5. Menghangatkan

46.4K 2.9K 38
                                    

       Yola menarik resleting jaketnya full, dingin semakin menusuk kulit bahkan kakinya terasa mati rasa saking dingin. Viran memang tega! Atau dia saja yang ceroboh karena tidak mengganti pakaian.

Viran masih bersandar di sofa kulit bak raja, membiarkan Yola di pangkuannya. Dia menatap setiap pembalap yang sampai di area finish, tepat di depannya dengan jarak 3,5 meter kurang lebih.

Ada yang turun dari motor dengan heboh bahagia, ada juga yang mengamuk karena merasa di curangi.

Viran mengalihkan tatapan, kini kedua matanya tepat menatap wajah Yola yang gelisah dan agak mengigil samar.

Tanpa kata, sepuluh jemari tangan hanyatnya membelai kaki Yola yang berada di setiap sisi pahanya. Mengusapnya, mengantarkan kehangatan walau setitik.

"Ternyata udara malem sedingin ini, gue sampe ngerasa jari kaki ilang." di tatap prihatin jemari kaki yang mengintip di antara boneka hias sandalnya.

Viran mengusap jemari yang berkutek pink fanta itu. Hangat namun tidak tahan lama.

"Pulang yuk.." Yola melingkarkan lengan ke tubuh Viran, dia tidak sanggup lagi dengan dinginnya.

"Waduh, ke ruangan dong boss.." celetuk Rama sambil meletakan air botol pesanan Viran dan beberapa cemilan agar Yola tidak bosan.

Yola melepaskan pelukannya, menatap Rama dengan senyum canggung. "Cuma dingin kok." balasnya.

"Thanks, Ma." ucap Viran dengan abai soal ucapan Rama.

Yola mengamati sekitar, bahkan ada yang lebih parah dari sekedar pelukan. Di ujung sana ada yang berciuman panas. Pergaulan-pergaulan, kacau sih.

Viran menghentikan usapannya di betis Yola lalu melirik arah pandang yang tengah Yola lihat.

"Pengenkan, hm?" Viran membuka tutup botol dengan cueknya.

Yola melotot lalu melirik Rama yang hanya mengulum senyum geli. "Ngaco! Ayo pul—"

"Di ruangan ada siapa, Ma? Dia kedinginan." jelas Viran yang berhasil memotong ucapan Yola.

"Kosong, gue kunci. Sengaja." jawabnya.

Yola memicingkan mata, sengaja? Hm.. Apa yang ada di pikiran Rama dan Viran? Apa dia akan di jebak, di cekok obat dan sebagainya.

"Ga mau turun?" ulang Viran sambil menjentrikan jari di depan wajah Yola.

Yola mengerjap. "Ha?" beonya kebingungan.

"Turun, lo dinginkan?" alis Viran terangkat sebelah, agak kesal juga dengan tingkah bodoh Yola.

Yola bergegas turun, merapihkan gaun tidurnya yang kusut.

Viran beranjak, meraih jemari Yola, menggenggamnya dan menuntunnya.

"Selamat menghangatkan, boss." canda Rama jenaka.

***

"Menghangatkan dengkulmu!" gerutu Yola setelah menutup pintu.

Yola mengamati ruangan yang hangat ini, begitu bersih dan wangi. Banyak sekali poster yang tertata rapih, gitar bahkan ada dua.

"Ini tempat anak-anak inti kalau kumpul."

Yola menurunkan resleting. "Inti? Maksudnya kayak Rama?" tanyanya.

Viran menyeduh minuman coklat hangat, Yola pasti butuh itu. "Hm. Rama, Haikal, Budi sama Lutfi." di aduk minuman itu.

Yola menatap gelas yang di pegang Viran waspada, apa dia akan pingsan setelah minum itu? Atau terangsang dan sebagainya?

Genting (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang