13

11.2K 1K 38
                                    

(typo sorry 🙏🤧)

Wang yibo memandang langit malam dengan senyum yang merekah di bibirnya.

Angin malam yang menusuk kulitnya tidak begitu ketara, karena di sampingnya ada seorang pria cantik yang meringkuk tertidur dengan tenang. Sepertinya udara malam tidak membuat kantuknya terganggu sedikitpun.

Wang yibo mengusap pelan dagu xiao zhan dengan ibu jarinya, di kaguminya sosok cantik yang sedang terlelap di lengannya.

"Aku belum bisa mengartikan bahwa perasaan nyaman di dadaku saat ini adalah sebuah cinta, tapi aku sangat menyukaimu, dengan segala sikap bodoh mu. Karena itu, tetaplah bersamaku sampai aku mengerti apa itu cinta bagi kehidupanku" kemudian wang yibo mengecup pelan pucuk kepala zhan, menyalurkan kehangatan dengan sentuhan kecilnya.

Zhan membuka matanya pelan, jantungnya berpacu dengan sangat cepat, dia mendengar semua gumaman wang yibo di sampingnya.

Sebenarnya posisinya juga sama dengan wang yibo, dia juga tidak bisa menyimpulkan apakah itu cinta atau bukan, tapi yang jelas, xiao zhan merasa nyaman bersama dengan wang yibo saat ini. Sejak wang yibo rela mengorbankan hidupnya demi melindunginya, dia merasa hatinya di ketuk oleh sebuah perasaan yang hangat.

Semua perlakuan wang yibo padanya mampu membuat hidup xiao zhan menjadi jungkir balik, perasaan benci dan tertekannya saat bersama wang yibo dulu, perlahan berubah menjadi perasaan nyaman dan tenang.

"Aku juga tidak tau apakah ini perasaan cinta atau semacamnya, tapi untuk saat ini, yang aku tau aku hanya ingin bersamamu untuk waktu yang lama" batin zhan.

....

Sinar fajar mulai menyapa retina wang yibo dan zhan, api unggun yang semalam dibuat, telah habis di lahap api hingga hanya menyisakan abu dan sedikit asap.

Wang yibo menggeliat, zhan juga mulai mendudukkan tubuhnya. Dia meraba tubuhnya, ah dia tersadar, bahwa semalam bajunya basah kuyup .

Zhan menoleh ke arah yibo yang masih menumpukan kepala di atas kedua tangannya sambil mendongak menatap langit.

"Hey, bangunlah. Ini sudah pagi, dan perutku lapar" zhan meremat perutnya.

Wang yibo segera bangun dari posisinya dan memeluk zhan dari samping sambil memejamkan matanya.

"Aku juga, tunggulah sebentar lagi sayang"

"Yaak, siapa yang kau panggil sayang? Menjijikkan" zhan memalingkan wajah malunya, sebenarnya wajahnya memerah malu.

Wang yibo terkekeh, "kau tidak menolaknya kemarin" ujarnya.

"Itu- kemarin karena darurat, aku tidak terlalu memperhatikan. Ah, sudahlah, cepat pakai pakaianmu" zhan ingin bangun tapi wang yibo menahannya.

Wang yibo menatap zhan, "zhan, cium aku"

Xiao zhan menegak ludahnya kasar, kedua matanya berkedip, jantungnya semakin berdetak kencang.

Plak

"Sialan"

Zhan segera bangun dari posisi duduknya setelah kelima jarinya menyapa dahi wang yibo.

"Aish, kenapa kau memukulku?" Wang yibo mengusap keningnya.

"Aku rasa sukma mu mulai berkeliaran kemana-mana, sampai pikiran mu tak berjalan dengan baik" zhan mulai memakai kaos dan celananya.

Sementara wang yibo menghela nafasnya, zhan sekali lagi mendorongnya.

..

Wang yibo dan zhan berjalan menyusuri hutan, mereka sama-sama mengedarkan mata ke kanan dan ke kiri. Siapa tau ada buah atau apapun yang bisa di makan.

Zhan mulai menekan lututnya dengan kedua tangannya "hah,, aku sudah lelah, kenapa tak ada apapun di sini?" Zhan tak sabar

Wang yibo menggelengkan kepalanya, "ck,ck,ck... Aku sangat yakin bahwa dirimu pernah mengalami hidup miskin, apa tidak makan seharian bisa membunuhmu?"

Zhan menoleh ke arah wang yibo yang bersandar di pohon besar.

