14. DIHASUT

746 91 66
                                    

Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya setan memiliki bisikan was-was kepada anak cucu Adam, dan malaikat pun memiliki bisikan. Adapun bisikan setan selalu menjanjikan kejahatan dan mendustakan kebenaran, sedangkan bisikan para malaikat selalu menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran."

***

Hari ini senyuman sangat lebar, terlukis di ujung bibir Rayyan. Pria itu memasuki rumahnya dengan hati yang berbunga-bunga, mengingat niat baiknya telah tersampaikan dan dia berharap Madina segera menjawa ta'arufnya . Semoga dia menerima Rayyan dan bisa hidup sebagai keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah.

Derai langkah kaki Rayyan sangat santuy dan terdengar ditelinga secara lembut. Bibir Rayyan perlahan tapi pasti mengucapkan salam dan masih mengembangkan seulas senyuman lebar. Terlihat di sofa ruang tamu sang Umi sedang berbincang dengan tamu.

Rayyan menuju Uminya untuk mengecup punggung tangan, tapi arah pandangan mata Rayyan saat ini menatap ke lantai dia selalu menunduk.

"Assalamu'alaikum, Umi."

Rayyan langsung mengecup punggung tangan Umi Safi.

"Wa'alaikumussalam. Eh,kamu sudah pulang? Gimana tadi, lancar ta'arufnya?" tanya Umi Safi secara terang-terangan, sedangkan Rayyan hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Kenapa kamu nunduk terus, ada yang salah?" tanya Umi Safi belum sadar akan perilaku Putranya itu.

Sedangkan, Rayyan mencoba memberi isyarat dan syukurlah Uminya paham. Penyebab Rayyan sedari tadi menundukkan pandangannya, sebab gadis yang bertamu itu memakai pakaian yang menurut Rayyan kurang sopan dan kurang bahan. Umi Safi juga setuju sih, pakaian dari gadis itu terlalu ketat dan pendek.

"Yasudah, kamu segera masuk ke kamar gih!"

perintah Umi Safi dengan lembut dan mendorong tangan anaknya supaya cepat masuk ke kamar agar tak melihat gadis itu terlalu lama.

"Maaf tante, itu siapa?"

Gadis itu basa-basi dengan menunjuk Rayyan, yang sedang menaiki tangga.

"Itu Rayyan, anak tante yang nomer satu."

"Kenapa?" lanjut tanyanya dengan heran melihat tingkah gadis yang berada di depannya, sepertinya dia dari tadi memperhatikan Rayyan terus sampai-sampai naik tangga saja masih diperhatikan.

"Ganteng dan keren, ya?" sepercik kalimat keluar dari mulut gadis itu.

"Bahkan, idola aku kalah!" lanjut gadis itu yang masih tercengang akan pesona Rayyan yang keren dan parasnya yang tampan.

"Astagfirullah, dijaga pandangannya!" tegur Safi dengan lembut dan langsung membuyarkan pandangan gadis itu saat menatap Rayyan.

"Eh, iya tante! Maafin Kiara," jawab gadis itu terkekeh kecil.

Memang benar gadis itu bernama Kinanti Kiara Kailani atau biasa dipanggil dengan sebutan Kiara. Gadis yang masih muda, seumuran dengan Madina. Oh, iya! Gadis yang bernama Kiara itu, ternyata teman satu jurusan sekaligus satu kelasnya Madina.

Apa gadis yang nyebelin dan selalu membully Madina itu? Iya, betul gaess !
Ternyata Kiara adalah anak dari sahabat karibnya Umi Safi, Uminya Rayyan. Ternyata Kiara bertamu di rumahnya Umi Safi, sebab mamanya menyuruh Kiara memberikan kotak yang berisi kue yang telah dibuat.

Mengenai Kiara teman Madina, Rayyan belum tahu. Rayyan saja, baru melihat sesosok gadis itu hari ini.

Ibu Kiara sebetulnya memakai pakaian yang sopan dan menutup aurat, entah mengapa perilakunya yang baik itu tidak ditiru oleh anaknya yaitu Kiara.

Bunda Untuk Syafa Where stories live. Discover now