24

7K 844 62
                                    

(typo sorry 😅🙏)

。◕‿◕。

Wang yibo melipat kaki di hadapan seorang gadis yang menangis terisak.

"Siapa nama mu? Kau bisa bahasa china kan?"

Gadis itu menunduk takut, tapi dia mengangguk kecil menjawab pertanyaan wang yibo melalui isyarat.

"Apa kau bisu?" Wang yibo mulai tak sabar

Gadis itu menggeleng "na-nama ku reba, dilraba tuan"

Wang yibo mengangguk, "orang tuamu suku uigur bukan? Dan mereka adalah kaki tangan dari 'blue lori'. Kami tidak pandang bulu jika ada yang mengusik kami, semua akan habis tak tersisa" ujarnya santai.

Gadis itu kembali terisak, dia tau apa yang orang tuanya lakukan. Dan ini adalah konsekuensi mereka, jika klan mereka kalah, maka mereka akan tunduk pada klan yang lebih kuat. Sebelum menjadi anggota, mereka telah mempunyai perjanjian yang kuat. Dan reba tau konsekuensi yang harus mereka tanggung, jika kalah maka jalan terakhir adalah mati.

"Tuan, aku bersedia mati" lirihnya. Lagi pula reba tidak punya pilihan lain. Jikapun akan menyusul orang tuanya, dia akan berbesar hati.

Wang yibo terkekeh, "mati ya", kemudian mengambil pistol di sakunya dan mengarahkannya pada reba.

Reba hanya diam tampa bergetar dan memejamkan mata, dia siap menemui ajalnya.

"Kau cukup berani juga" wang yibo menurunkan softgunnya.

Reba membuka mata, dia berkedip, kenapa orang ini tidak segera membunuhnya.

"Tu- tuan, " gagapnya.

Wang yibo menghela nafas dan meraih cangkir kopi di sampingnya

"He- peng, kita bawa gadis ini ke china. Menurut informasi yang ku dapat, kau adalah orang yang cerdas di bidang IT, aku membutuhkan orang sepertimu untuk memuat informasi jika aku sedang mengirim dan menerima barang, meretas dan mengelabui badan inteligen. Dan wajahmu cukup mendukung, jika kau menerima tawaranku, aku akan membebaskan mu, tapi jika kau tidak mau, aku tidak keberatan mencari orang lain" jelas yibo.

Reba membulatkan mata, dia memang sangat menyukai IT, dia sangat cerdas di bidang itu, sayangnya orang tuanya tidak pernah mengijinkan dia untuk menggeluti secara serius bidang yang dia suka. Jika saja 'blue lori' lebih pintar, maka mereka mungkin bisa menyaingi sedikit klan lain, karena mereka punya orang berbakat seperti reba.

Apakah ini kesempatan hidup untuk reba agar menunjukkan kemampuannya? Lagi pula, ini adalah kesempatan yang sangat bagus. Dari pada mati muda dengan percuma.

"Ak- aku, akan ikut" lirihnya kecil. Sejujurnya reba masih ragu, orang ini akan menipunya, tapi jika saja benar orang ini menipunya, maka dia akan senang hati memilih mati.

Wang yibo menyeringai, jika dia punya orang cerdas seperti reba, maka akan sangat mudah mengembangkan bisnisnya di hampir sepertiga dunia. Wang yibo segera beranjak dari kursinya.

"Ayo kita pergi, he peng"

...

Beberapa mobil memasuki mansion wang, xiao zhan yang sedari pagi menunngu wang yibo pulang, segera berlari dan berdiri di depan pintu masuk.

Mobil-mobil itu mulai berjejer rapi, seorang bodyguard membuka pintu.

Zhan tersenyum saat wang yibo keluar dengan gagahnya, zhan ingin melangkahkan kakinya untuk berlari memeluk wang yibo.

Wang yibo juga tersenyum hangat melihat xiao zhan yang menunggu, kedatangannya. Ah dia sangat merindukan istri manisnya.

"Sayang, aku pulang"

Zhan mengangguk dan segera berlari, sebelum kakinya tiba-tiba berhenti karena kehadiran seorang wanita cantik yang baru saja keluar di belakang yibo.

Zhan mengangguk dan segera berlari, sebelum kakinya tiba-tiba berhenti karena kehadiran seorang wanita cantik yang baru saja keluar di belakang yibo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bibir zhan segera mengerucut mencebik sebelum teriakan keluar dari bibirnya.

"Huaaaaaa..... Yibo,, teganya kau membawa istri baru..." Zhan menangis meraung.

Sementara wang yibo yang terkejut menatap bingung, istri? Istri apa maksud zhan?

Astaga, wang yibo menoleh kebelakang, di lihatnya dilraba tersenyum kikuk ke arahnya. Sial, istrinya pasti salah paham.

"Zha- zhan, sayang tidak, aku-"

Belum selesai wang yibo menjelaskan, xiao zhan telah berlari masuk.

Wang yibo menepuk kepalanya, "astaga, harusnya aku mengabarinya dulu"




Tbc (05-06-22)

No But YesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang