23. RUMAH BARU

969 93 2
                                    

"Andai di dunia nyata yang nulis ini ada pria seperti Rayyan, pasti gak akan ku biarin hilang dengan yang lain begitu saja. Rayyan ahh limited edition!"

- Lebay ah yang nulis -

***

Rayyan mengambil koper dan barang di bagasi mobil sedangkan, Madina menatap Rayyan dengan sangat dalam. Madina memberanikan diri agar tangannya yang lembut nan cantik itu menggandeng tangan Rayyan. Tentunya Rayyan, menyambut dengan sepenuh hati.

Mereka perlahan melangkahkan kaki menuju pintu rumah baru dan tidak lupa berucap basmalah dan dibukalah pintu itu.

"Semoga istrinya mas suka tinggal di sini," ucap Rayyan tersenyum.

Sedangkan Syafa, masih tertidur pulas di pelukan Madina.
Madina mengangguk dan ikut masuk ke dalam rumah, bersama Rayyan dan Syafa.

Rayyan menggenggam erat tangan Madina, membawanya untuk mengelilingi halaman rumah sebentar dan melihat sudut ruangan.
Sampailah mereka di area dapur, sudah bisa Madina tebak tuh.

"Tolong keluarin air dingin sama mienya mas, isi dengan sayuran, ikan dan buah."

Madina menghela napas sebentar, " Selama ini Mas Rayyan sama Syafa makan apa, terus gimana?"

"Syafa kan, biasanya sama Bi Ida ---" Bi Ida adalah pengasuh Syafa yang sudah sangat lama tetapi setelah Rayyan menemukan Madina dan akan terikat, Rayyan sudah tidak menyewa pengasuh lagi.

Madina sangat paham, dia mulai sekarang yang akan membuat hidangan untuk keluarga kecilnya.

Rayyan kembali menggenggam tangan Madina dan mengajaknya menuju halaman belakang rumah, di sana terlihat taman bermain yang sangat indah.

"Biasanya kalau Syafa lagi ngambek atau sedih dia ngumpet di sini."

"Biasanya kenapa, Syafa ngambek?" timpal Madina dan menatap mata sang suami.

"Kalau mas pulang kerja telat atau lupa sama permintaannya, dia hanya ngambek tapi nggak akan lama."

"Mau mas ajak, ke kamar kita?" tanya Rayyan yang dibalas anggukan oleh Madina.

"Madina buka ya, pintunya?" ucap Madina lalu membuka pintu kamar mereka dengan bismillah.

Masya Allah, betapa indah dan rapinya kamar ini. Hembusan udara perlahan-lahan masuk melewati jendela, yang membuat Madina semakin tersenyum. Rumah bernuansa putih dan keabu-abuan dan tembok kamar yang berwarna coklat muda ini membuat Madina semakin senang.

Madina memindahkan Syafa ke atas kasur, yang semula berada di pelukannya. Syafa sangat pulas sekali tidurnya.

Setelah menidurkan Syafa, penglihatan Madina langsung tertuju kepada pigura kecil yang berada di laci sebelah kasur mereka. Di sana terlihat, Rayyan dengan seorang wanita cantik memakai jilbab sedang mengandung. Madina dapat menebak, bahwa itu almarhumah Mbak Billa Istri Rayyan dahulu sekaligus Bunda Syafa.

"E-eh, Mas lupa tadi ngg---"

"Nggak papa, Mas. Pasti ini Mbak Billa, Bundanya Syafa, kan?"

Madina mengambil pigura itu dan menatapnya. Dirinya langsung duduk di pinggir ranjang, yang diikuti oleh Rayyan di sebelahnya.

"Iya, sayang. Dulu dia sering tanya tentang bundanya dan setelah melihat kamu dia mengira bahwa kamu adalah bundanya. Tapi setelah mas kasih tahu kalau kamu akan jadi bundanya, untuk selama-lamanya dia sangat bahagia. Mirip bukan, wajah almarhumah Billa dengan wajah kamu sayang?"
penjelasan dari Rayyan yang membuat Madina tersenyum haru.

"Iya mas, mirip sama Madina. Madina juga senang bisa jadi bundanya Syafa dan istrinya mas."

"Mbak Billa pasti punya tempat spesial, di hatinya Mas Rayyan sama Syafa. Sekarang tugas Madina, mengisi tempat lain di sana."

"Makasih, sayang."

Rayyan berterima kasih lalu membawa sang istri kedalam dekapannya.
Madina sudah tidak dapat mengontrol dan dia mengakui bahwa jantungnya telah berdegup kencang serasa mau copot. Madina merasakan, dada bidang dari sang suami dan desiran napas yang begitu lembut.

"Ini adalah lembaran baru hidup Madina, Mas Rayyan dan Syafa. Kita harus bahagia, Mas. Tuntun Madina ya, supaya jadi istri yang baik? Dan supaya bi--"

"Dan bunda yang tangguh untuk Syafa," Rayyan memotong ucapan Istrinya.

"Istri mas yang cantik ini pasti bisa," rayunya dan langsung membawa tatapannya menuju wajah Madina. Madina hanya tersenyum malu, pipinya sudah seperti tomat.

---

Hallo, kesayangan aku ...✨
Bantuin ramein, yuk ! ❤️

Jangan ninggalin jejak tanpa :

VOTE, COMENT DAN FOLLOW. Nanti jatuhnya kayak ditinggalin pas LAGI SAYANG-SAYANGNYA sedih bukan? 🥺

Cerita ini, berkonflik ringan ya!

Jadi maaf, kalau kalian kurang suka sama konfliknya yang ringan 😔

No copy paste ya, kesayanganku .

Tahu hukumnya, kan? Nanti kena UUD sama denda loh🔥
Cobalah, berpikir dan bertanggung jawab ya! 😊

Sekian dan terima gaji, eh salah maksudnya terima kasih 🤍🙈

Bunda Untuk Syafa Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu