5. rumah Hoseok

27 9 0
                                    

Hoseok, pria itu mendadak membuat ku jatuh cinta dan tiba-tiba membuatku patah hati.

Hoseok benar-benar menghilang, ia tidak pernah lagi datang ke tempat kerjaku, atau pun apartemen ku, bahkan membaca pesan ku.

Aku tidak mau menangis, karna aku masih punya harapan untuk menemukannya, ya, aku datang ke gedung J's Collection.

Masuk lewat pintu depan dan menanyakan Hoseok pada pekerja di sana.

Namun orang-orang di sana aneh, mereka tau Jung Hoseok, namun tidak tau orang nya dimana, mereka bilang designer itu tidak pernah muncul di depan mereka.

Aku juga sudah menyebutkan ciri-ciri Hoseok pada mereka, namun tak ada yang tau.

Memang sih, di majalah atau di siaran manapun Hoseok tidak pernah muncul, padahal merek J's Collection sedang harum dimana-mana.

Woojin pun tidak jelas, orang-orang sana bilang pria bernama Woojin itu super sibuk, jika nekat, kau harus merogoh saku dalam-dalam untuk membayar waktunya seperti dalam wawancara-wawancara.

Aku menjadi putus asa, dan pulang tanpa mendapat apa-apa selain rasa hampa.

Ya, hampa, karna hatiku sudah dibawa pergi oleh Hoseok.

Aku kembali menjalani hari-hari ku seperti sebelumnya, namun perasaan ku tidak pernah membaik seperti sebelumnya.

Namun aku tetap mencoba tersenyum pada semua pelanggan.

Hingga aku sadar, semenjak hari Hoseok datang sudah tak ada lagi pelanggan yang masuk saat jam setengah sembilan tepat.

Dan saat Hoseok menghilang, para pelanggan itu juga tidak kembali.

Apa mereka semua ada hubungannya dengan Hoseok?.

"Hey, kenapa lesu sekali? Sudah lima hari kau begini, ada masalah?" Sapa rekan kerja ku.

Aku menggeleng pelan dan malah mengajukan pertanyaan.

"Hei, Jika seseorang bilang suka padamu, lalu menciummu, apa berati kalian pacaran?" Tanya ku dengan suara sangat pelan.

Rekan kerjaku itu memasang wajah aneh setelah mendengar pertanyaan ku, namun ia tetap menjawab.

"Biasanya ia, kalau sudah berciuman maka sudah jadi pacar" ucap rekan ku memberi kesimpulan.

"Tapi kenapa..-" gumam ku tenggelam dengan hayalan tentang hilangnya Hoseok.

"Hei,, kasihan sekali, kau patah hati ya?, Semangat lah sedikit, nanti setelah pulang ayo minum bir" ajaknya.

Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Lalu sesaat setelah itu ada seseorang datang, dengan malu-malu seorang remaja laki-laki mendekat.

Wajah nya terlihat imut karna ia menatapku seperti itu, seakan ada yang anak ini ingin kan, tapi malu dan agak bersembunyi di balik pelanggan lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wajah nya terlihat imut karna ia menatapku seperti itu, seakan ada yang anak ini ingin kan, tapi malu dan agak bersembunyi di balik pelanggan lain.

"A-anu.."

"Ya, ada yang bisa saya bantu" ucap ku mencoba seramah mungkin.

"Saya membutuhkan kursi untuk meja belajar di rumah" Deg! Cara bicara itu, seketika aku langsung menoleh ke arah jam digital besar yang tergantung di dinding toko kami.

08:30

"Mari ikut saya" anak itu langsung mengikuti ku.

Aku tetap berusaha normal menjelaskan beberapa perabot yang mungkin di butuhkan anak ini.

"Maaf, apa nanti saya bisa menemui anda saat selesai bekerja?" Aku menghentikan langkah ku, berbalik menghadapnya.

"Ini tentang Jung Hoseok"

Seketika nafasku tercekat di tenggorokan.
.
.
.

