12. PANTI ASUHAN

785 112 121
                                    

"Sepertinya memang benar, bahwa aku telah jatuh cinta padanya."

- Roem Rayyan Rayhan -

***


"Yeyyy ! Syafa senang deh, nanti bisa ketemu sama Ira dan Intan !" pekik Syafa girang, membuat seulas senyuman terlukis dari wajah Rayyan yang fokus menyetir mobil.

"Putri kecil Ayah senang, ya? Ayah juga senang, kalau putri kecil ayah juga senang."

Rayyan menghentikan mobilnya, saat sudah masuk halaman Panti Asuhan. Pria itu langsung mematikan mesin mobil dan membuka pintunya, lalu turun dengan Syifa yang berada di gendongannya.
Terlihat, Syifa langsung berlari masuk seraya bersemangat sebab akan berjumpa dengan teman sebayanya.

Kini Rayyan pergi ke Panti, dengan adeknya yaitu Kia. Tak terhitung Rayyan Syafa dan Kia datang ke situ. Syafa adalah gadis kecil imut yang mempunyai semangat juang empat lima, saat berkunjung ke Panti Asuhan.

"Kamu masuk dulu bareng sama Syafa, Ki. Abang mau ambil barang-barang dan makanan dulu, nanti abang nyusul."

Suruh Rayyan pada Kia membuat gadis berjilbab hitam itu mengangguk dan membuntuti keponakannya.

Rayyan berjalan menuju bagasi mobil dan membukanya. Pria itu langsung mengambil dan membawa beberapa kotak berisikan makanan untuk anak-anak panti yang tadi usai dipesankan di restoran tidak jauh dari rumah. Tanpa basa-basi, dia langsung membawa makananan itu masuk ke panti.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Rayyan masuk ke dalam panti dengan mengucapkan salam dan menyimpan kardus bawaannya di ujung sudut ruangan.

Terlihat seorang wanita paruh baya berumur kisaran lima puluh tahun keluar dari salah satu ruangan, menyapa Rayyan dengan menjawab salam dan senyuman lalu mempersilahkan pria itu untuk mengisi buku hadir di ruangan kantor panti.

Di sisi lain dan di waktu yang bersamaan, Syafa langsung diajak bermain oleh anak-anak panti.
Kia tersenyum hangat memperhatikan suasana itu, sehingga dia tidak mau mengganggunya.
Kia mengibaskan dirinya untuk duduk di kursi taman yang ada di halaman belakang panti, sembari memperhatikan keponakannya bermain bersama teman-temannya.

Kia mengedarkan pandangan, sekilas dia melihat sebuah mobil berwarna coklat memasuki halaman Panti Asuhan Al-Hidayah.
Gadis itu langsung tersenyum dan pergi menghampiri mobil itu, dia tahu bahwa yang datang adalah temannya.

Beranjak dari kursi tamannya, Kia langsung berjalan mendekat pada mobil berwarna coklat itu. Tak lama kemudian, terlihat Madina dan seorang pemuda laki-laki keluar dari mobil dan menyapa Kia dengan mengucapkan salam.

Kia menjawab salam Madina dan sedikit mengerutkan keningnya sebab bingung, sebenarnya siapa pemuda laki-laki itu yang bersama dengan Madina?

"Dia siapa, Madina?" tanya Kia bingung dan sekilas melihat ke arah pemuda laki-laki di sebelah Madina.

"Ini Odde, sepupu aku."

Kia sekilas menatap dan mengucapkan salam pada Odde.

"Aku kira, kamu ke sini sama Syifa."

"Enggak Kia, soalnya Syifa ada acara keluarga."

"Biasanya, aku pergi sama papa dan mama kalau nggak sama Syifa. Kebetulan tadi papa sama mama lagi pergi ke luar kota, soalnya ada urusan kerja. Dan kebetulan, sepupu Madina sudah balik ke Surabaya. Dia rumahnya dekat dengan rumah Madina, jadi sekalian aja deh Madina ajak Odde buat ke panti."

"Odde, tolong kamu bawa makanannya masuk ke panti, ya? Madina sama Kia masuk duluan nggak papa, kan?"

Odde hanya mengangguk dan bersedia membawa makanannya ke dalam panti. Kemudian, Kia membawa Madina menuju taman yang berada di halaman belakang Panti Asuhan. Madina tersenyum lebar, tatkala melihat gadis kecil bernama Syafa riang gembira saat sedang bermain dengan anak panti yang lainnya.

