8. ciuman kedua

26 8 0
                                    

Aku merasakan perasaan yang sangat aneh sekarang, antara takjub, takut, tidak percaya, dan terpukau menjadi satu.

Tubuh di depan ku berubah, entah bagaimana menjelaskannya, pokoknya berubah bentuk dengan cara yang sangat tidak masuk akal.

Hoseok yang awal nya terlihat seperti bapak gemuk berubah menjadi pria kurus dengan rambut yang.. err,, di cat blonde? Mungkin kekuning-kuningan.

Dan sesaat setelah itu, Hoseok-yang entah aku pikir itu masih Hoseok atau bukan-membuka matanya pelan-pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dan sesaat setelah itu, Hoseok-yang entah aku pikir itu masih Hoseok atau bukan-membuka matanya pelan-pelan.

"Halo, apa anda Hoseok?" Tanya ku sambil melambai-lambai di depan wajahnya.

"WAAAAA!!! KAMJAGIYA!!!" suara Hoseok berubah menjadi berat.

Aku yang juga terkejut, hanya memasang senyum tanggung.

"Ah.. aku lupa kalau kau menginap di sini" ucap orang itu langsung mengambil posisi duduk-aku masih ragu apa ia benar-benar Hoseok.

"Apa anda Hoseok?" Aku mengulangi pertanyaan ku.

"Iya, ini aku, Hoseok" ahh,, senyuman nya kenapa sangat manis begini, gusi nya terlihat semua.

"Benarkah?.." aku main-main dengan pertanyaan ku, sebenarnya aku percaya, aku percaya pada keajaiban yang berada di depan ku saat ini.

Hoseok dengan tubuh barunya mengangguk.

"kalau sapi jadi ayam, burung jadi ayam, kucing jadi ayam, ayam jadi apa?" Tanya ku dengan wajah jenaka.

Hoseok tersenyum lebar sekali, ya ampun aku tidak kuat ini sangat manis.

"Ayam jadi banyak" sontak tawa kami menguar dengan riang.

"Ngomong-ngomong warna rambut mu bagus" puji ku sambil memberikan jempol.

"Benarkah?" Hoseok langsung beranjak dan bercermin.

"Lumayan" gumam Hoseok yang dapat ku dengar, entah dia mengomentari warna rambutnya, atau wajahnya.

"Mau merekam vidio bersama?" Tanya Hoseok yang langsung ku setujui.

Hoseok bergegas ke kamar mandi unduk mencuci muka, dan mengambil laptop nya kegirangan.

Aku tak tahan untuk tidak tertawa karna Hoseok hari ini sangat imut.

Aku duduk di sebelahnya, sedangkan Hoseok sibuk menghidupkan laptopnya.

"Jadi kegiatan mu setiap pagi adalah merekam wajah baru mu?" Hoseok menjawab dengan mengangguk antusias.

"Ini pertama kalinya" gumam Hoseok, aku tidak bertanya karna tau Hoseok belum selesai.

"Ini pertama kalinya aku rekaman bersama seseorang" Hoseok menoleh ke arah ku dan tersenyum sumringah tepat di depan wajah ku yang tiba-tiba panas.

"Terima kasih sudah menetap malam ini, apa aku..." Hoseok tiba-tiba berhenti bicara, ia tampak gugup, ia sadar kalau wajah kami hanya berjarak beberapa centi.

"Apa aku boleh mendapatkan ciuman kedua?" Wajah Hoseok ikut memerah.

Ya ampun, jantung ku rasanya akan meledak, aku sudah tidak dapat mengontrol ekspresi wajah ku lagi, karna dari itu aku langsung menutup mata.

Seketika aku merasakan kedua tangan Hoseok yang menelusup ke tengkuk ku dan bibir kami bersentuhan.

Ini yang kedua kalinya.
.
.

Aku segera di antar pulang oleh Hoseok sebelum jam masuk kerja, jam sembilan.

Hoseok seperti biasanya melambai sebelum masuk ke mobil nya lagi, dan aku membalas dengan lambaian tinggi di atas kepala ku.

"Aiguuu.. tidur di mana anak gadis ku semalam huh?" Suara ibu menyapa telinga ku saat aku baru selesai melepas sepatu.

"Di rumah teman bu" jawab ku riang.

"Kau sudah sembuh?" suara ayah ku yang datar juga muncul menyapaku.

"Sembuh?" Sembuh apa nya?.

"Sembuh dari patah hati" goda ayah namun tetap dengan wajah datar.

Wajah ku kembali memerah, "aish~ ayah ini,, ada-ada saja" ucap ku sambil terkikik lalu bergegas mandi.

Setelah mandi, aku tau tak cukup waktu untuk sarapan, jadi aku langsung menyambar tas jinjing, dan ponselku.

Chup! Chup!

"Aku sayang kalian! Dah~!!" Orang tua ku mematung di meja makan setelah aku mencium pipi mereka, hihi.. mereka lucu sekali.

Hari ini aku merasa menjadi wanita paling bahagia sedunia, pita suara ku tidak berhenti mengalunkan senandung merdu, kaki ku tak tahan untuk tidak melompat-lompat kecil, dan bibir ku sangat betah tersenyum sepanjang waktu.

Rekan-rekan kerjaku merespon aura ceria ku dengan baik, mereka semua ikut tertular oleh senyuman ku.

"Hei, pasti kau sudah bertemu lagi kan dengan nya?" tebak salah satu rekan kerjaku.

"Dengan siapa?" Tanya ku heran.

Rekan ku itu memutar bola matanya malas, "bagaimana sih?, pria yang mengajak mu makan malam dan siang itu loh, aku tau kemarin-kemarin kau lesu karna tidak bisa bertemu dengannya kan?" Ya ampun apa anak ini cenayang?.

"Dari mana kau tau?" Sergah ku cepat.

"Aku ini ahli soal percintaan, huft,, kau saja yang tidak mengenal jati diriku ini, tidak ada yang pernah meremehkan ku jika menyangkut masalah percintaan" jawab nya dengan kepercayaan diri tinggi.

Sesaat setelah itu, mataku menangkap sosok dengan rambut bercat blonde yang sangat mencolok di antara pelanggan lain. Mata kami langsung terpaut dan kami saling melambai.

Aku melihat jam, oh ternyata sudah jam makan siang, karna sangkin bahagianya hari ini, waktu sampai tak terasa sama sekali.

"Eh?" Rekan kerjaku tadi keheranan, kenapa dia keheranan?.

"Ayo makan siang di luar, aku tau tempat yang bagus" ucap hoseok dengan gummy smile nya, tak lupa ia juga tersenyum ke rekan ku.

"Oke, Ayo cepat, kita cuman punya tiga puluh menit" jawab ku riang lalu menyambut lengan Hoseok dan keluar dari toko.

"Sebagai ahli percintaan aku tidak menyangka, bagaimana pria nya langsung berganti secepat itu?.." gumaman rekan ku masih dapat ku dengar, namun aku menghiraukannya.

Dan aku menyesal menghiraukan kalimat itu, karna dari kalimat itu akan berkembang suatu hal buruk yang baru lagi.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATWhere stories live. Discover now