Saat selesai bekerja, aku menolak ajakan para rekan kerja ku untuk minum-minum, lalu aku mencari anak yang tadi pagi.

Ternyata dia ada di samping pintu keluar toko.

Anak itu membungkuk sedikit saat melihat ku, aku hanya sedikit tersenyum.

"Apa anda mencari Jung Hoseok?" Tanya anak itu.

"Iya" jawab ku singkat dan serius.

"Mari ikut saya, kita akan menemui Jung Hoseok"

"Apa aku bisa percaya pada mu?" Aku mengubah cara bicara ku menjadi informal.

"Iya, anda bisa" namun anak yang sangat sopan ini sangat manis ku akui.

Kami menaiki bus, dan anak itu hanya diam di sepanjang perjalanan, ia memainkan kuku-kuku nya, dan menggigit-gigit bibir dalamnya, terlihat sangat gugup.

Kami pun turun dan berjalan sedikit di antara gang perumahan, dan sampai di rumah dua lantai yang cukup indah.

"Apa ini rumah Hoseok?" Tanya ku.

"I-iya" jawab anak itu dan menekan kode pintu.

Saat kami masuk, aku di buat sangat terkejut.

Sangat-sangat terkejut.

Ruangan utama rumah yang luas ini di penuhi kursi-kursi yang aku jual dari toko ku, bahkan kursi untuk meja belajar yang baru anak ini beli juga ada masih terbungkus rapi.

"Apa ini?,, Kalian penguntit?" Desis ku tak percaya.

"Ku mohon jangan marah, jangan pergi dulu, ada yang harus kau lihat" ucap anak itu buru-buru, cara bicara anak itu langsung berubah.

"Aku.. aku Jung Hoseok" aku pikir aku mendengar suara itu dari arah lain, namun tidak, suara itu berasal dari anak ini.

"Jangan bercanda" ucap ku sinis, lalu segera beranjak pergi.

"Ku mohon!" Anak itu menghalangi ku.

"Jangan pergi dulu" anak itu memohon dengan tatapan nya yang manis, namun aku tidak terpengaruh.

"Kau harus lihat ini dulu" ucap nya lalu berlari mengambil sesuatu.

Aku memutar bola mataku malas, apa sebenarnya ini?.

Anak itu membuka laptop nya, lalu menunjukkan aku sebuah file, berisi banyak fidio dengan orang yang berbeda-beda.

Anak itu memutarkan acak satu vidio.

'Halo~, hari ini Tanggal 28 mei 2020, aku terbangun dengan tubuh pria gemuk, aku di tatap sinis oleh orang-orang di sepanjang jalan kar-'

Belum selesai fidio itu, anak itu langsung men-skip nya ke vidio berikutnya.

'Hai!! Tanggal 29 mei 2020, aku jadi anak-anak amerika, ini sangat lucu, mata ku jadi biru, ram-'

Anak itu terus men-skip.

Aku masih terdiam, otak ku berusaha memahami, kenapa aku masih mau melihat ini?, karna aku ingat mereka. Ya, mereka adalah orang-orang yang datang jam 08:30.

'Tanggal 30 mei 2020, aku terbangun dengan raga kakek berumur tujuh puluh tahun, ah sulit membaca tulisan di laptop ku sendiri-'

'Hari ini Tanggal 1 Juni 2020, ya ampun aku sangat gugup!, aku akan pergi mengajak gadis itu berkenalan!, ya gadis yang sudah aku sukai sejak lama, aku berharap semua akan lancar, aku ingin sekali tau namanya, baiklah,, semoga berhasil!! Sampai besok'

Pada vidio ini anak itu tidak menskip nya, ia membiarkan vidio itu sampai akhir, karna yang berbicara di vidio itu adalah Jung Hoseok yang aku kenal.

Semuanya masih hening, kepala ku berat mencoba berfikir keras.

"Aku-,, aku Hoseok, setiap hari akan terbangun dengan tubuh berbeda"

Aku menoleh tidak percaya pada anak itu.

Apa ini mimpi?.





TBC.
Sorry for typo.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now