3. J's Collection

29 10 0
                                    

Siang itu aku membolos dari toko tempat ku bekerja dan ikut dengan Hoseok.

Kira-kira setengah jam-yang tidak terasa karna banyak mengobrol, kami sampai di gedung besar berlogo J's Collection, aku terperangah sambil mendangak-dangak namun Hoseok melewatkan gerbang depan.

"Kita lewat pintu belakang saja" ucap Hoseok sambil mengawasi sekitar nya.

Setelah mobil terparkir, Hoseok menutup pintu mobil nya dengan pelan-pelan. Kami masuk dari pintu belakang secara diam-diam, jadi aku merasa ada yang janggal, bukan kah Hoseok pendirinya?.

Saat kami sudah sepenuhnya berada di dalam, Hoseok menyalahkan beberapa saklar lampu, ruangan luas yang awal nya sangat gelap menjadi terang dan memamerkan tumpukan furnitur baru yang belum ada di pasaran.

Aku menutup mulut ku kagum.

"Ini semua... aku baru saja melihatnya di majalah atau iklan brosur kemarin"
Aku berjalan pelan setelah Hoseok mengizinkan, tangan ku menyentuh barang-barang itu dengan lembut.

"Ini luar biasa" ucap ku penuh kagum pada Hoseok yang masih berdiri di sana, wajahnya sangat senang menatap ku.

"Ini baru akan di pasarkan bulan depan kan?"

"Iya, hanya beberapa orang yang bisa melihat ini secara langsung sebelum waktunya" ucap Hoseok dengan suara tenang.

Aku masih tenggelam dalam euphoria, semua desain ini Hoseok yang buat?, luar biasa.

Ini bagaikan surga kecil bagiku. Bagaimana tidak?, seperti anak laki-laki yang jatuh cinta pada dunia otomotif aku sudah jatuh cinta dalam dunia furnitur sejak kecil.

Semua perabot ini bukan hanya karya seni bernilai estetika, namun juga bernilai guna.

Bentuk-bentuk perabot ini beragam, sangat indah memanjakan mata, kebanyakan kursi dan meja, warna nya juga di dominasi putih, pastel, silfer dan hitam.

"Kau suka?" Tanya Hoseok yang mengikuti ku berkeliling, tempat ini sangat luas.

"Tentu!" Ya, apa lagi yang harus ku jawab.

"Bisa kau jelaskan dari mana inspirasi mu membuat semua ini?" Tanya ku antusias.

Hoseok terdiam sebentar, lalu menjawab dengan sinar mata yang sangat teduh.

"Karna manusia"

Aku tetap diam menunggu Hoseok melanjutkan.

"Manusia itu sangatlah beragam, tidak terhitung banyak jenis nya, manusia selalu berbeda-beda, aku tidak mampu mengedintifikasinya sendiri"

Hoseok menyentuh sebuah kursi berwarna pastel yang kaki nya hanya tiga.

"Karna Manusia tidak ada yang sempurna"

Lalu Hoseok berjalan berpindah menyentuh meja kecil berwarna putih yang berbentuk segi enam dan bisa diputar.

"Karna Manusia punya kelebihan dan kekurangan"

Kejujuran terpancar di matanya yang tiba-tiba berubah sayu.

"Bahkan aku yang sendirinya manusia kadang tidak paham dengan sesama manusia, jadi aku ingin memahami manusia itu sendiri"

Aku tersentuh, relung hati ku menghangat karna senyumannya yang lebih cerah dari matahari.

Aku bukan wanita yang mudah jatuh pada pria tampan, namun Hoseok berbeda.

Setelah aku puas melihat-lihat, kami keluar dari tempat itu dan keluar mencari makan.

"Ngomong-ngomong, apa yang membuat mu tertarik ingin mengenalku sampai seperti ini?" Tanya ku hati-hati, ya, sebenarnya aku juga agak penasaran.

"Hmm.." Hoseok yang sedang menyetir bergumam, matanya menerawang kedepan namun masih fokus pada jalanan.

"Aku suka senyuman mu"

Oke, jawaban Hoseok sangat tidak terduga.

Aku terdiam, karna malu. Sebenarnya bukan jawaban ini yang aku harapkan, namun ini sangat diluar ekspentasi.

"Kenapa?, kau tidak nyaman dengan jawaban ku?" Tanya Hoseok tidak enak, pria ini benar-benar sopan.

"Eh?,, tidak, bukan begitu,, hehe" ya ampun, wajah ku panas.

"Aku juga suka suara tawa mu" lanjut Hoseok dengan suara rendah.

Oke, keselamatan jantungku ter-an-cam.

"Cara mu melayani pelanggan, tersenyum kemereka, kau tidak memilih-milih dalam tersenyum"

"Apa maksud mu?" Yang ini agak membuatku bingung, memilih-milih apanya?.

"Well.. banyak wanita yang hanya mau senyum-senyum pada pria tampan atau om-om kaya, benar kan?"

Kami sontak tertawa lepas, suara ceria kami memenuhi mobil, Hoseok ternyata orang yang punya banyak kejutan.

"Baiklah kita sampai" Hoseok memberhentikan mobil nya di parkiran dekat pasar tradisional.

Aku agak bingung dan menoleh-noleh keluar mobil, sampai Hoseok membukakan pintu.

"Aku rasa kemarin kau tidak nyaman makan di restoran, jadi kau tidak keberatan kan kalau kita cari makan di sini?"

"Kau tau?, ini tempat favorit ku untuk makan" jawab ku dengan senyum merekah.

Kami berkeliling dan berpindah-pindah dari stan satu ke stan yang lainnya, mencicipi banyak makanan ringan, ternyata Hoseok sangat suka makanan manis, padahal tubuh nya sangat bagus.

Sedangkan aku lebih suka membeli berbagai makanan pedas, dan tentu saja semua di bayar Hoseok.

Namun, Hoseok terlihat sangat lelah, ia menguap berkali-kali.

Saat ku tanya, bagaimana kalau pulang dan istirahat saja?, Hoseok menolak.

Karna terlalu lama berkeliling, tidak terasa siang sudah berubah menjadi sore, namun pasar itu tetap ramai, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan makan di gedung J's Collection saja.

Lagi-lagi saat menyetir, Hoseok menguap berkali-kali sampai matanya berair.

Aku khawatir karna ia sedang menyetir, namun Hoseok malah meminta maaf dan mampir ke minimarket sebentar untuk mebeli minumam dingin.

Dan akhirnya kami sampai di sana saat hari sudah gelap, kira-kira jam tujuh malam, sama seperti di awal, Hoseok agak mengendap-ngendap saat masuk, aku sudah tidak terlalu mempermasalahkan ini, namun tetap terasa aneh.

Hoseok manarik satu set meja kecil dan dua kursi. Lalu Hoseok menarik sesuatu dari bawah meja itu sehingga permukaan meja menjadi dua kali lebih lebar.

"Ini bagus sekali" puji ku.

"Aku.. bisa memberimu ini sebagai hadiah" jawab Hoseok dengan suara malu-malu.

"Ahh!! Tidak, bahkan ini belum muncul di pasaran, simpan saja ya, lebih baik ini di gunakan untuk mendapatkan uang"

Hoseok hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Kami mengobrol heboh seperti biasa saat makan, namun tiba-tiba seseorang masuk dari pintu dalam dan Hoseok langsung menarik ku bersembunyi.

Apa ini?





TBC.
Sorry for typo.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now