Disisi lain dan diwaktu yang sama juga, Rayyan yang usai berbincang dengan pengurus panti, kini berpamitan untuk melihat putrinya. Tapi derai langkah Rayyan tiba-tiba terhenti, tatkala melihat seorang pemuda laki-laki mendekat pada anak-anak dengan membawa sejumlah paper bag besar.

Rayyan juga melihat, gadis yang bernama Madina itu berada di sebelahnya, meskipun masih ada jarak satu meter.

Tapi, muncul berbagai teka-teki dalam pikiran Rayyan usai menengok suasana itu. Apakah Madina sudah dapat, pendamping hidup yang baru?

Rayyan mencoba menghela napas untuk membuyarkan teka-teki yang berada di pikirannya, kemudian kembali melangkah mendekati area taman. Madina dan Odde sedang sibuk membagikan makanan kepada anak-anak panti dengan dibantu oleh Syafa.

Kia yang menyadari akan keberadaan abangnya.

"Eh, Abang ! Kok lama banget, sih?" langsung membuat semua mata tertuju pada mereka.

Rayyan mendapatkan beberapa sapaan dan senyuman dari anak-anak panti dan mereka mencium punggung tangan Rayyan.
Odde yang sadar akan keberadaan Rayyan, langsung menjulurkan tangannya dan tersenyum.

"Perkenalkan Mas, saya Odde."

Rayyan mengangguk dan menerima juluran tangannya sebagi tanda perkenalan.

"Roem Rayyan Raihan."

"Bunda Madina ikut Syafa, yuk ! Kita lihat lukisan teman-teman, soalnya bagus-bagus !" ucap Syafa membuat semua orang menoleh padanya lalu menarik tangan Madina.

Gadis berkerudung mint dan berkacamata itu sekilas melihat sepupunya.

"Odde, ayo ikut Madina!" ajaknya. Meskipun Madina dan Odde pergi ke panti hanya berdua, mereka tetap menjaga jarak satu sama lain.

Sedangkan Rayyan dan Kia telah singgah di kursi taman dan masih berseruan suara anak-anak berincang dan bermain.

Rayyan yang meneliti anaknya yang tidak jauh, sedang akrab mengobrol dengan Odde.
Rayyan menarik napas panjang dan mengeluarkannya secara halus kemudian menoleh kepada Kia.

"Odde itu suami barunya Madina ya, Ki?"

Sementara Kia langsung dibuat ternganga dan membalas tatapan Abangnya Rayyan dengan tajam.

"Ha? Abang nggak salah, kah?" Kia terlihat jelas sedang menahan tawanya sebelum muncul.

"Itu sepupunya Madina kali, Bang!" timpal Kia dan tawanya sangat pecah.

"Abang kira, dia pendamping hidup barunya Madina?" tanya Kia yang langsung diangguki oleh Rayyan.

"Waduh ... ada apa, ini? Kenapa, Abang tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan seperti itu?" Kia menatap kembali Abangnya dengan tatapan curiga dan penasaran.

Rayyan hanya diam membisu, tapi seulas senyum berhasil berkembang di wajahnya.

"Abang nggak papa, kan?" tanya Kia bingung dan menempelkan telapak tangannya di kening Abangnya, siapa tahu Abangnya lagi kena apa gitu? Emang dasar, kelakuannya Kia ! Hahahah ...

"Abang, nggak papa Kia ...! Kamu kira, Abang gila?" geram Rayyan yang hanya dibalas tawa oleh Kia.

"Kalau mau tahu sini, Abang bisikin!" Rayyan mendekatkan wajahnya di daun telinga Kia.

"Bismillah, semoga ... habis ini, Syafa punya bunda baru."

Kia sangat tercengang, " A-a-abang serius, nih?" tanyanya terbata untuk memastikan.

Rayyan tersenyum sangat lebar.

"Apa wajah abang, kelihatan bercanda Kia? Enggak, kan?"

---
----

Hallo, kesayangan aku ...✨
Bantuin ramein, yuk ! ❤️

Jangan ninggalin jejak tanpa :

VOTE, COMENT DAN FOLLOW. Nanti jatuhnya kayak ditinggalin pas LAGI SAYANG-SAYANGNYA sedih bukan? 🥺

Cerita ini, berkonflik ringan ya!

Jadi maaf, kalau kalian kurang suka sama konfliknya yang ringan 😔

No copy paste ya, kesayanganku .

Tahu hukumnya, kan? Nanti kena UUD sama denda loh🔥
Cobalah, berpikir dan bertanggung jawab ya! 😊

Sekian dan terima gaji, eh salah maksudnya terima kasih 🤍🙈

Bunda Untuk Syafa Where stories live. Discover now