1. Jung Hoseok

61 10 0
                                    

Hari ini tidak ada tanda-tanda bahwa orang-orang mencurigakan itu datang, setelah aku mondar-mandir mengawasi pintu dan tidak ada pria yang masuk pagi ini aku menjadi lebih tenang, dan duduk di conter melihat-lihat dan mencari hal lain yang bisa aku kerjakan.

Hingga setengah jam berjalan, aku yang sedang melamun karna tidak melakukan apapun melihat seseorang datang,, seorang pria,, dengan senyuman termanis yang pernah kulihat,, menyapaku.

Hingga setengah jam berjalan, aku yang sedang melamun karna tidak melakukan apapun melihat seseorang datang,, seorang pria,, dengan senyuman termanis yang pernah kulihat,, menyapaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Permisi.."

Suara pria itu membuat ku tersadar dari acara-mari melamun.

"Ah!- iya ada yang bisa saya bantu" ucap ku gugup, ya ampun jantung ku tak beres.

"Anu,, aku membutuhkan kursi untuk mini bar di rumah"

"Baiklah, mari ikut saya"

Aku berjalan di ikuti orang itu, lalu mulai menjelaskan beberapa furnitur yang mungkin cocok.

Namun, perasaan itu muncul, perasaan yang mengatakan kalau cara pria ini bergerak mirip dengan orang-orang itu. Tapi mungkin hanya perasaan ku, karna pria yang ini tidak datang jam setengah sembilan tepat. Benar kan?..

"Aku suka yang satu ini" ucap pria manis itu pada kursi kedua yang kutunjukan setelah mencobanya.

"Ngomong-ngomong siapa nama mu?" Tanya pria itu tiba-tiba.

"Ya?" Aku agak terkejut, Apa maksud orang itu?.

"Maaf lancang, siapa namamu?, aku Jung Hoseok" ucap nya dengan senyuman yang sama manis nya dengan namanya, tak lupa ia membungkuk sedikit.

"Saya Kim Sejeong" ucap ku seraya sedikit membungkuk disertai senyum.

"Kim sejeong-shi.. emm,, apa nanti malam ada waktu?, aku ingin mengajak mu makan malam"

Eh!, apa?!

"Ha-hari ini?"

"Iya,, kalau kau tak keberatan" ucap hoseok mengusap leher belakang nya, wajah nya agak bersemu merah, ya tuhan manis sekali. Tapi ini terlalu mendadak, aku tidak bisa.

"Kalau keberatan besok saja bagaimana?, aku ingin mengobrol dengan mu" Hoseok terus menjelaskan, sedangkan aku masih menimbang-nimbang.

"Ini juga terkait pekerjaan, aku seorang designer furnitur online jadi-"

"Apa?, anda seorang designer?" Ucap ku mengulangi pernyataannya, namun tetap menggunakan bahasa formal, tidak dengan Hoseok yang memakai bahasa informal sejak awal.

"Iya, aku menyukai barang-barang dari sini dan cara mu menawarkan furnitur di sini"

"Kalau begitu, anda bisa menunggu saya sampai selesai bekerja malam ini" ucap ku yakin, lagi pula ini semacam bisnis kan.

"Benarkah?!" Hoseok menjadi antusias.

"Iya, anda bisa menunggu, jadi sekarang saya akan mengemas kursi pilihan anda" ucap ku sambil terkikik karna tingkah lucu nya.

Setelah selesai, sebelum pergi ia melambai kan tangan nya ke arah ku, tapi karna malu aku membalasnya hanya sebentar.

"Hei siapa itu?" Tanya rekan kerjaku sambil menaik turunkan alisnya.

"Bukan siapa-siapa" ah,, kurasa wajah ku bersemu sekarang.

"Kalau kau tidak jodoh dengan nya, kenalkan pada ku ya" ucap rekan kerjaku yang lain sambil mencolek lengan ku genit.
.
.

Saat jam pulang kerja telah tiba, aku berjalan ke luar toko dan mendapati Hoseok berdiri di samping pintu tempat ku keluar.

"Apa anda sudah menunggu lama?" Tanyaku setelah kami melempar senyum.

"Tidak-tidak, bicara santai saja dengan ku ya" ucap Hoseok sambil berjalan dan aku mengikutinya perlahan.

Pusat perbelanjaan ini tutup jam sepuluh tepat, namun toko tempat ku bekerja tutup jam sembilan, itu cukup memudahkan kami para karyawan.

Dan jam sembilan bukan waktu yang terlalu telat untuk makan malam, iya kan?.

Hoseok membawa ku ke parkiran.

"Apa kau membawa mobil sendiri?" Tanya Hoseok sambil menekan remot kunci mobil nya.

Aku tercengang, karna mobil yang merespon remot di tangan Hoseok adalah mobil mewah Maserati Ghibli berwarna silfer yang sangat menyilaukan mata warga mlarat seperti ku.

Hoseok seperti tokoh pria dalam serial drama yang biasa ku tonton sekarang.

"Sejeong-shi" panggil Hoseok sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah ku.

"Ah!,, iya?"

"Ku anggap kau jawab tidak" memang Hoseok bilang apa tadi?.

Mobil mewah itu membelah jalan raya Seoul dengan mulus, sedangkan aku takut bergerak di dalam sini karna takut berbuat kerusakan, bagaimana pun harganya tidak sepadan dengan uang di tabungan ku selama sepulun tahun ini.

"Sejeong-shi, apa makanan kesukaan mu?" Tanya Hoseok tanpa menoleh namun senyumnya terlihat lebih indah dari samping.

"Ah,, a-aku orang nya tidak pilih-pilih makanan,, haha.." ucap ku dengan tawa dibuat-buat.

"Hmm.. kau tau restoran enak dekat sini?, kalau cari yang jauh nanti terlalu malam"

"A-aku jarang ke restoran hehe.." aku super gugup sekarang, karna tidak terbiasa berbicara informal pada orang asing, juga karna aku merasa seperti gembel sekarang.

Bagaimana tidak?!, saat ini Hoseok mengenakan setelan yang setidaknya punya harga sebesar gaji ku berbulan-bulan, ya mata orang mlarat seperti ku tidak mungkin salah.

Sedangkan yang sedang aku pakai,, hmm jangan ditanya, tidak akan sebanding dengan harga ikat pinggang pria itu.

Tak lama kami sampai di restoran yang sangat terang, dan masuk ke tempat parkir.

Hoseok bergegas turun dan membukakan pintu mobil nya untuk ku, oke, aku tidak kuat lagi.

"kita akan mengobrol di sini?" Tanya ku memastikan.

"Kenapa?, kau tidak suka?"

"Tidak!.. maksudku bukan begitu,," ya ampun aku sangat malu.

"Tapi apa tidak terlalu mahal kalau di sini?" well, walaupun Hoseok kaya selangit, aku tidak mau merepotkan.

"Jangan merasa keberatan ku mohon" ucap Hoseok kelewat manis, dan mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu.

Ini sangat terang, bukan maksudku terang lampunya, tapi mataku silau karna bangunan ini punya pancaran sinar yang mahaaaaalll.. sekali.

Apa aku berlebihan?








TBC.
Sorry for typo.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now