"Aku memang hidup miskin, tapi setidaknya aku mengisi perutku meskipun hanya sekali sehari. Hah, sudahlah kau tidak akan mengerti, kau tidak pernah menahan lapar sangat lama" zhan memangku tangannya

Wang yibo tersenyum kecil, kemudian menatap langit "aku pernah menahan lapar juga, kalau tidak salah. Itu selama hampir 4 hari"

Zhan membulatkan mata, "apa? Apa kau pernah hidup miskin juga?" Zhan penasaran dan mendekat ke arah yibo yang kini mengubah posisinya duduk di atas sebuah batang kayu.

Wang yibo menggeleng, "tidak pernah,keluarga ku cukup kaya bahkan sebelum aku lahir"

Zhan mengeryitkan kening, "lalu, bagaimana bisa kau menahan lapar?"

"Waktu itu sekelompok orang menyerang keluarga ku, mereka tiba-tiba datang membawa senjata, aku tak ingat berapa jumlah mereka, mereka terlalu banyak. waktu itu aku berumur 12 tahun, aku masih ingat dengan jelas bagaimana mereka menyeret ayah dan ibuku dengan paksa"

Zhan membulatkan mata "ap- apa yang terjadi?" Zhan tergagap, dia terlalu terkejut dengan cerita yibo.

"Kakek ku adalah seorang ketua gangster yang cukup di segani di beberapa wilayah, banyak musuh yang mengincarnya. Karena itu keluarga ku memakai marga wang agar para musuh kakek tidak curiga. Sayangnya, beberapa musuh mulai mengendus informasi tentang keluargaku, dan berakhirlah mereka menyusun rencana melenyapkan keluarga ku saat kakek ku lengah"

" waktu itu aku di minta ibu untuk melarikan diri ke arah hutan. Aku masih ingat dengan jelas saat ibuku mendorong tubuh ku menjauh dan memintaku untuk pergi jauh meminta bantuan. Aku yang masih polos, berlari sejauh mungkin, tapi semakin aku berlari, semakin aku tak tau cara untuk pulang, berakhirlah aku berputar-putar di hutan mencari jalan keluar"

"Aku menghitung berapa banyak matahari terbit dan tenggelam, aku juga harus menahan rasa lapar di perutku, saat haus aku hanya minum air sungai di samping ku. Aku tak tau bagaimana caranya bertahan hidup di dalam hutan. Sampai beberapa hari setelahnya kakek ku menemukanku hampir mati kelaparan di dalam hutan. Tapi, saat aku kembali, kabar menyakitkan kembali mengahampiri ku, ayah dan ibuku telah tiada" wang yibo menunduk dengan wajah sendunya, meskipun tak ada air mata, tapi dengan jelas xiao zhan melihat luka di matanya.

Xiao zhan menepuk pelan bahu yibo kemudian mengusapnya, ternyata nasibnya di masa lalu juga tidak beruntung seperti dirinya.

"Maafkan aku, aku mengingatkan mu pada masa lalu mu" zhan merasa bersalah.

Wang yibo menggeleng, "tidak, luka itu memang ada meskipun kau tak mengungkitnya, aku tidak apa-apa" wang yibo tersenyum dan mengusap pipi zhan.

"Kau tenang saja aku akan menemani-"

"Tuan besar" sebuah suara menggema dari jarak yang cukup dekat.

Wang yibo dan zhan sama-sama menoleh, ternyata he peng dan beberapa pengawal menemukan mereka.

Keduanya segera berdiri dan menghampiri para pengawalnya.

"Maafkan saya tuan besar, jarak sinyal yang di kirim dan posisi anda berada sangat bersebrangan" he peng menyesal karena tak segera menemukan tuannya.

Wang yibo menggeleng, "kami memang meninggalkan kapal terlebih dahulu karena mereka terus menembak, sudahlah ayo pergi"

Semua beranjak pergi dari hutan bakau itu, dan beralih ke speedboat yang menunggu mereka di sepanjang pesisir.

Wang yibo membawa zhan bersamanya, kedua tangan zhan memeluk pinggang yibo dari belakang, dalam perjalanan pulangnya zhan tersenyum. Ternyata wang yibo tidak sejahat yang dia pikirkan.

Zhan semakin mengeratkan pelukan di perut yibo, "ayo kita berjalan bersama" gumamnya.


Tbc (26-5-22)

No But YesOnde histórias criam vida. Descubra agora