01. KABAR DUKA

1.9K 176 174
                                    

" Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan."
(QS. Al Anbiya: 35)

 Al Anbiya: 35)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Fauzi telah dinyatakan meninggal oleh dokter," mendengar itu dua orang di seberang sana tercengang.
Termasuk seorang gadis cantik berkerudung dan kacamata yang melekat diwajahnya.

Gadis itu menunduk dan membisu. Tubuhnya seperti tangkai,yang tak mampu menopang tubuhnya sendiri.

Madina Maryam Maulidya,gadis yang akrab dipanggil Madina langsung memejamkan kedua matanya dan berucap "Inalillahi ..." kini air mata satu persatu lolos dari pulupuk mata.

Akhirnya seorang wanita paruh baya mendekap tubuhnya dan coba menenangkan, " Madina harus tabah ..." tutur tak lain adalah Mamanya.

"Ma, apa yang diucapkan papa tadi nggak benar kan? Pasti papa bohong," gadis itu memeluk mamanya tak kuat menahan tangis, menumpahkan seluruh tetesan air mata di jilbab sang mama.

"Madina, dengerin mama ... Madina harus tenang dan tabah. Ini semua sudah takdir," Mama mencoba menenangkan putrinya dengan dekapan hangat.

Hikss,hikss,hikss ... - tangisan yang tak tertahan dari Madina

Hamdan tengok Lia sedang memeluk Madina, dia pun ikut berbaur, "Anaknya papa, pasti kuat! Ini sudah takdir dari Allah, kita harus menerimanya dengan lapang dada. Pasti Allah punya rencana lebih baik, dari rencana Madina ..." katanya.

"Anak papa, apakah mau melihat Almarhum Fauzi?" lanjut tanya Hamdan langsung dibalas anggukan oleh Madina.

Mereka menuju ruangan, di mana Fauzi berada. Madina baru melangkah sejengkal kaki dari pintu untuk melihat Fauzi tapi langsung dihadang oleh wanita paruh baya, "Ngapain, kamu kesini? Mending, kamu pulang!" bentak wanita paruh baya dan tubuh Madina makin lemas.

"Karena menikah sama kamu, anak saya jadi meninggal!" wanita paruh bayam tak terima takdir yang melanda anaknya dan menatap wajah Madina dengan penuh kejengkelan.

Bagaimana tidak? Menurut wanita paruh baya itu sakit putranya telah sembuh dari beberapa bulan yang lalu, tapi mengapa bisa kambuh lagi?

"Seharusnya waktu itu saya menghiraukan ucapan sahabat saya, yang anaknya meninggal setelah menikah sama kamu!" terangnya, " Kamu, memang gadis pembawa sial!" sebuah kata-kata yang membuat telinga kedua orang tua Madina memanas.

"Ma-ma-af, jika semua ini salah Madina ..." rintih Madina.

Punggung Madina saat ini sudah lemas menopang tubuhnya sendiri,seakan-akan dia mau terpental ke lantai rumah sakit.

"Astagfirullah ... ini semua,sudah takdir!" Lia tak terima anaknya dikatakan sebagai gadis pembawa sial.

"Anda kalau berbicara tolong di jaga dan dihati-hati!" kini Hamdan sudah berkacak pinggang.

Bunda Untuk Syafa Where stories live. Discover now