09. DASAR MAMA

842 92 8
                                    

"Lampu hijau sepertinya sudah di depan mata, tinggal tuan putrinya siap atau tidak."

- Roem Rayyan Rayhan -

***

Mesin mobil dimatikan,kini mereka telah sampai di rumah Madina. Madina turun dari mobil dan berpamitan pada Rayyan dan Syafa.

"Ayah, boleh nggak Syafa ikut Bunda masuk ke rumahnya?" tanya Syafa.

"Syafa, kita pulang saja biar bunda istirahat."

"Emmm ... sebentar aja masa nggak boleh sih, Ayah?" rengek Syafa pada Rayyan.

"Plisss ..." Syafa memohon, sedangkan Madina hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihat tingkah Syafa.

"Kita ke rumah bunda sebentar aja, habis gitu pulang ya? Soalnya Ayah masih ada urusan di kantor," Rayyan berharap anaknya mengerti.

"Ok!" jawab Syafa semangat.

Rayyan, Madina dan Syafa perlahan-lahan menuju pintu rumah. Madina mengetuk pintu rumah seraya mengucapkan salam dan keluarlah Mamanya yang bernama Lia.

"Wa'alaikumussalam," jawab wanita paruh baya tersenyum lebar.

"Masya Allah ... itu siapa, Madina? Pangerang kamu?" tanya Lia ternganga melihat Rayyan yang menurutnya tampan.

"Astagfirullah Mama, dijaga pandangannya! Ingat Mama sudah punya papa," tegur Madina yang langsung membuyarkan tatapan Lia.

"Assalamu'alaikum Tante," Rayyan tersenyum dan salaman kepada Lia.

"Wa'alaikumussaalam," balas Lia.

"Assalamu'alaikum nenek," Syafa langsung mencium punggung tangan Lia dan berhasil membuatnya terkejut.

"Wa'alaikumussalam, eh-eh?" Lia gelapan.

"Ini siapa?" tanyanya.

"Aku Syafa, cucu baru nenek." Syafa tersenyum lebar.

"Astagfirullah, kamu punya anak diluar pengetahuan papa sama mama?!" tegur Lia pada Madina.

"Kamu, sudah macam-macam?!" Lia telah berkacak pinggang.

"Waduh kacau ini, Syafa aneh-aneh! Kasian Madina dimarahin sama Mamanya," batin Rayyan prihatin.

Madina bergidik merinding.

"Astagfirullah ... ini anak kecil yang pernah Madina ceritain ke mama, yang selalu panggil Madina dengan sebutan bu-bundaa."

"Iya Tante, maafin anak saya ya? Anak saya panggil Madina dengan sebutan bunda, karena wajah Madina mirip dengan almarhumah bundanya." terang Rayyan pada Lia yang langsung dijawab oh-ria.

"Kita nggak disuruh masuk nih, Ma?" tanya Madina.

"Oh-iya maafin Mama," balas Lia tergeletak.

"Tante, saya mau pamit dulu."

Baru saja mau melangkahkan kaki masuk, tapi Rayyan sudah berpamitan.

"Loh, nggak mau masuk dulu?" tanya Lia.

"Saya ada kerjaan di kantor, kalau ada waktu saya sama Syafa akan main ke sini lagi."

"Assalamu'alaikum."

Rayyan dan Syafa mencium punggung tangan Madina dan Lia. Rayyan dan Syafa perlahan-lahan, menghilang dari hadapan Madina dan Lia.

"Wa'alaikumussalam."

"Kamu pintar juga, cari calon suami!" celetuk Lia yang membuat Madina kaget.

"Apaan sih, Ma?" sewot Madina padahal di dalam hatinya dia senyum-senyum sendiri entah mengapa.

---

----

Hallo, kesayangan aku ...✨
Bantuin ramein, yuk ! ❤️

Jangan ninggalin jejak tanpa :

VOTE, COMENT DAN FOLLOW. Nanti jatuhnya kayak ditinggalin pas LAGI SAYANG-SAYANGNYA sedih bukan? 🥺

Cerita ini, berkonflik ringan ya!

Jadi maaf, kalau kalian kurang suka sama konfliknya yang ringan 😔

No copy paste ya, kesayanganku .

Tahu hukumnya, kan? Nanti kena UUD sama denda loh🔥
Cobalah, berpikir dan bertanggung jawab ya! 😊

Sekian dan terima gaji, eh salah maksudnya terima kasih 🤍🙈


Bunda Untuk Syafa Where stories live. Discover now