7. menginap

23 8 0
                                    

"Jangan salah paham,, aku hanya ingin kau percaya sepenuhnya pada ku" ucap Hoseok gelagapan menjelaskan.

Aku terkikik karna wajah Hoseok memerah menahan malu.

"Baiklah aku akan tidur di sini"

Hoseok pun tersenyum, "terimakasih sudah percaya padaku"

Kami terdiam sesaat.

"Apa kau benar-benar kesepian?" Tanya ku pada akhirnya. Ya, aku penasaran karna besarnya usaha Hoseok untuk membuat ku percaya, dan sepertinya Hoseok tidak punya banyak orang di sekelilingnya.

"Kau tau?, kau orang pertama yang ku beri tahu rahasiaku secara langsung" ucap Hoseok dengan suara pelan, malu-malu.

Ya ampun kenapa pria ini sangat pemalu, aku benar-benar merasakan aura ke-Hoseok-an walaupun orang yang ada di samping ku ini tidak terlihat seperti Hoseok yang aku kenal sama sekali.

"Bagaimana dengan Woojin?"

Hoseok langsung terkikik mendengar pertanyaan ku.

"Anak itu datang kerumah ku saat aku tidak lagi masuk sekolah selama satu bulan setelah kondisi ku begini, cuman dia teman yang peduli, dan ya saat dia datang aku jadi om-om yang rambutnya tipis dan gigi ku ompong, dia kira aku saudara ibu ku" Hoseok terkikik geli sekali.

"Namun ia akhirnya sadar kalau itu aku, setelah aku membeberkan rahasia yang hanya kami berdua yang tau"

"Bagaimana reaksinya pertama kali?" Tanya ku antusias.

"Dia hanya tertawa, dia anggap ini hal yang lucu, dia akan menertawai ku saat menjadi om-om atau kakek-kakek, tapi dia akan menjadi sangat iri jika aku sedang menjadi pria tampan"

Kami mengobrol tentang banyak hal, tentang ibu Hoseok yang juga seorang disigner, tentang asal-usul keterampilan Hoseok merancang barang, tentang kucing Hoseok yang sudah mati, aku sangat nyaman bersama Hoseok yang ini sebagaimana aku nyaman dengan Hoseok yang aku kenal.

"Baiklah, kau bisa tidur di kamar ku, aku akan tidur di sini" Hoseok menepuk sofa tempat ia duduk, kami sadar sudah terlalu larut untuk melanjutkan percakapan.

"Apakah tidak apa-apa?" Tanya ku agak ragu, kasihan tuan rumah tidur di luar kamarnya sendiri.

"Ya, rumah ini walaupun luas hanya ada satu kamar, tidak terpikirkan olehku untuk kedatangan tamu atau hidup bersama orang lain dengan kondisi seperti ini"

Perkataan Hoseok membuat hati ku merasakan hal yang aneh, sedikit nyeri dan terasa dingin, aku bisa membayangkan betapa kesepiannya Hoseok, tidak ada orang yang mengenalnya dengan baik.

Aku diantar ke kamar nya yang berada di lantai dua, kamar nya sangat indah, cukup luas karna tidak banyak perabotan, warna kamar Hoseok di dominasi warna hijau dan putih.

"Kau suka warna hijau ya?" Tanya ku, karna dari banyak barang yang Hoseok punya dan simpan di rumahnya berwarna hijau lembut.

"Iya, aku sangat menyukai benda hijau, terutama pohon dan daun"

"Biar ku tebak,, tanda tangan mu pasti ada pola pohon nya?!" Tanya ku antusias.

"Bagaimana kau bisa tau?" Hoseok terkikik geli.

"Dari artikel yang aku baca, kebanyakan orang akan menyematkan hal yang ia suka pada tanda tangannya, seperti aku sangat suka bulan sabit, jadi aku membuat tanda tangan dengan pola bulan sabit"

"Benarkah?, sepertinya pohon dan bulan sabit tidak buruk jika dalam satu frame kan?" Ucap Hoseok yang aku tidak mengerti, aku terdiam mencerna maksud Hoseok.

"Lupakan saja, aku akan turun dan tidur, kau boleh memakai kamar mandi milik ku" ucap Hoseok menunjuk pintu kamar mandi di dalam kamarnya.

Hoseok pun turun membawa beberapa bantal dan selimut lalu menutup pintu kamar.

Keheningan menyambutku, namun aku suka ini, suasana di kamar Hoseok sangat hangat, aroma Hoseok-yang dapat kuhirup saat Hoseok menciumku hari itu-memenuhi kamar ini.
.
.

Jam enam pagi aku bangun dengan sendirinya, rasanya sangat segar karna semalam aku tidur tanpa beban pikiran apapun.

Ya, tidak seperti malam-malam kemarin, kepala ku seakan mengeluarkan asap sebelum aku terpaksa tidur karna lelah.

Aku membasuh wajah dan turun melihat Hoseok.

Di ruang utama rumah ini, di sofa itu, Hoseok masih tertidur dengan tubuh bapak-bapak gemuk semalam.

Aku mulai curiga sampai tiba-tiba aku melihat sebuah keajaiban di depan mataku sendiri.

Ini adalah hal tergila yang pernah terjadi di depanku.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now