18. izin

18 8 0
                                    

Aku memang sudah menemukan titik terang akan keberadaan Hoseok, namun,, hal yang tersulit adalah mengubah titik terang tersebut menjadi tujuan ku dengan jelas.

Ya, yang kumaksud adalah cara ku ke jepang, ini cukup mustahil.

Di hari yang sama, saat makan malam, ruang makan kami di penuhi aura ketegangan yang tidak ku ketahui asalnya.

Jadi ini malah memperburuk rasa takut ku untuk bicara.

Jantung ku sudah menggila karna adrenalin yang terpacu, bagaimana kalau aku tidak di izinkan?.

Beberapa suapan lagi maka makan malam akan selesai dan kesempatan ku hari ini habis, aku berusaha mengais-ngais keberanian ku yang tidak kunjung terkumpul banyak.

"A-anu.. ibu,, aku,-aku ingin berlibur" Tuhan ku mohon tolong aku.

Ibu menjawab tanpa menatap ku. "tunggu waktu ibu kosong dulu, ayah juga masih sibuk" ayah hanya mengangguk mengiyakan.

"Aku.. aku ingin pergi sendiri" aku menggigit bibir dalam ku kuat-kuat.

"Kenapa? Kemana sih?" Nada bicara ibu berubah agak tinggi.

"Ke jepang" cicit ku karna nyali ku semakin ciut.

Ibu dan ayah bertatapan beberapa detik, lalu ayah kembali menyuap nasi dan ibu menggeleng.

"Tidak boleh"

Rasanya sangat panas di mata dan dada ku.

"Aku bisa jaga diri" ayolah,, ku mohon tolong izinkan aku.

"Aku ingin pergi sebentar saja bu, orang-orang di sini membuat ku sesak" aku terus meluncurkan alibi.

"Ibu tidak suka mengulangi perkataan ibu"

Air mata ku langsung tumpah, aku langsung meletakkan sumpit dan mendorong mangkuk ku ke depan.

"Menangis seperti apa pun, ibu tidak akan mengizinkan mu pergi sendirian, tunggu saja sampai tahun baru, kita akan berlibur sama-sama" helaan nafas berat terdengar dari kedua orang tuaku.

"Walaupun di jepang tingkat kriminalitasnya rendah, ibu tidak bisa membiarkan mu sendirian jauh dari rumah" aku memang tidak pantas menyalahkan ibu, namun tahun depan terlalu lama.

Aku bisa mati karna sakit jantung jika seperti ini terus.

TING NONG! 

Bel rumah berbunyi, ibu langsung berdiri dan menghampiri tamu malam ini.

"Waah,, anak tampan ku datang" suara ibu yang tiba-tiba riang terdengar oleh kami.

"Kenapa ke sini malam-malam?"

Suara obrolan mereka terdengar semakin dekat.

"Ibu dan ayahku pergi ke luar kota tante, aku disuruh menginap di sini sampai mereka pulang"

Ya, tidak usah di tebak, itu sepupu laki-laki ku. Karna tidak mau di ejek aku langsung meninggalkan meja makan, dan melewati mereka cepat-cepat.

Aku mengunci pintu kamar ku, mematikan lampu lalu bersembunyi di balik selimut, meredam kesedihan.

Aku tidak tahu apa lagi yang bisa aku lakukan, selama ini memanf aku tidak pernah pergi jauh sendiri.

Tapi.. bagaimana kalau kabur?..
Tanpa izin ibu dan ayah pun aku akan tetap menemui Hoseok.

.
.

Jam dua pagi, aku mengompres mata ku dengan es, mengemas beberapa baju dan kebutuhan, lalu mengendap-ngendap keluar pintu.

Namun televisi ruang tengah menyala, aku menghentikan langkah tepat di balik dinding pemisah ruang makan dan ruang tengah, mengintip, apa itu Ayah?, tapi mustahil Ayah begadang.

"Tidak usah mengintip, kau bukan hantu" suara menjengkelkan itu langsung membuat suasana hati ku buruk.

Aku kembali bersembunyi di antara dinding.

Kenapa anak itu ada di sana?!, kenapa ia tidak tidur saja?! Oh tuhan! bagaimana aku bisa melewatinya?!.

"Kau mau kemana?" Aku langsung menutup mulut cerewet nya dengan tangan ku cepat-cepat, walaupun aku harus berjinjit karna badannya sepwrti jerapah.

"Jadi lah sepupu laki-laki yang baik dengan diam, oke?" aku memberikan senyum termanis yang aku punya.

"Kalau kau menurut, imbalannya akan ku transfer minggu depan"

Namun anak sialan itu malah melepaskan tangan ku paksa. Ini tidak akan berhasil.

"Jangan tersenyum begitu, aku mau muntah jadinya" tanpa ampun aku mencubit pinggang nya keras-keras.

"AAMmmpp!!" Tangan ku kembali mendarat di mulut anak sialan ini.

"Ku mohon!, yeonjoon! Biarkan aku pergi!" Bisik ku pelan namun penuh penekanan.

Anak sialan itu kembali melepas tangan ku.

"Kemana?, ke jepang?, kita akan pergi bersama besok"

Apa?

"Apa maksud mu?" Aku mengernyitkan dahi bingung.

"Tante bilang, sepupu perempuan ku ini menangis karna ingin liburan kejepang, sedangkan tante dan om masih sibuk, jadi sepupu laki-laki yang tampan dan baik hati inilah yang akan menemaninya"

Wow.

"Kau yakin tidak membohongiku?" Aku memastikannya sekali lagi, karna kalau anak ini bohong aku akan mengganti isi koperku dengan mayatnya.

"Aku kan kakak sepupu laki-laki yang paling tampan dan baik sedunia, tidak mungkin berbo-"

Kalimat Yeonjoon terpotong karna aku langsung menerjang nya dengan pelukan super erat.

Yeonjoon hanya terdiam tanpa membalas pelukanku.

"Aku menyayangi mu" ucap ku asal dan langsung kembali ke kamar cepat-cepat.

Hoseok! Aku datang!!.



TBC.
Sorry for typo.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now