kali ini Senja hanya mampu berharap agar semua baik-baik saja.Tapi dia rasa,hal itu tidak mungkin.

"Terserah ingin mengataiku apa.Setidaknya wanita brengsek ini memiliki hidup yang lebih baik dibanding gadis sok bijak yang katanya tak haus akan uang"wanita itu tertawa lagi.Ucapannya tadi membuat Senja mengulang memori masa lalu yang kelabu.

"Cepat katakan yang kau inginkan"

"Astaga,kau ini terlalu buru-buru.Kita perlu berbincang sebentar adik kecil.Tentang—"

"Katakan saja yang kau inginkan!atau aku akan memutus panggilan ini sekarang"ancam Senja,meninggikan intonasi suaranya.

Lindy yang memperhatikan pertengkaran dua saudari lewat telepon itu berjaga-jaga.Takut sewaktu-waktu Senja akan membanting barang-barang di sekitar mereka.

"Astaga tenanglah.Aku tidak sedang mencari masalah denganmu.Aku hanya ingin menyapa.Baiklah jangan marah,manis.Akan kutakan sekarang"

Senja melepas kepalan tangannya,berusaha bersikap tenang berbicara dengan kakaknya.

"Aku mau kau segera pindah ke sini"

Perintah itu membuat otaknya berhenti bekerja.Semudah itu sang kakak menyuruhnya pindah?

"Apa maksudmu?Aku tidak mau"tolaknya cepat,setelah mencerna perintah tadi baik-baik.

"Jangan keras kepala,bodoh!Aku melakukan ini untuk kebaikanmu!"suara wanita itu terdengar menggelegar di ujung sana.Senja menahan nafasnya.Setelah sekian lama,akhirnya ia mendengar pernyataan penuh drama dengan iming-iming kebaikan dirinya.Omong kosong.

Wanita itu menyuruh Senja tetap diam,kemudian dia lanjut berbicara"Aku yang akan membiayaimu di sini.Aku akan memberimu kesempatan kuliah di universitas terbaik di sini.Tempat tinggalmu,makan minummu,semuanya akan kutanggung asal kau setuju pindah ke sini"

Senja melirik Lindy,namun Lindy membuang wajahnya ke samping.Ia takut, takut ditinggal untuk kesekian kalinya.Dan nanti,dia akan benar-benar sendirian.

"Kau mau mengikutsertakan temanmu?silahkan.Asal kau setuju dengan perintahku"

"Beri aku alasan yang jelas.Kenapa aku harus pindah ke sana?"

Wanita itu terdengar mengerang frustasi"Kau tidak akan mengerti!"

"Makanya buat aku mengerti!"

"Dengar ini,bodoh!Aku akan segera mengurus perpindahan kalian.Jadi jangan sekali-kali kau menolaknya lagi.Titik"setelah itu,panggilan terputus.

MISS HORIZON [ON GOING]Where stories live. Discover now