15. Hancur

24 8 0
                                    

"IBU TIDAK PERNAH MENGAJARKAN KAU HAL HINA ITU KIM SEJEONG!!" Kurasa teriakan ibu akan terdengar sampai ruangan sebelah.

"KENAPA KAU JADI SEPERTI INI??!!! KENAPA??!!"

Hari ini, pagiku di awali dengan sangat buruk.

Ibu terduduk lemas setelah berteriak, ayah hanya diam, wajahnya kosong.

Aku juga hanya bisa diam, tidak tahu bagaimana harus menyangkal semua tuduhan jahat ini.

Tadi malam, ibuku mengendap-ngendap masuk ke kamar ku lalu mengambil ponselku dari sana.

Ayah juga sudah sepakat untuk menggeledah ponselku karna gosip jahat itu semakin parah, dan orangtuaku ingin mengetahui kebenarannya.

Namun, ku rasa memang tidak ada yang benar di sini.

Orang tuaku sangat shok setelah melihat galeriku penuh dengan foto pria yang berlainan di masing-masing foto, bersamaan dengan wajahku yang tersenyum senang disetiap foto.

Tiba-tiba ibuku mendekat dengan tergesa-gesa lalu memangkup pipi ku dengan erat.

"berapa mereka membayarmu? Apa kami tidak cukup membiayaimu selama ini? Apa gaji mu terlalu kecil? Kenapa kau tega melakukan ini pada ibu nak?"

Aku menepis tangan ibu, aku tidak mau dituduh lagi,, namun aku juga tidak bisa menyangkal dengan benar.

"Kim Sejeong" suara ayah akhirnya bisa kudengar.

"Apa kau meniduri semua pria in-"

"CUKUP!!" Sudah cukup..

"AKU BUKAN JALANG!! BERHENTI MENUDUHKU!!" Ibuku bertambah menangis, sedangkan ayah,, baru mulai menangis.

"TERSERAH AKU MAU APA ITU URUSANKU!! AAAGH!!! KENAPA TIDAK ADA YANG MENGERTI??!!"

Aku bangkit lalu menyambar jaket di dekat pintu.

"SEJEONG-AAH!!!" teriakan ibu sangat nyaring.

Ibu bersimpuh di lantai, menangis sejadi-jadinya.

"Kau... hiks hiks,, kau boleh melakukan apapun nak,,hiks.. tapi jangan pergi seperti kakak mu,, hiks hiks... ibu mohon" ayah ikut turun memeluk ibu dengan sangat erat.

Aku memejamkan mata sebentar, menghembuskan nafas pelan, lalu berlalu keluar pintu.

Berjalan gontai bagaikan kehilangan separuh jiwa ku, aku baru saja membentak kedua orangtuaku, rekor baru dalam hidupku. Membuat ibu dan ayah menangis lalu berteriak di depan wajah mereka.

Woah, aku gadis paling durhaka di dunia.

"Sejeong-ah!!" Telingaku mendengar suara bernada ceria memanggil namaku.

Tanpa kusadari aku sudah berada di halaman depan apartemen dan sebuah mobil Maserati Ghibli berhenti di depan gerbang.

Aku berharap kehadiran nya dapat mengobatiku namun kenyataannya malah terbalik, rasa sakit ku semakin menjadi-jadi.

Tatapan tajam sinis yang dilayangkan bapak satpam penjaga gerbang, tukang bersih-bersih, ibu-ibu yang mengintip dari jendela, bahkan anjing tetangga ku, semua terhunus menembus punggung ku.

Aku memang harus pergi dari sini.

Aku tidak membalas lambaian Hoseok yang baru saja keluar dari mobil, aku berjalan mendekat lalu tersenyum sedih.

"Tolong bawa aku pergi, Hoseok-ah"
.
.

"hmm.. maaf kemarin membuatmu marah"

"Iya tak apa-apa" aku berusaha tersenyum.

No Physical (BTS Fan Fiction) #TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang